Sabtu, 27 Maret 2010

Kisah Seorang Wanita yang Bertaubat

Dosa besar yang telah ia perbuat, mengantarkannya pada sebuah pertaubatan yang agung. Ia dirajam di kota Madinah. Taubatnya setara dengan taubat 70 warga Madinah. Bahkan, Rasul pun mensholatkannya. Jangan ragu untuk bertaubat.

Imran bin al-Husain al-Khunza radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa ada seorang wanita dari Juhainah yang datang kepada Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam dalam keadaan hamil karena berzina. Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Aku telah melanggar batas. Maka tegakkanlah hukum terhadapku.” Kemudian Nabi memanggil salah seorang walinya agar memperlakukannya dengan baik. Beliau berkata, “Perlakukan dia dengan baik. Jika ia telah melahirkan maka bawalah dia kepadaku.” Maka ia melakukannya. Nabi pun memerintahkan untuk menghadirkan wanita tersebut. Lalu bajunya diikatkan pada tubuhnya. Lalu beliau memerintahkan agar wanita itu dirajam. Lalu Rasulullah menshalatkannya. Umar radhiallahu ‘anhu berkata kepadanya, “Apakah engkau menshalatkan dia wahai Rasulullah? Sedangkan ia telah berbuat zina?” Rasulullah bersabda, “Ia telah melakukan taubat dengan taubat yang apabila dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, niscaya mereka semua akan mendapatkan bagian. Apakah engkau mendapatkan keadaan yang lebih baik daripada ia yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah?” (HR. Muslim)


Makna di Balik Kata

Dalam riwayat yang dinukilkan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah dari Imran bin Husain radhiallahu ‘anhu, ada seorang wanita yang datang kepada Nabi Shollallahu ‘alayhi wa sallam dalam keadaan hamil karena telah berzina.

Ia pun berkata, “Wahai Rasulullah! Aku telah melanggar had(batas), maka tegakkanlah had (hukuman) terhadapku.” Yakni, aku telah melakukan sesuatu yang mengharuskanku untuk dikenai had (hukuman) maka tegakkanlah had itu terhadapku.

Lalu Nabi memanggil seorang walinya dan memerintahkannya untuk memperlakukannya dengan baik. Apabila ia telah melahirkan, maka hendaklah ia membawanya kepada Rasulullah.

Ketika ia telah melahirkan, walinya membawanya kepada Rasulullah. “Dan Nabi memerintahkannya untuk menghadirkan wanita tersebut,” yaitu bajunya diselimutkan dan diikat agar tidak tersikap auratnya. “Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam, maka ia pun dirajam.” yaitu dilempari dengan batu. Ukuran batu itu tidak besar dan tidak kecil, hingga ia meninggal. Lalu Nabi menshalatkannya.

Beliau mendoakannya dengan doa bagi orang yang telah meninggal. “Lalu Umar berkata kepadanya, ‘Apakah engkau menshalatkannya sedangkan dia telah berbuat zina, wahai Rasulullah?” Sedangkan zina adalah termasuk dosa yang paling besar. Maka Rasulullah berkata, “Ia telah bertaubat dengan taubat yang apabila dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, niscaya merea semua akan mendapatkan bagian.”Yakni, taubat yang luas, seandainya dibagikan kepada 70 orang dimana semua mereka berbuat dosa, niscaya mereka akan mendapatkan taubat itu dan bermanfaat untuk mereka.

“Apakah engkau mendapatkan keadaan yang lebih baik daripada ia yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala?”Yaitu, apakah engkau mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan ini. Yaitu seorang wanita yang datang dan telah membersihkan dirinya, yaitu menyerahkan dirinya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan terlepas dari dosa zina. Tidak ada yang lebih baik dari hal ini.

Pelajaran dari Kisah Ini

Pertama, seorang pezina jika ia seorang muhshan (telah menikah) maka ia wajib untuk dirajam. Ini disebutkan dalam kitab Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan merupakan ayat yang dibaca oleh kaum Muslimin dan mereka hapalkan, mereka pahami dan terapkan. Nabi dan para Khulafaur Rasyidin setelahnya telah melakukan rajam. Tapi Allah dengan kebijaksanaan-Nya telah menghapusnya dari Al-Qur’an secara lafadz dan membiarkan hukumnya berlaku di antara umat ini. Apabila seorang yang muhshan, yaitu yang telah menikah melakukan perzinaan, maka ia akan diraham hingga meninggal. Ia diberdirikan di tempat yang luas. Lalu orang-orang berkumpul dan mengambil batu yang mereka gunakan untuk melemparnya hingga meninggal.

Ini merupakan hikmah Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Yaitu, syariat tidaklah memerintahkan untuk memenggal kepalanya dengan pedang sehingga perkaranya selesai. Tapi ia dirajam agar ia tersiksa dan merasakan pedihnya siksaan sebagai balasan apa yang telah ia dapatkan, berupa lezatnya sesuatu yang haram karena orang yang berbuat zina ini seluruh badannya merasakan nikmatnya sesuatu yang haram.

Karenanya, para Ulama rahimahullah berpendapat untuk tidak menggunakan batu besar. Sebab, ia akan membunuhnya dengan cepat dan ia pun terbebas. Tidak pula dengan batu kecil sekali karena hal itu akan menyakitinya dan lama matinya. Tapi dengan batu yang sedang sehingga ia dapat merasakan sakit kemudian mati.

Apabila ada seseorang yang mengatakan, bukankah Rasulullah telah mengatakan:

“Apabila kalian membunuh maka membunuhlah dengan baik dan apabila kalian menyembelih maka sembelilah dengan baik.” (HR.Muslim)

Membunuh dengan pedang lebih enak bagi orang yang dirajam, daripada ia harus dirajam dengan batu.

Kita katakan, benar Rasulullah telah berkata demikian. Tapi pembunuhan yang baik adalah terjadi apabila karena sesuai dengan syariat. Karena itu, apabila seorang laki-laki yang telah bertindak jahat kepada seseorang, lalu ia membunuhnya dengan sengaja dan memutilasi (membunuh dengan memotong-motong anggota tubuh), maka kita akan memutilasi pelaku kejahatan ini sebelum kita membunuhnya.

Misalnya, jika seorang pelaku kejahatan membunuh seorang. Lalu ia memotong kedua tangannya. Kemudian kedua kakinya, lisannya lalu kepalanya, maka kita tidak membunuh pelaku kejahatan tersebut dengan pedang. Tapi kita potong kedua tangannya, lalu kedua kakinya, lisannya, kita potong kepalanya sebagaimana ia berbuat. Ini termasuk bersikap baik dalam membunuh. Karena sikap baik dalam membunuh adalah dengan sesuatu yang sesuai dengan syariat bagaimanapun keadaannya.

Dalam hadits ini, terdapat dalil yang menunjukkan bolehnya seseorang untuk mengakui dirinya berbuat zina, dengan tujuan untuk mensucikan dirinya dengan penegakan had, bukan untuk membuka kejelekan dirinya. Orang yang membicarakan dirinya bahwa ia telah melakukan perzinaan dihadapan Imam atau wakilnya dengan tujuan agar ditegakkan hukuman atas dirinya maka orang ini tidaklah dicela dan dihina.

Adapun orang yang menceritakan kepada masyarakat bahwa dia telah berbuat zina, berarti ia telah membongkar aib dirinya sendiri. Ia tak akan dimaafkan. Rasulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda :

“Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang mujahir (terang-terangan). Mereka (para sahabat) berkata, “Siapakah orang yang mujahir itu?” Beliau berkata, “Ia adalah orang yang berbuat dosa kemudian Allah tutupi aibnya. Lalu pada pagi harinya ia menceritakannya.” (HR. Muttafaq alaih)

Ada jenis yang ketiga, yaitu orang fasik yang melampaui batas dan tidak punya rasa malu. Ia bercerita tentang ziba dengan bangga, na’udzu billah!Ia berkata bahwa dia pergi ke berbagai negeri untuk berbuat dosa, berzina dengan banyak wanita, dan berbagai kemaksiatan lainnya, dengan rasa bangga.

Orang ini harus diminta bertaubat. Jika ia bertaubat, maka ia akan mendapatkan ampunan. Jika tidak, maka ia dibunuh. Sebab orang yang bangga dengan perbuatan zina, maka sudah pasti ia menghalalkan zina, na’udzu billah! Barangsiapa yang menghalalkan perbuatan zina maka dia adalah orang kafir.

Sebagian orang fasik melakukan hal itu. Yaitu, orang-orang yang karena perbuatannya, kaum muslimin mendapatkan musibah. Banyak orang merasa bangga dengan hal ini. Jika ia pergi ke suatu negeri yang terkenal dengan kefasikan dan tidak ada rasa malu seperti Bangkok dan negeri-negeri yang penuh kekejian perzinaan, homoseksual, khamar dan lain sebagainya, lalu ia pulang menjumpai temannya dan bangga menceritakan apa yang telah dilakukan.

Orang ini, sebagaimana telah dikatakan harus dimintai untuk bertaubat. Apabila ia bertaubat, maka ia diampuni. Jika tidak mau, maka ia dibunuh. Karena orang yang menghalalkan perzinaan dan lainnya diantara perbuatan yang diharamkan secara jelas dan disepakati keharamannya, maka ia adalah orang kafir.

Rincian Taubat Nasuha

Bisa jadi seseorang telah bertaubat dengan taubat yang nasuha (taubat dengan benar), ia menyesal dan berjanji kepada dirinya untuk tidak mengulanginya. Orang ini sebaiknya tidak pergi dan menceritakan tentang dirina. Tapi hendaklah ia merahasiakan perkara itu dan hanya Allah yang tahu. Barangsiapa yang bertaubat maka Allah akan menerima taubat.

Adapun orang khawatir bahwa taubatnya bukanlah taubat yang nasuha dan khawatir jika ia akan kembali pada perbuatan dosa, sekali lagi maka orang ini sebaiknya pergi kepada pemerintah, hakim, dan lainnya, lalu mengaku dihadapannya agar ditegakkan hukuman terhadapnya.

Sumber : diketik ulang oleh Ummu ‘Umar dari Memetik Hikmah dari Telaga Sunnah (Kumpulan Kisah dari Syaikh Utsaimin) oleh Shalahuddin Mahmud as-Sa’id, Pustaka At-Tazkia, 2006 (hal. 181-188)
READ MORE - Kisah Seorang Wanita yang Bertaubat

Apa orang barat kata tentang wanita islam?

Menutup aurat membuka kewanitaan dan kemuliaan. Sebagai contoh R. Stevenson menulis dalam Toronto Star bertarikh 23 Januari, 2002 berhubung etika pemakaian wanita Islam. Beliau berkata, "ketika saya dan rakan-rakan sedang makan malam di sebuah restoran, kami duduk bersebelahan dengan tida orang wanita muda. Tiba-tiba dua orang wanita Islam masuk dengan pakaian yang agak konservatif dan duduk bersebelahan dengan mereka. Kami dapat mendengar ketiga-tiga wanita tadi berbisik-bisik sesama sendiri berhubung kedua-dua wanita Islam itu, 'Mengapa mereka berpakaian seperti itu? Saya simpati dengan mereka!' Ketiga-tiga wanita (barat) itu akhirnya membayar bil dan terus beredar. Mereka memakai seluar yang ketat, skirt yang singkat, kasut bertumit tinggi, gincu yang tebal dan bahagian dada mereka didedahkan secara yang menghairahkan.

Kami alihkan pandangan kami kepada kedua-dua wanita Islam tadi. Tudung mereka yang hitam menzahirkan peribadi mereka yang bersopan santun. Gaya mereka nampak asli. Pakaian mereka, walaupun konservatif, menampakkan sifat kewanitaan yang indah. Berpakaian secara sopan menakutkan wanita barat. Kenapa? Adakah kerana mereka tidak mahu kehilangan hak bagi menunjuk-nunjuk? Selepas kami berbincang berkenaan isu ini, kami merumuskan wanita-wanita Islam berjaya membebaskan diri mereka daripada perangkap fesyen tanpa perlu menunjuk-nunjuk, bersaing, berbelanja lebih dan berdiet bagi menarik perhatian kaum lelaki ataupun wanita. Kami mendapati kedua-dua wanita Islam itu lebih menarik sekiranya dibandingkan dengan ketiga-tiga wanita barat tadi.

Penonjolan seks dalam masyarakat kita sudah menjadi suatau budaya arus perdana sehingga kita menganggap adab dan sopan santun suatu kemunduran. Dalam konteks jangka panjang, apabila kaum lelaki melihat secara yang lebih jauh (mengatasi seluar ketat dan tumit tinggi), mereka akan menyedari perasaan terdesak bagi mendapat perhatianlah (yang menyebabkan wanita-wanita barat begitu ghairah dengan fesyen). Wanita yang mementingkan adab dan kesopanan tidak akan terperangkap dengan suasana yang memperdayakan ini. Mereka berbangga dengan apa yang mereka miliki. Ingatlah ini apabila anda bersimpati dengan wanita-wanita Islam!."

*Quran saintifik oleh dr danial zainal abidin
READ MORE - Apa orang barat kata tentang wanita islam?

KADO UNTUK BIDADARI

25 Maret 2008
Dibawah langit kampus hijau. Awan putih diantara pelapis yang biru. Sesekali hembusan angin menghampiri bak menyampaikan pesan. Diantara penatnya langkah kaki yang kian melangkah, sembari carut marutnya kesibukan setiap orang. Kembali kutepiskan. Kini aku berusaha ‘tuk menghadirkan perasaan indah disetiap ruang didalam hati. Biarkan saja air yang mengalir terus mencari tempat terendah dari muaranya. Huf… aku sebenarnya bosan terus-terusan seperti ini.
“Eh Vin, ngapain loe masih bengong disini”, suara Ocy datang menghancurkan imajinasiku.
“Gak ada tuh, ni lagi merenungi nasib. Malang nian garis hidup ku Cy”
“Haahahahaha, gile loe.. pasti ni gara-gara nilai ujian yang baru keluarkan!? Udahlah…. Gak usah dipikirin kenapa?!” balasnya dengan suara enteng. Aku hanya menoleh sedikit sambil memonyongkan mulut beberapa senti. Ocy emang gitu orangnya, selalu tak merasa ada beban dengan perkuliahannya.
Aahh, sebel. Ujian lagi, ngebuat jimat lagi, deg-deg an lagi, clingak clinguk lagi, nyusun strategi lagi, dan… saat nilai keluar, dalam kekejutan yang sudah sangat biasa, melihat nilai “D” menyapa dengan senyuman sehangat sang mentari pagi. Seraya berkata “ Loe Lagi-Loe Lagi.. Bosan Gue (4L-BG)”. Terang aja, kuliah kedokteran ini menuntutku untuk mengeluarkan tenaga yang lebih, semangat yang lebih, keikhlasan yang lebih, waktu belajar yang lebih, juga menyendiri dengan tumpukan buku yang lebih. Hingga semuanya perlahan-lahan memangkas seluruh waktu untuk kesenanganku.
“Vin, loe dah tau belum. Rina jadian ma bang Asep”, potong Ocy.
“What!!! Yang bener aja. Tuh cowo’ kan rajanya playboy kelas kakap dikota Padang. Kok Rina gak ada cerita-cerita dulu ma kita? ”, timpalku kaget dengan mata terbelalak.
“Gak tau Vin. Paling nanti kalau ada masalah, baru dia nyari kita. Hehehehe” , tambah Ocy lagi.
Rina menurutku anaknya baik, sopan, dan juga pintar. Dia juga anak kesayangan kedua orangtuanya. Rina mungkin sudah masuk dalam urutan ke 14 dari beberapa mantan wanita-wanita yang pernah digaet Bang Asep dikampus ini. Aku jadi kasian dengan Rina. Dia terlalu polos untuk dipengaruhi dengan Bang Asep si Playboy ikan kakap itu. Ini bisa dibilang pacaran pertamanya.
“Tiit..tiit…”, handphone ku menyapa.
“Dari K@rmiEn: Siang&mlm slalu Q nnti jwbmu. Adkh kw ingn mbls cntaQ,hney?”, Hii…. Dasar si karmin norak. Masih juga ngeganggu. Ugh….!
“Ke K@rmiEn: gw pobia ma cwo’, aplg elo! Jgn gnggu gw lg. Ok?”, mesti dibilang berapa kali juga tetep aja gak ada matinya kisanak satu itu.
“Dari K@rmiEn: Tga bgt lo y vin. Glak lo. Tdk smw lki-lkiiii…..”
Argh………!!! Kenapa sih, gak ada cowo’ lain aja yang ngedekatin. Kenapa yang nge-fans cuma orang macam dia. Coba seperti Tino, salah satu aktivis mesjid dikampus. Senyumnya yang selalu terpancar, membuat semua orang berdecak kagum karna keteduhannya. Tino, si wajah bersinar. Ya, si wajah bersinar. Sebutan itu lebih pantas.

5 September 2008
“Happy Birthday”
Selamat pagi dunia. Mulai mengawali hari ini dengan jiwa yang baru dan semangat yang baru. Jangan sebut Vivin yang dulu lagi. Aku mau belajar dari kesalahan, dan berhenti menghakimi. Ada suatu harapan yang harus kuukir disini. Mengajarkan kisah tentang perjuangan, pengorbanan dan kesabaran. Setiap desiran hati ini akan ku jadikan penguat dalam pahatan mahakarya. Karena menjadi besar itu, berawal dari ketika kita berfikir besar. Takkan ku biarkan jiwa yang semakin melemah ini. Wah, sejak kapan ya pandai melankolis?
Ya, diumur yang semakin tua ini (ups..), aku harus lebih bersungguh-sungguh lagi dalam belajar. Kasian ayah dan ibu, banting tulang untuk memenuhi biaya kuliahku yang tidak sedikit ini. Mereka rela mengganti malam menjadi siang, tidak tidur dalam kelamnya malam, demi mencukupi semua yang kubutuhkan. Seandainya dapat dibaca dari tiap tetesan peluh keringat mereka, ada namaku didalamnya, “untuk anakku, Vivin”. Oh… ayah, ibu.. maafkan anakmu ini. Aku pasti akan berhasil. Doctor, Wanna be!!!
Oh iya, aku hampir melupakan kado pemberian Lisna. Lisna, cewe’ jilbaber dikampus kami. Aku dengan Lisna satu tutorial semenjak semester tiga. Tutur bahasanya halus dan santun, ditambah Lisna anak yang cantik, semakin membuat ia terlihat lebih anggun dari teman-teman yang lain. Sebenarnya keinginan untuk menutup rambut hitam dengan balutan kerudung sudah sering singgah didalam hati ini. Hanya saja, aku masih takut ketinggalan mode, dibilang culun, atau bahkan dijauhi teman-teman komplotanku.
Langsung cepat-cepat kubuka bungkusan kado berwarna pink pemberian Lisna. Kubaca sebuah kartu yang bertuliskan tulisan tangan, “ Manakala nilai hidup ini hanya untuk diri kita, maka akan tampak bagi kita bahwa kehidupan kecil dan singkat. Yang dimulai sejak kita memahami arti hidup dan berakhir hingga batas umur kita. Tetapi apabila kita hidup juga untuk orang lain maka jadilah hidup ini bermakna panjang dan dalam. Bermula dari adanya kemanusiaan itu sendiri dan berlanjut sampai kita meninggalkan dunia ini. (Sayyid Quthub, Afraah Ar-ruuh) Met Ultah saudariku, Vivin. Dari sahabatmu Lisnawati”.
Mataku bergidik, kupandang erat-erat kado dari Lisna, sebuah buku. Covernya berwarna putih dan dibawahnya berwarna merah jingga. Dengan sebelah kanannya ada seorang wanita berdiri. Kutatap satu-satu tulisan besar diatasnya.
“Agar Bidadari Cemburu Padamu.”
Rasa penasaranku terus menyelimuti. Yang kutau, bidadari tak perlu merasa cemburu pada wanita dibumi ini, justru kitalah yang seharusnya cemburu karena kemuliaan bidadari. Kubuka acak halamannya,
“Dari HR Ath-Thabrani disampaikan. Aku bertanya,” Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadai yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, ”wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat.”
Aku bertanya,” mengapa wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari?”
Beliau menjawab, “Karena sholat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya diwajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas……”
Tiba-tiba saja bulu kudukku berdiri, serasa ada yang menjadi cambuk bagi diriku. Terakhir sholat saja, mungkin magrib kemaren. Seketika dalam benakku berkata: Aku ingin berubah.
“Tiit…..ttiit…” ups, handphoneku berbunyi. Dan kuharapkan bukan dari si karmin.
“ Dari Ma2x RiN@: nak vivin, rina sjk td pgi, tdk mau kluar kmar. Nak vivin bisa ksni? Ibu btuh bntuan.”
Ada apa lagi dengan Rina. Mungkin saja ini masih ada sangkut pautnya dengan Bang Asep si ikan kakap dari pasar raya itu. Dasar Bang Asep, selalu saja membuat masalah semua orang.

Kutancap kuat-kuat gas kuda besi pemberian ayah. Hujan semakin lebat. Angin yang seperti badai ini terus saja melawan arah putaran rodaku. Aku harus tiba sebelum terjadi hal-hal yang tidak aku inginkan. Suara handphone yang terus bergetarpun sudah tak ku hiraukan lagi. Mungkin dari mamanya Rina.
Sesampainya dirumah Rina. Dengan badan yang masih basah kuyup, aku memutuskan berhenti sejenak didepan teras rumahnya. Kubaca satu-satu SMS yang masuk sejak diperjalanan tadi. Ternyata benar, dari mamanya Rina. Tanganku semakin bergetar, hatiku berkecamuk penuh kekecewaan dan rasa ketidakpercayaan atas apa yang terjadi. Ternyata benar, Rina terlalu berfikir pendek. Aku berharap kedatanganku belumlah terlambat. Tepat didepan pintu rumahnya, sayup-sayup terdengar suara tangis. Hatiku seakan-akan dipenuhi dengan perasaan kalut, sembari bibir ini ingin melafadzkan kalimat, “Innalillahi wainnailaihi roji’un…..”
Belum jadi ku ucapkan salam. Sosok wanita tua keluar dari kamar, mamanya Rina. Juga diikuti dengan anggota keluarga lainya. Dari bendungan air mata, sudah dapat kutangkap pesan dari berita apa yang sedang terjadi. Mereka tidak mengizinkanku masuk kekamar Rina. Kini mamanya Rina mendekatiku, kemudian memberikan selembar kertas.
“Ini, tulisan terakhir Rina…”, sahut mamanya Rina dengan nada yang sebenarnya agak terpaksa untuk bersuara. Ku ambil perlahan kertas yang sedikit berbau amis dengan beberapa bekas bercak tumpahan darah itu..
“Allah bagitu jauh, ataukah aku yang tidak pantas lagi hadir dihadapannya? Aku takut perasaan ini semakin meyelimut hingga aku benar-benar jauh dari-Nya. Aku meringis kesakitan, sebenarnya kini aku menyimpan luka. Mereka semua membenciku, air matakupun juga tak berpihak padaku. Kering sudah harapan, pudar sudah cita-cita, hilang sudah kebahagiaan. Yang tertinggal hanya penyesalan yang mengubah dunia bagai neraka. Dunia begitu kejam, akhiratpun bahkan akan sangat kejam lagi bagi jiwaku. Kemana aduankan bertepi, disaat semua orang hanya memberi kalimat cercaan? Kemana luapan kan membendung hati, disaat aku merasakan Allah begitu jauh. Allah begitu jauh…….. terlalu jauh. Aku memikul sebuah dosa besar, bahkan lebih besar dari bumi dan langit ciptaanNya. Siapa yang akan peduli untuk pasang telinga tentangku? Mereka pasti hanya menghempaskan pandangan jijik.
Ingin rasanya aku akhiri semuanya. Menutup sederetan kisah luka. Malang, babak baru pasti akan menghampiri lalu memvonis jiwa yang kelam ini. Begitu sial begitu malang. Terlintas dalam benakku untuk melakukan dosa-dosa baru. Toh, aku juga nantinya akan masuk kelautan api tersebut.
Ya….aku sudah korbankan kesucian ini, lahir maupun batin. Hingga akihrnya aku hidup dalam kubangan dosa. Kepuasan sesaat yang berujung kenistaan. Yang menghantarkan kesesatan dengan jalur cepat. Pezina! Seperti sambaran guntur. Panas ditelinga. Menusuk kedalam. Setiap terucap, yang kuingat hanyalah pandangan sinis semua orang. Aku benci mereka!
Jasad yang tak memiliki ruh. Sepereti mayat berjalan. Tidak mengharapkan dunia, tidak pula mengharapkan akhirat. Itulah diriku saat ini! Aku justru menjadi aib keluarga dan beban penderitaan baru bagi kedua orangtua ku. Kalau sudah seperti ini, apalagi yang kucari? Menanti susunan kata-kata menyakitkan hingga menjadi puluhan kamus sampai ajalku datang dengan sendirinya? Dan setelah dihembusan nafas terakhir,menantikan hukuman lalu menunggu lahar panas dari Sang pemilik lautan api? Atau berkhayal mendapatkan ampunan tanpa harus menjalani hukuman dari Sang pemilik samudra maaf?
Aku fikir sudah saatnya. Tiada gunanya aku menunda. Lebih baik ku akhiri semua ini dari sekarang. Mengurangi sedikit kepedihan yang selalu menyayat. Merasakan babak baru dengan suasana berbeda, meski akan merasakan siksaan yang lebih kuat. Aku hanya ingin mereka melupakanku, dan berhenti menghina. Memberikan sedikit kelapangan bagi papa dan mama tercinta. Menutup mata rapat-rapat tanpa akan pernah terbuka lagi. Hingga tiba batas waktu bumi ini. Ma.. Pa… I Love You”
“Astaghfirullah……….”, berulang-ulang kuucapkan, walau kalimat itu sebenarnya jarang terlontarkan dari bibir ini. Air mataku terus mendanau. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku menyesali perbuatan Rina. Kehidupan yang begitu mengerikan. Mengapa Rina harus mengambil keputusan untuk meregang nyawanya ditangan sendiri…?
Aku hanya bisa terduduk lemas. Serasa ada yang menyesak hingga ke tenggorokan. Berbagai kenanganku dengan Rinapun berkelebat. Rina, inikah hadiah ulang tahunmu untukku? Tiba-tiba aku menjadi takut dengan kematianku. Aku takut dengan pertanggungjawaban yang harus kuserahkan dihadapan Allah…
Ya Allah…. Aku takut.

26 Januari 2009
Tak terasa air mata jatuh dengan sendirinya membasahi pipi. Tubuh ini seperti dibasahi kesejukan embun. Lagi-lagi aku katakan, inilah keindahan cinta dari Sang Khalik. Puji syukur terus menyelimuti hati. Baru kali ini kegelisahan tertutup oleh ketenangan. Seakan-akan aku mendapatkan keindahan cinta yang tiada tara. Rindu itu merasuk kerongga-rongga hati. Ya, I’am falling in love. Cinta yang membuahkan kebahagiaan. Cinta yang menghasilkan ketentraman. Semuanya menyelimuti menyesak masuk ke dalam otak dari Ciptaan Sang Maha Agung ini. Bibirku tak henti-hentinya melafadzkan kalimat tahmid, bertasbih memuji keRahmanan dan ke RahimanNya…. Segala Puji Bagi Allah!!!
Kutarik nafas dalam-dalam lalu menghelanya panjang. Anugrah yang sangat indah yang kuanggap adalah saat-saat ketika aku mulai berubah dan memulai semua kehidupan dengan yang baru. Yaitu, saat ini. Sungguh besar nikmat yang diberikanNya. Pikiranku melayang jauh, terbang tinggi……
“Tiiit tiiit….”. Ups, anganku lepas.
“Dari LisN@: Aslm. Ukhti sholehah. Kni ksejukn jelitamu tlah trbalut ktduhn snr krudungmu. Hari ini, ukhti trlht lbh cntik. Ttp rndh hti, krn itu adlh pncrn mta hti. I lov u, coz Allah”
Bibirku tersenyum. Aku jadi malu sendiri dengan pujian Lisna. Insya Allah, semoga keteguhan hati ini akan tetap terus terjaga. Kini ku siap yakinkan diriku dan semua orang bahwa, AKU SEORANG MUSLIMAH. Dan, kan kubiarkan kerudung putih ini menemani pada setiap akivitasku.
Aku memutuskan untuk berhenti dari kepenatan hidupku selama ini. Semenjak kejadian itu, hatiku seperti terus berkecamuk tak karuan. Aku membutuhkan ketenangan untuk menjawab kegelisahan ini. Hingga akhirnya, setiap malamku selalu terbayang Rina, juga tempat peristirahatannya sekarang. Sampai suatu ketika, aku mencoba ‘tuk mengambil lagi kado ulang tahun dari Lisna, sebuah buku yang hanya sempat kubaca selembar itu. Entah mengapa, setiap terucap kalimat kematian dan juga akhirat, air mataku terus menetes tak berhenti. Terbayang lagi semua kisah perjalanan detik jam yang selalu kubuang sia-sia. Aku meyesal.
Aku mencoba mengambil air wudhu dan berdiri tegap –untuk pertama kalinya disepertiga malam ini– diatas sajadah. Aku takut hati ini sudah terlanjur mengeras, hingga cahaya itu sukar menembus masuk kemari.
“Lisna, terimakasih ya, kado yang kemaren itu bagus sekali.”
“ Oh…… itu memang kado untuk bidadari seperti anti”, jawabnya tersenyum sambil memegang pundakku. Aku hanya bisa tersenyum. Dan malam itu, dalam hentakan berirama kami gerakkan seluruh anggota tubuh ini menghadap kiblat dengan pandangan yang tunduk. Ya, malam itu terasa penuh hikmat.
Seperti ada pesan persahabatan dari senyum Lisna, dan barulah kuketahui bahwa inilah yang dinamakan, “Ukhuwah Islamiyah”. Ukhuwah yang tidak hanya sebatas dunia, melainkan karena ada kesamaan akidah dan harapan yang ingin dibangun dalam rumah surga. Akan ku kuatkan azzam ini untuk berubah menjadi seorang muslimah sebenarnya. Hingga bidadari dari jendela langit diatas sanapun akan kubuat ia cemburu. Begin with end of mind.
Kini……
Dibawah langit kampus hijau. Awan putih diantara pelapis yang biru. Sesekali hembusan angin menghampiri bak menyampaikan pesan. Diantara penatnya langkah kaki yang kian melangkah, sembari carut marutnya kesibukan setiap orang. Kuukir sebuah cita-cita baru. Aku ingin RidhoNya dalam setiap langkah-langkah kecil ini. Dan, akan kubuat menjadi semakin komplit seluruh anggota tubuh ini untuk bersama-sama merentas sebuah harapan yang sama. Bersama jutaan sel yang sedang bertasbih melaksanakan ibadah mereka. Niat suci itu mengalir memenuhi dalam setiap tubuh, hingga menyesak dalam setiap relung-relung organ tubuh secara keseluruhan. Tidak akan ku biarkan diriku lalai mengingatNya. Dan tak akan aku biarkan setan-setan itu mengambil andil untuk melakukan peredaran di dalam darah ini. Kini aku semakin faham, bahwa tubuh ini adalah milik Allah, otak ini, hati ini, jantung ini, tangan, kaki dan yang lainnya adalah milik Allah. Bagaimana aku dapat menuntut ilmu, jika sekiranya Allah sedang tidak ridho atas waktu-waktu yang aku habiskan bersama dengan tubuh yang Allah titipkan ini. Karena kini ku miliki cita-cita yang baru: I’am a muslimah doctor.
“Jangan lihat pakai mata kepala ukh, tapi coba lihat dengan mata hati ”, bisik Lisna perlahan sambil ketawa kecil, saat sedang praktikum anatomi. Ah, sahabatku yang satu ini. Aku menjadi semakin menyayanginya.
Ya Allah… terimakasih. Engkau telah hadiahkan padaku sahabat-sahabat yang selalu berdzikir kepadaMu. Sahabat yang selalu mengingatkanku padaMu, disaat aku merasa sangat jauh dari hidayah putih nan suci. Sahabat yang mengajarkanku selalu tentang semua jeritan kepiluan agamaMu. Sahabat yang mengajakku menyerukan kebenaran, ketika dunia sibuk dengan hangar bingar histeris hedonis yang mampu memayakan akhiratMu. Menuntunku masuk dalam barisan dakwahMu. Hingga masa muda ini, dapat kuisikan penuh dengan karya cinta, menapak bersama pada ujung kehidupan. Menjadi generasi Ibnu Sina selanjutnya. Yang hanya akan kuserahkan padaMu diatas panji Al-qur’an dan Assunah.
Aku menyesali keputusanmu Rina. Seandainya engkau mau bersabar sedikit atas semua ini, mungkin tidak akan begini jadinya. Selamat jalan sahabat. Semoga Allah mengampuni atas semua salah dan khilafmu.

“Tiit… tiiit….”
Dari 085763082xxx : Aslm. Ukh, slmt dtang dlm ladang dakwah dkmps qt. keep istiqomah. (Tino)

5 September 2009
Teruntuk Sahabatku,
Dalam detik-detik kepergian


Aisyah Amatullah .A
FK. Univ. Baiturrahmah/07
READ MORE - KADO UNTUK BIDADARI

TATTO & ANTING TUKANG SIOMAY ....

"Berhentilah berharap dari org lain dan semua manusia akan menjadi saudara". Pelajaran ini didapatkan dari seorang tukang siomay yg lewat di depan rumah. ia anak muda bertato dengan anting di kupingnya...

Saya menyukai siomay, tetapi terancam batal membeli dari penjual ini gara2 tangannya dan kupingnya. Bagi saya cuma rocker dan semacamnya yg layak bertato dan beranting. Hanya seniman yg layak berambut gondrong dan menguncir rambut. Akan tetapi, kuli bangunan tidak, abang bakso, penual sayur, apalagi pengangguran yg sdg gigih mencari pekerjaan, hrs menyadari kedududkannya. Ia hrs tahu diri dan memakai azas kepantasan.

Terhadap org lain, tiba2 ssaya memasang banyak keharusan. Jika engkau datang hanya utk mengutang, lagakmu hrs sopan dan sempurna. Jangan membantah, jangan membuat gara2. Jika ia tahu maksud kedatanganmu dan lantas bermuka masam karena itu, terimalah. Jika ia menunjukkan superioritasnya krn telah menolongmu, sabarlah. Jka ia membuat humor meski tidak lucu, tertawalah.

Jika engkau cuma seorang pembantu, identitas itu harus kau tegaskan bahkan dari pakaianmu. Jika engkau perempuan, jgn menjadi bersih dan cantik. Kecantikan semacam itu tdk layak bagimu karena hanya memancing komentar, "Dia terlalu cantik utk jadi pembantu." Jadi, pahamilah bagi pembantu, menjadi pintar dan cantik itu suatu kekeliruan. Pembantu harus selalu bodoh dan buruk rupa.

Namun di kehidupan nyata yg lain pemandangan yg lain malah makin nyata sekali. Seorang yg telah dikenal sebagai koruptor adalah orang yg sekaligus dikenal paling dermawan di wilayahnya. Jalan2 kampung dia aspal, tak terhitung tempat ibadah yg menerima sumbangannya. O ya, tak lupa, ia juga membangun rumah ibadah pribadi di kompleksnya sendiri.

Kembali ke tukang siomay. Jika engkau sekedar tukang siomay, hak seperti apa yg membuatmu berani bertato-ria dan memasang anting di kuping? ini sungguh tdk layak. Hanya anak muda kaya dan modern saja yg boleh dilubangi. Hanya mereka yg boleh berdandan semaunya. Engkau tidak. Tato di tanganmu dan anting di kupingmu itu jelas pengingkaran dan ini membuatku menolak siomaymu jika tidak perut dan lidahku ngotot memintanya.

Oo, pasti tukang siomay ini tak lebih dari sama seperti kita, manusia Indonesia yg pada umumnya yg membutuhkan hiburan karena dikepung banyak tekanan. Karena tertekan oleh kemiskinan, seseorang butuh menjadi seolah-olah kuat, keren, dan jagoan. Tatto dan anting itu tak lebih dari aksesori penentram saja, seperti bedak bagi wanita yg mendadak merasa cantik setelah memakainya, seperti gincu bagi bibir yg tiba2 merasa sensual setelah kena polesannya.

Ya sudah... Sayapun menyerah ....
Hebatnya, setelah siomay itu saya kunyah, tak ada rasa tato dan kuping beranting di dalamnya. Ia sangat enak seperti yg saya duga. Jadi, betapa tato dan anting itu tak ada hubungannya dgn makanan, apalagi dgn mutu hidup manusia.
Jadi, izinkan saya memakan siomaymu dengan rasa bersalah ....

Mau siomaynya juga...? silahkan komen dulu..... hehehe.... siomay enaaaak....

READ MORE - TATTO & ANTING TUKANG SIOMAY ....

Maukah kita mencintai seseorang tanpa syarat ?

Dengan Belajar dari pengalaman Bp. Suyatno, membuat kita terhenyak sebentar.. apa itu cinta tanpa syarat ? Bagaimana ia berkorban dan bahagia dalam pengorbanannya ? Sungguh luar biasa cinta yang beliau berikan kepada istrinya.

Semoga kisah ini dapat menjadikan renungan buat kita semua..

Berikut kisahnya :

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum,
untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makansiang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 sajayg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ‘ Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……. . ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu’ .

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya ’sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,kami
rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak,kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baiksecara bergantian’.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.’Anak2ku ……… Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah….. .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian..

sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.’
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan mereka pun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

‘Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan.

Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidupsaya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya
denganhatidan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu
merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya
apalagi dia sakit,,,’

– sekian –
READ MORE - Maukah kita mencintai seseorang tanpa syarat ?

Kalau Banci jadi Pramugari.... (Senyum-Senyum Santai sambil Sruput Ice Tea....)Ledis en jentelmen, bekudis tempel semen, sesuai peraturan penerbangan

Ledis en jentelmen, bekudis tempel semen,

sesuai peraturan penerbangan, jadi eike mawar kasi liat
cara pake itu
sabuk yang ada di pinggang yey,

baju buat mengapung-apung, dan masker oksigen dikala napas
sesek.

Biar yey nantinya bisa selamet, coba sindang diliat dulu
cara pasang
itu sabuk yang melilit di pinggang yey,

cara ngunci biar gak gampang lepas,ngencengin, dan
ngelepasinnya.

Baju ngapung ada di bawah kursi yang yey dudukin, jangan
dipake kecuali
nanti mas kapiten ngajak berenang bareng, yukkkk....

eit jangan lupa, itu barang jangan yey pindah-pindahin yaa
bo..apalagi
dibawa pulang buat pajangan salon.

yang ketauan sama eike, bakalan ditabok kanan kiri atas
bawah depan
belakang,

tinta mawar kan hai...

cara make'nya, itu baju dikalungin di leher yey, ati
ati kekencengan
tar gak bisa napas.

makanya kudu ati-ati deh yah.

Biar bisa ngapung, yey tarik itu pencetan warna mere
delime kayak bibir
halime,

atau yey tipse itu pipa nya.

Kalo nanti keluar lewat jendela darurat, itu baju apung
dikembangin pas
di luar aja deh,

nanti mampet di jendela karena gak muat.

aihh.. ampe kribo tangan eike narikin pencetannya keras
amirr..
gimandang donk nek..


eh , asal yey semua pada tau ya, ini pesawat ada dua pintu
darurat di
depan,

ada dua di belakang, dan ada dua lagi jendela darurat di
tengah-tengah.

Jadi keluarnya jangan rebutan ya...

Kalo nanti tiba-tiba napas sesek dan bukan karena sabuk
yang di
pinggang kekencengan

bukan pula karena salah masang pelampung, masker oksigen
bakalan nongol
dari atas kepala yey,

tarik aje dah trus napas kayak biasa.

kalo ada anak kecil, yey yey yang ude tuwir mesti nolongin
anaknya dulu
baru yey pake sendiri.

kartu gambar biar selamet ada di kantong kursi di depan
yey duduk,

silakan dibaca dan dihayati dengan seksama yaaah..

endang sukamti cintya lamusu, terimakasi God blesss
yuuu... mariii. []


Mengapa Ayam Menyebrang Jalan?

Guru TK:
Supaya sampai ke ujung jalan.

FBI:
Beri saya lima menit dengan ayam itu, saya akan tahu kenapa.

Aristoteles:
Karena merupakan sifat alami dari ayam.

Martin Luther King, Jr.:
Saya memimpikan suatu dunia
yang membebaskan semua ayam menyeberang jalan
tanpa mempertanyakan kenapa.

Plato:
Untuk mencari kebaikan yang lebih baik

Pope:
Hanya Tuhan yang tahu

Kapten James T.Kirk:
Karena dia ingin pergi ke tempat yang belum pernah ia datangi

Freud:
Fakta bahwa kalian semua begitu peduli pada alasan ayam itu
menunjukkan ketidaknyamanan seksual kalian yang tersembunyi.

George W Bush:
Kami tidak peduli kenapa ayam itu menyeberang!
Kami cuma ingin tau apakah ayam itu ada di pihak kami atau tidak,
apa dia bersama kami atau melawan kami.
Tidak ada pihak tengah di sini!

Machiavelli:
Poin pentingnya adalah ayam menyebrang jalan!siapa yang peduli kenapa!akhir dari penyebrangan akan menentukan motivasi ayam itu

Mugabe:
Setelah sekian lama jalan dikuasai petani kulit putih, ayam miskin yang tertindas telah menanti terlalu lama agar jalan itu diberikan kepadanya dan sekarang dia menyebranginya dengan dorongan ayam-ayam veteran perang. Kami bertekad mengambil alih jalan tersebut dan memberikannya pada ayam, sehingga dia bisa menyebranginya tanpa ketakutan yang diberikan oleh pemerintahan

Darwin:
Ayam telah melalui periode waktu yang luar biasa,
telah melalui seleksi alam dengan cara tertentu
dan secara alami tereliminasi dengan menyeberang jalan.

Einstein:
Apakah ayam itu menyeberang jalan atau jalan yang bergerak di bawah
ayam itu, itu semua tergantung pada sudut pandang kita sendiri.

Darwis Triadi:
Karena di seberang jalan, angle dan lightingnya lebih bagus.

Nelson Mandela:
Tidak akan pernah lagi ayam ditanyai kenapa menyeberang jalan!
Dia adalah panutan yang akan saya bela sampai mati!

Thabo Mbeki:
Kita harus mencari tahu apakah memang benar ada kolerasi antara ayam
dan jalan.

Isaac Newton:
Semua ayam di bumi ini kan menyeberang jalan secara tegak lurus
dalam garis lurus yang tidak terbatas dalam kecepatan yang seragam,
terkecuali jika ayam berhenti
karena ada reaksi yang tidak seimbang dari arah berlawanan.

Fox Mulder:
Apakah yang kamu lihat itu benar2 ayam yang menyebrang jalan?

Miyabi:
Ooohh... Aahhh... Yeeahh... Mmmhhh...

Programmer J2EE:
Tidak semua ayam dapat menyeberang jalan,
maka dari itu perlu adanya interface untuk ayam yaitu nyeberangable,
ayam-ayam yang ingin atau bisa menyeberang diharuskan untuk
mengimplementasikan nya
jadi di sini sudah jelas terlihat bahwa antara ayam dengan jalan
sudah loosely coupled.

Sutiyoso:
Itu ayam pasti ingin naik busway.

Soeharto:
Ayam-ayam mana yang ndak nyebrang, tak gebuk semua!
Kalo perlu ya dikebumiken saja.

Habibie:
Ayam menyeberang dikarenakan ada daya tarik gravitasi,
dimana terjadi percepatan yang mengakibatkan sang ayam
mengikuti rotasi dan berpindah ke seberang jalan.


Lt. Scotty (USS enterprise):
Soalnya sinyal buat beam up nggak nyampe situ, jadi dia mesti nyeberang jalan supaya dapet sinyal

Shakespeare:
To die. in the rain. alone

Nia Dinata:
Pasti mau casting '30 Hari Mencari Ayam' ya?

Desi Ratnasari:
No comment!

Ahmad Dhani:
Asal ayam itu mau poligami, saya rasa gak ada masalah mau nyebrang
kemana juga...

Cinta Laura:
Ayam nyebrang jhalaan..?
Karena gak ada owject...biecheeck. ...

Julia Perez:
Memangnya kenapa kalo ayam itu menyeberang jalan?
Karena sang jantan ada di sana!
Daripada sang betina sendirian di seberang sini, yaaahhhh dia kesana
laahh...
Cape khan pake alat bantu terus?

Roy Marten:
Ayam itu khan hanya binatang biasa, pasti bisa khilaf..
(sambil sesenggukan) .

Butet Kartaredjasa:
Lha ya jelas untuk menghindari grebekan kamtib to?

Megawati:
Ayamnya pasti ayam wong cilik. Dia jalan kaki toh?

Harmoko:
Berdasarkan petunjuk presiden.

Gus Dur :
Kenapa ayam nyebrang jalan? Ngapain dipikirin? Gitu aja kok repot!"

Flasher:
Karena pada keyframe tersebut terdapat actionscript yang bertuliskan
perintah 'GoTo And Run' ...

LB Moerdani:
Selidiki! Apakah ada unsur subversif?

Robert Langdon:
Kemungkinan ada konspirasi antara ayam dengan penguasa saat ini. Kita akan pantau jejak ayam di jalan sampai menemukan simbol-simbol yang bisa jadi titik terang

Bill Gates:
Tidak hanya akan ada satu ayam yang menyebrang jalan, akan ada ayam-ayam menyebrang di seluruh jalan di dunia karena kemudahan jalan untuk bisa disebrangi ayam dengan jalan versi 3000!

Putri Diana:
Ayam yang mana di jalan mana? Yang jelas jalanan di seluruh dunia harus dibersihkan dari ranjau darat.

Jose Mourinho:
Ayam itu akan menunggu bola di seberang jalan. Hadang dia dengan dua bek, agar kesulitan untuk menerima umpan.

Jason Bourne:
Apa? ayam itu menyebrang jalan? Sudah kuperintahkan untuk menunggu sampai aku kembali, karena bahaya sedang mendekat.

Aa Gym:
Biarkan ayam itu menyebrang jalan, jangan kita gunjingkan. Karena menggunjing itu dosa. Jagalah hati.

Thomas Alva Edison:
Ayam itu mempunyai keinginan yang kuat untuk sampai ke seberang jalan. Karena untuk menyebrang jalan hanya 1% dibutuhkan bakat, 99% kerja keras.

John F. Kennedy:
Jangan tanyakan apa yang ayam itu lakukan, tapi tanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk ayam itu.

Warren Buffet:
Karena trend pasar sekarang sedang bullish, maka ayam itu menyebrang. Tunggu saja sampai pasar sedang bearish, pasti ayam itu kembali lagi.

Galileo Galilei:
Kecepatan pergerakan ayam ketika menyebrang, tidak bergantung pada berat ayam itu. Semua ayam dengan berat yang berbeda pasti mempunyai kecepatan yang sama ketika menyebrang.

Customer Service:
Selamat pagi, ayam itu pasti ingin ke ATM terdekat. Terima kasih, selamat pagi.

Amrozi:
Kuakui ayam itu memang menyebrang jalan. Tapi itu dia lakukan untuk kebaikan umat manusia di bumi. Jangan salahkan dia.

Saddam Hussein:
Tidak ada yang namanya ayam menyebrang jalan di negara saya. Tapi jika anda akan datang untuk membuktikannya, saya tidak akan mengizinkan.

Kolonel Sanders:
Apa!!! Ada satu ayam yang lolos???

Rhoma Irama:
Yaakh....kharenha bheghithulakh adhanyakh.

Stephen Hawking:
Ayam itu barangkali mengira di seberang jalan ada Black Hole yang bisa tembus ke dunia lain.

Soekarno:
Ia sedang mencari identitas kebangsaannya!

Aburizal Bakrie:
Pasti Ayam Ngungsi Dari Lapindo

SBY:
Ia kurang pengertian dengan kebijakan saya, Dengan ketenangan, kita harus hati-hati,
jangan sampai masalah ini menjadi fitnah dan pembunuhan
karakter ayam, dalam hal ini merupakan kampanye hitam
yang merugikan ayam.

JK:
Ia takut diperdagangkan

Menteri Kesehatan:
Pasti mengidap flu burung

Persepsi dan kognisi bisa memunculkan banyak arti dan pemahaman. Menurut Profesor saya bermain persepsi bisa berbahaya. Faktanya memang begitu, seringkali kita bertengkar karena perbedaan persepsi dan kognisi. Cerita “Kenapa Ayam Menyeberang Jalan” merupakan salah satu contoh bagaimana persepsi dan kognisi orang bisa menghasilkan kesimpulan yang berbeda untuk satu hal yang sama yaitu suatu pertanyaan dengan awalan “Kenapa..”.

Kisah ini semula beredar di kalangan mistikus, gnostikus, pemikir serius, filsuf, ilmuwan, sastrawan, wartawan, jutawan, dermawan, dan para pencari kebenaran lainnya. Di zaman Internet cerita ini beredar dari milis ke milis, dan bisa membuat orang tertawa tanpa mengetahui apa sebabnya. Jika Anda tertarik untuk menambah daftar persepsi dan kognisi menurut versi Anda silahkan isi di bagian komentar tulisan ini.

Cassanova:
Dari seberang jalan, ayam memang terlihat lebih sexy

Deddy Corbuzier:
Saya sudah prediksi ayam itu akan menyeberang

Roy Suryo:
Ini rekayasa, kalau saya teliti dari metadata ayam tersebut bahwa ayam itu telah mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga jadilah dalam tanda kutep ayam yang sempurna. Jadi bahwa ayam ini adalah rekayasa adalah bhenar bahwa 100% ini adalah rekayasa.

Barack Obama:
The Chicken We Believe in! Chicken, Yes We Can !!

Munarman:
Ayam itu menyeberang ke Ahmadiyah???? Hajar!!!!!!!!!!!!!!

Sun Tzu:
Know the chicken, know the road, and you can cross every road

Nobita:
Karena tidak punya "pintu ke mana saja" dan "baling-baling bambu"

Caleg:
Kalau saya terpilih nanti, saya akan memperjuangkan hak-hak ayam untuk bisa menyebrang dengan selamat. Maka cobloslah, eh salah..., contrenglah saya di pemilu nanti

Environmentalist:
Itu karena lingkungan habitat asli ayam-ayam itu telah dirusak oleh pihak-pihak korporasi yg mengeksploitasi sumber daya alam dengan tidak bertanggungjawab!
Maka ayam-ayam itu terpaksa harus menyebrang jalan untuk mencari tempat tinggal baru.
Kami menuntut agar perusakan terhadap alam dan penganiayaan terhadap spesies langka ini dihentikan!

Feminist:
Karena ayam BETINA itu diperlakukan dengan tidak baik oleh ayam JANTAN. Pasti ada masalah kekerasan dalam rumah tangga, atau poligami, atau masalah diskriminasi terhadap BETINA yg lain. Maka Ayam BETINA itu menyebrang jalan untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Tukul Arwana:
Silen Plis, kita coba dengerin dulu dia mau ngomong apa. Ehm, Mas / Mbak Ayam Arwana, kenapa sih, kamu kok menyeberang jalan ?

Pejabat Korup:
Ndak ada itu. Siapa yang bilang ayam itu menyebrang jalan. Harus dibuktikan dulu dong, jangan asal bicara.

Kamtib Dispol pp:
Pasti dia denger bocoran kalo gw ma temen2 mo grebeg tempat mangkalnya, jadi dia keburu kabur nyebrang jalan []



Alasan Aku memecat Skretarisku!

Dua minggu yang lalu adalah ulang tahunku yang ke-35 dan mood ku tidak terlalu baik pagi itu.

Aku turun untuk sarapan dengan harapan istriku akan mengucapkan dengan penuh sukacita “ Selamat ulang tahun suamiku tersayang “ dan mungkin saja dengan sebuah kado ulang tahun untukku. Waktu berlalu dan bahkan dia tidak mengucapkan selamat pagi. Aku berpikir, ya , itulah istriku, tapi mungkin anak-anakku akan mengingat kalu hari ini aku berulang tahun.

Anak-anak datang ke meja makan untuk sarapan, namun mereka juga tidak mengatakan satu patah katapun. Akhirnya aku berangkat ke kantor dengan perasaan kecewa dan sedih.

Ketika aku masuk keruangan, sekretarisku, Janet, menyapaku “ Selamat pagi boss, selamat ulang tahun ! “

Dan akhirnya aku merasa sedikit terobati mengetahui ada seseorang yang mengingat hari ulang tahunku.

Aku bekerja samapai tengah hari dan kemudian Janet mengetuk pintu ruanganku dan berkata “ Apakah anda tidak menyadari bahwa hari ini begitu cerah diluar dan hari ini adalah hari ulang anda, mari kita pergi makan siang, hanya kita berdua “

Aku berkata “ Wow, itu adalah perkataan yang luar biasa yang saya dengar hari ini, mari kita pergi “

Kami berdua pergi makan siang. Kami tidak pergi ketempat dimana kami biasanya makan siang, tetapi kami pergi ketempat yang sepi. Kami memesan 2 botol martiny dan sangat menikmati makan siang kami.

Dalam perjalan pulang kekantor , dia berkata “ anda tahu ini adalah hari yang begitu indah, kita tidak perlu kembali ke kantor kan ? “

“ Tidak perlu, saya pikir tidak perlu “ jawabku.

Lalu dia mengajak saya untuk mampir ke apartemennya.

Setelah tiba di apartemennya, dia berkata “ Boss, jika anda tidak keberatan, saya akan pergi keruang tidur dan melepaskan sesuatu agar lebih nyaman “

Tentu saja sahutku dengan gembira. Dia pergi kekamar tidur dan kira-kira enam menit kemudian dia keluar membawa kue ulan tahun yang besar diiringi oleh istri, anak-anak, dan sejumlah rekan kerja kami sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Aku hanya duduk terpaku disana.

Di sebuah sofa panjang, telanjang tanpa sehelai benangpun……..
READ MORE - Kalau Banci jadi Pramugari.... (Senyum-Senyum Santai sambil Sruput Ice Tea....)Ledis en jentelmen, bekudis tempel semen, sesuai peraturan penerbangan

PERISTISWA PENTING DARI SURAH AL FATH

PERISTISWA PENTING DARI SURAH AL FATH

Mesej Al-Quran merupakan kewajipan asasi bagi setiap muslim untuk diterokai, difahami dan seterusnya diamali didalam hidup ini. Mesej Al-Quran kaya dengan fakta sejarah yang sebenar (Hak) dan lain-lain.

Risalah ini memaparkan fakta sejarah yang diterokai dari “Surah Al-Fath” untuk dimanafaatkan oleh pembaca sekalian dalam usaha menambahkan lagi ilmu pengetahuan.

PERISTISWA PENTING DARI SURAH AL FATH DILIHAT DARI SUDUT SEJARAH

BAAH AR-RIDHWAN

Mengikut ahli sejarah Islam diantaranya Ibn Athir yang mencatit di dalam kitabnya Al-Kamil Fi At-tarikh , Jilid 2, Hlm 86-87 Rasulullah SAW telah keluar dari Madinah berangkat ke Mekah bersama-sama dengan sahabatnya dari kaum Muhajirin, Ansor dan kabilah-kabilah arab lain seramai 1400 orang. Iaitu pada bulan Zulhijjah dengan tujuan untuk mengerjakan ibadat umarah. Baginda membawa bersamanya 70 ekor unta untuk korban.

Rombongan Nabi SAW ini berjalan dan sam[ai di Al-Hudaibiyah kemudian berhenti di situ. Mengikut ahli sejarah Islam, Ibn Hisyam yang tercatit di dalam kitabnya ; Sirah Nabi, Jilid 3 , Hlm 365-367, Rasulullah SAW telah berusaha untuk memberitahu kepada orang-orang Quraisy di Mekah itu bahawa kedatangan baginda bersama rombongannya untuk menziarah rumah suci Kaabah dan bukan untuk berperang.

Baginda telah memanggil Saidina Umar Al-Kattab untuk membawa pesanan baginda kepada orang-orang Quraisy itu maka jawab Saidina Umar : “Wahai Rasulullah SAW, saya khuatir orang-orang Quraisy akan mengambil tindakan ke atas saya. Kerana tidak ada di Mekah ini Bani Adi bin Kaab yang akan melindungi saya.

Orang Quraisy amat tahu bahawa saya memusuhi dan bertindak ke atas mereka. Oleh itu saya cadangkan lelaki yang lebih layak membawa pesanan ini ialah Saidina Othman bin Affan. Maka Rasulullah SAW menjemput Saidina Othman dan memberi pesanan itu.

Saidina Othman pergi ke Mekah. Apabila ke Mekah beliau berjumpa dengan Aban bin Said bn Al-Ass untuk meminta perlindungan (Jiwa) ketika menjalankan tugas itu. Selepas itu Saidina Othman berjumpa dengan Abu Sufian dan pembesar-pembesar Quraisy yang lain serta menyampaikan pesanan Rasulullah SAW itu.

Setelah selesai Saidina Othman menyampaikan pesanan tersebut maka kata Abu Sufian : “Jika kamu ingin tawaf maka tawaflah”. Maka kata Saidina Othman : “Aku tidak akan tawaf sebelum Rasulullah SAW tawaf”.

Dalam suasana demikian tersebarlah berita bahawa Othman telah dibunuh oleh orang-orang Quraisy. Maka berita itu sampai kepada Rasulullah SAW dan pengikutnya. Mengikut ahli tafsir Abi Jaafar Muhammad bin Jurair At-Tabari di dalam kitabnya , Jami Al-bayan Juzu 26, Hlm 85-86 : Rasulullah SAW memanggil semua pengikut-pengikutnya mengadakan baiah Ar-Ridhwan di bawah pohon kayu yang bernama Samrah.

Mengikut ahli tafsir Abi Abdullah bin Muhammad bin Ahmad Al-Ansari Al-Qurtubi di dalam kitabnya, Al-Jami Al-Ahkam Al-Quran, Juzu 6 Hlm 274-275 : Orang Islam yang melakukan Baiah Ridhwan itu seramai 1,400 atau 1,500 orang semuanya menyahut persetiaan tersebut.

Mengikut ahli tafsir Ibnu Khathir di dalam kitabnya Tafsir Al-Quran Al-’Azim, Juzu’ 4 , Hlm 186-188 Rasulullah SAW telah menepuk dua tangan baginda dengan menyeru :

“البيعة , البيعة , اللهم إن عثمان في حاجة الله وحاجة رسول الله له ,

Kamu adalah sebaik-baik manusia di muka Bumi Hari ini, tidak dimasukkan ke dalam Neraka seorang pun mereka yang membuat baiah di bawah pohon ini.”

Berita Rasulullah SAW membuat bai’ah Ar-ridhwan itu sampai kepada orang-orang musyrikin Quraisy. Maka mereka itu amat gerun dengan perpaduan orang Islam yang menyokong Rasulullah SAW yang tidak berbelah bagi lagi.

PERJANJIAN DAMAI HUDAIBIYAH

Mengikut ahli sejarah Islam, Ibnu Hisyam di dalam kitabnya Sirah An-nabi, Jilid 3 , halaman 365-367 kata Ibnu Ishak kata Az-zuhri orang musyrikin Quraisy telah mengutus Suhail bin Amru supaya berjumpa dengan Rasulullah SAW dengan membawa pesanan seperti ini “Datanglah kamu menemui Muhammad, adakan perjanjian damai (as-sulh). Dalam perjanjian damai itu hendaklah dimasukkan butiran-butiran ini”. Pda tahun ini hendaklah dia pulang, demi Allah janganlah dikalangan orang-orang arab bercakap mengatakan bahawa dia berhasil masuk ke tempat ini (mekah) dengan kekerasan”.

Suhail bin Amru datang berunding dengan Rasulullah SAW dengan panjang lebar untuk mendapatkan natijah yang baik daripada perdamaian itu. Rasulullah SAW memanggil Saidina Ali bin Abi Tholib sebagai penulis perjanjian damai Hudaibiyah itu. Orang-orang musyrikin dan muslimin sama-sama menyaksi perjanjian tersebut.

Nabi SAW menyuruh Saidina Ali menulis Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahim, maka kata Suhail, berhenti !, Aku tidak kenal “Ar-Rahman Ar-Rahim”. Tulislah Bismikallahumma maka baginda Rasulullah menyuruh Saidina Ali menulis Bismikallahumma.

Kemudian Rasulullah SAW menyuruh Saidina Ali menulis inilah perjanjian damai di antara Muhammad Rasulullah SAW. Kata orang-orang musyrikin Quraisy, berhenti ! Dan sapu perkataan Muhammad Rasulullah SAW. Jika kami mengakui kamu Rasulullah SAW maka tentu kami tidak memerangi kamu. Sapu olehmu perkataan Rasulullah SAW. Maka Saidina Ali tidak mahu menyapu perkataan Rasulullah.

Mengikut ahli ilmu hadis Muhammad Fuad Abdul Baqi di dalam kitabnya, Al-Lu’lu’ wal Marjan, jilid 2, halaman 244, Rasulullah SAW sendiri menyapu tulisan perkataan Rasulullah SAW dengan tangan baginda sendiri. Kata Suhail tulislah nama kamu dan nama bapa kamu.

Maka baginda Rasul menyuruh Saidina Ali menulis inilah perjanjian damai di antara Muhammad bin Abdullah dengan Suhail bin Amru yang mana isi perjanjian itu adalah seperti berikut :

Pertama : Gencatan senjata selama sepuluh tahun.

Kedua : Jika mana-mana orang Quraisy menyerah kepada Muhammad tanpa izin walinya maka hendaklah dikembalikan kepada wali mereka.

Ketiga : Mana-mana orang Islam pengikut Muhammad menyerah kepada orang-orang Quraisy tidak dikembalikan.

Keempat : Mana-mana dari masyarakat Arab yang ingin mengadakan perjanjian dengan orang Quraisy atau dengan Muhammad dibolehkan.

Kelima : Kita tidak boleh serang menyerang, curi mencuri dan khianat mengkhianati di antara satu sama lain.

Keenam : Tahun ini Muhammad dan pengikutnya hendaklah pulang meninggalkan Mekah menakalah tahun berikutnya boleh memasuki Mekah selama tiga hari. Tidak dibenarkan membawa pedang kecuali pedang yang berada di dalam sarung sahaja.

Mengikut ahli sirah, Abu Hasan Ali Al-Husni An-Nadawi di dalam kitabnya As-Sirah An-Nabawiah halaman 279 setelah selesai perjanjian damai hudaibiyah itu disempurnakan maka Rasulullah SAW berkorban menyembelih unta dan bercukur kepala baginda kemudian diikuti oleh semua pengikut-pengikut Rasulullah SAW.

Para sahabat Rasulullah SAW tidak puas hati dengan isi kandungan perjanjian damai hudaibiyah.

Para sahabat Rasulullah SAW tidak puas hati dengan isi kandungan perjanjian damai hudaibiyah itu kerana dirasakan merugikan umat Islam di samping melihat orang-orang musyrikin Quraisy telah meletakkan syarat yang begitu ketat. Manakala sahabat Rasulullah SAW yang sangat tidak puas hati mengenai perjanjian ini ialah Saidina Umar Al-Khattab. Beliau telah menemui Saidina Abu Bakar As-Siddiq dan berbincang dengan percakapan dialog seperti berikut :

Saidina Umar Al-Khattab : Hai Abu Bakar, bukankah dia Rasulullah ?

Saidina Abu Bakar As-Siddiq : Ya memang !.

Saidina Umar Al-Khattab : Bukankah kita ini muslimin ?

Saidina Abu Bakar As-Siddiq : Ya memang !.

Saidina Umar Al-Khattab : Bukankah mereka itu musyrikin ?

Saidina Abu Bakar As-Siddiq : Ya memang !.

Saidina Umar Al-Khattab : Kenapakah kita mahu direndahkan oleh mereka itu dalam soal agama kita.

Saidina Abu Bakar As-Siddiq : Hai Umar ! Duduklah di tempat kamu, aku bersaksi bahawa dia Rasulullah SAW.

Kemudian Saidina Umar Al-Khattab kembali menemui Rasulullah SAW dan mengulangi semula dialognya dengan Saidina Abu Bakar As-Siddiq tadi dengan nada yang amat kesal, maka Rasulullah SAW menjawab kepada Saidina Umar Al-Khattab dengan sabdanya .” Sesungguhnya aku ini hamba Allah dan Rasul-Nya, aku tidak akan melanggar perintah-Nya dan Dia tidak akan menyesatkan aku !”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepada seluruh sahabat-sahabatnya, “Sabarlah kamu sesungguhnya Allah menjadikan perdamaian ini sebagai sebab zahir agama-Nya”.

Kitab-kitab sumber rujukan :

1. Al-Imam Nasiruddin Abul Khair Abdullah As-Syairazi Al-Baidhowi, tafsir Al-Bisyari, Halaman 677-678.
2. Al-’Alamah As-Syeikh Ahmad As-Sowi Al-Maliki, Hasyiah As-Sowi ‘ala Tafsir Al-Jalalain, Juz 5, halaman 465.
3. Al-Imam ‘Alauddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim Al-Baghdadi, tafsir Al-Khazin, Juz 4, halaman 144-147.
4. Al-Kurtubi, Al-Jami’ li Ahkam Al-Quran, Juz 16, Halaman 216-275.
5. At-Tabari, Jami’ul Bayan, Juz 26, Halaman 85-86.
6. Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Juz 16, Halaman 101.
7. Ibnu Kathir, tafsir Al-Quran al-’Azim, Juz 4, Halaman 186-188.
8. Al-Bukhari, Al-Jami’ As-Sohih, Fi Bab, Syurut fi Al-Jihad.
9. Muslim, Sohih Muslim, Kitab Al-Jihad Wa As-Sir, Bab Al-Sulh Al-hudaibiyah.
10. Abu Hassan ‘Ali An-Nadawi, As-Sirah An-Nabawiah, Halaman 279.
11. Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ wal Marjan, Jilid 2, Halaman 86-87.
12. Ibnu Al-Athir, Al-Kamil fi At-Tarikh, Jilid 2, Halaman 86-87.
13. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Zaad Al-Maad, Jilid 1, Halaman 382-383.
14. Ibnu Hisyam, Sirah An-Nabi, Jilid 3, Halaman 363-367.
4 Jenis Hati

1. Hati Hidup dan Sempurna atau selamat Sejahtera – ialah hati yang tenang diselaputi dengan iman dan dipenuhi dengan cahaya.Yakin dan Ikhlas serta dipenuhi dengan cinta kepada Allah SWT. Mencintai apa sahaja yang Allah Cintai serta Redha kepada Allah SWT.
2. Hati Mati- ialah hati yang dipenuhi dengan kegelapan dan bersifat ganas, seperti rumah yang ditinggalkan dan didiami oleh syaitan, Dipenuhi dengan sifat munafiq, kafir dan maksiat. hatinya adalah seperti hati orang kafir.
3. Hati Sakit- Imannya sentiasa berubah, kadang-kadang menjadi munafiq dan kadang-kadang berminat kepada Islam, Hatinya sentiasa dibelai dengan nafsu, bergelombang dengan fitnah dan tergoda dengan syaitan, ia adalah hati yang terlalu lemah iman.
4. hati yang kosong- apa jua diisi ia tidak membawa apa-apa faedah,tidak mengenal kebaikan dan tidak mengenal kejahatan, apa yang menjadi matlamatnya adalah nafsu semata-mata, inilah hati orang munafiq.
5 Cahaya Ilahi

Hafis Ibnu Hajar R.A dalam Kitab Al-Munabihat menulis Abu Bakar berkata:

Kegelapan adalah lima perkara , Cahaya yang dapat menghilangkan kegelapan tersebut ialah :

1-Orang yang mencintai dunia adalah berada dalam kegelapan cahaya yang dapat menghilang kegelapan tersebut ialah Taqwa kepada Allah Azzawajal.

2-Maksiat adalah kegelapan dan Cahaya yang dapat menghilang dosa maksiat ialah Taubat Nasuha.

3-Kubur adalah Alam Kegelapan, Cahaya yang dapat menerangi Alam Kubur ialah Kalimah La Ila IllAllah ( Tiada Penyembahan dan Ketaatan serta kepatuhan dalam kehidupan manusia dan jin melainkan hanya kepada Allah Azzawajal )

4-Di Alam Akhirat manusia akan hidup dalam serba kegelapan, mereka akan merasa tenang dan cerah apabila Amalan Soleh datang menemani mereka.

5-Kita akan menempuh Sirat Mustaqim dalam keadaan gelap gelita tetapi kita akan merasa tenang menitinya apabila langkah kita ditemani KEYAKINAN kepada Allah semasa hidup di dunia dahulu.
READ MORE - PERISTISWA PENTING DARI SURAH AL FATH

Jumat, 26 Maret 2010

ISLAM BICARA TENTANG SIHAQ (LESBI/LESBIAN)

ISLAM BICARA TENTANG SIHAQ (LESBI/LESBIAN)
Posted by dr.Abu Hana :: أبو هـنـأ ألفردان :: in Fatwa Kesehatan (ألفتاوى في مسائل الطبية). Tagged: dalil lesbian, hombreng, homoseks, homoseksual, hukum lesbi, islam, lesbi, lesbian, sihaq. Leave a Comment | Edit
ISLAM BICARA TENTANG SIHAQ (LESBI)
Penulis Asy-Syaikh Jamal Bin Abdurrahman Ismail dan dr.Ahmad Nida
Sihaq (lesbi) adalah apa yang terjadi antara wanita dengan wanita berupa gesekan dua farji (kemaluan wanita).
A. Definisi Lesbi
Berkata penulis kamus Al-Lisan[1], “kata اَلسَّحْقُ artinya ialah yang lembut dan yang halus, dan مُسَاحَقَةُ النِّسَاءِ adalah kalimat lafal yang terlahir (darinya).”
Ibnu Qudamah [...] http://kaahil.wordpress.com/2009/07/14/islam-bicara-tentang-sihaq-lesbilesbian/
READ MORE - ISLAM BICARA TENTANG SIHAQ (LESBI/LESBIAN)

Wanita Berpakaian Tapi Telanjang

Wanita Berpakaian Tapi Telanjang

Inilah yang kami sedihkan pada kaum wanita saat ini. Zaman sudah semakin rusak. Perzinaan di mana-mana. Pornografi yang sudah semakin marak. Bahkan hal-hal porno semacam ini bukan hanya digandrungi oleh orang dewasa, namun juga anak-anak. Bahkan terakhir ini yang sudah membuat kami semakin geram, tidak sadar-sadarnya wanita dalam berpakaian. Saat ini sangat berbeda dengan beberapa tahun silam. Sekarang para wanita sudah banyak yang mulai membuka aurat. Bukan hanya kepala yang dibuka atau telapak kaki, yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi. Namun, sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan memakai celana atau rok setinggi betis. Ya Allah, kepada Engkaulah kami mengadu, melihat kondisi zaman yang semakin rusak ini.

Kami tidak tahu beberapa tahun mendatang, mungkin kondisinya akan semakin parah dan lebih parah dari saat ini. Mungkin beberapa tahun lagi, berpakaian ala barat yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin. Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah ini.
Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
(HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.
Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.< br />
Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan,

“Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)

Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun,

“Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.

* Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.
* Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.
* Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)

Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.
Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”

Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah:

Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.
Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Jika ancaman ini telah jelas, lalu
kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis?
Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain?
Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi?
Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi?
Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!

Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya!
READ MORE - Wanita Berpakaian Tapi Telanjang

Kalam Al Habib Umar bin Seggaf As Seggaf (Khasiat Istighfar)

Kita teramat dimanja oleh Allah SWT. Sadarkah kita? Curahan kasihnya kepada kita tak tepermanai. Ia menggadang-gadang kehadiran kita di firdaus-Nya. Ya, ia merindukan kita.

Kala kita melesat jauh dari dekapannya, Ia sigap. Ayat-ayatnya segera berseru memanggil kita, sabda-sabda RasulNya akan lantang mengajak kita kembali.

Dan, kala kita terasuki dosa, ia memberikan penawar. Penawar yang sangat mujarab membersihkan ruhani kita dari gumpalan-gumpalan dosa. Penawar itu teracik dan terkemas cantik dalam kalimat-kalimat sakti “istighfar”.

Habib Umar bin Segaf as-Segaf, dalam karyanya, Tafrihul Qulub wa Tafrijul Kurub, mendedah keagungan istighfar dengan mengalirkan seuntai kalimat ringkas sebagai mukaddimah, “Istighfar adalah instrumen pemantik rizki”. Sudah barang tentu, kalimat ini multi tafsir. Dalam pandangan salaf sekaliber Habib Umar, kata “rizki” memuat berjuta makna, ada rizki ruhani, ada rizki ragawi. Wallahu a’lam.

Beliau kemudian melanjutkan kalamnya, “Kitabullah dan hadis-hadis Rasul SAW menyebutkan fadhilah-fadhilah istighfar berulang kali. Diantara fadhilahnya adalah melebur dosa-dosa, menetaskan jalan keluar dari pelbagai persoalan, dan menyingkirkan kegalauan serta kesumpekan dari dalam hati.”

“Memang, kesumpekan dan deraan persoalan, lazimnya berpangkal dari perbuatan dosa. Oleh karena itu, seyogianya diobati dengan istighfar dan taubat yang tulus ikhlas. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa melazimi istighfar, maka untuknya, Allah memberikan kebahagiaan dari kemasyghulan, jalan keluar dari kesulitan-kesulitan, dan Ia akan melimpahkan rizki kepadanya dengan cara-cara yang tak pernah diperhitungkannya.”

Seolah hendak menegaskan, Habib Umar menyebutkan lagi fadhilah istighfar, “Khasiat istighfar adalah menghapus dosa-dosa, memendam aib-aib, memperderas rizki, mengalirkan keselamatan pada diri dan harta, mempermudah capaian cita-cita, menyuburkan berkah pada harta, dan mendekatkan diri pada-Nya.”

“Logikanya, untuk menyucikan baju yang terciprat lumpur, kita bilas dengan sabun, bukan malah didekatkan pada asap-asap tungku. Pun demikian hati kita. Agar kian bersih dan molek, kita poles dengan istighfar, serta kita hindarkan dari lumuran-lumuran maksiat.”

“Dulu kala, seseorang mengadu kepada Imam Hasan Bashri mengenai kekeringan yang melanda negerinya. Sang Imam, dengan kearifannya, memberikan resep sederhana, “beristighfarlah!”. Lalu datang seorang lainnya. Kali ini ia mengeluhkan kefakiran yang terus menggelayutinya. Sang imam memperlakukannya sama dengan yang pertama. Ia memberikan resep istighfar kepadanya. Lalu datanglah orang ketiga. Yang terakhir ini menyambat nestapa bahtera rumah tangganya karena tak kunjung dianugerahi buah hati. Sikap sang imam masih seperti sebelumnya. Ia memberikan resep istighfar. Kepada ketiga-tiganya, Imam Hasan memberikan obat yang sama, yakni istighfar, untuk problematika yang beragam. Ia juga menjelaskan dalil-dalil al-qur’an dan hadisnya kepada mereka.”

“Suatu waktu, kemarau panjang menerpa negeri muslimin. Amirul mukminin, Umar bin al-Khattab tak mau tinggal diam. Ia segera berinisiatif memohonkan hujan. Akan tetapi, bukannya salat istisqa’ yang dicanangkan Umar seperti pada galibnya. Kali ini, ia, seorang diri, hanya melafalkan kalimat-kalimat istighfar.”

“Istighfar Umar bukan sembarang istighfar. Tapi istighfar yang penuh ijabah. Tak lama kemudian, hujan deras menggerojok tanah muslimin. Seseorang yang keheranan langsung melempar tanya, “bagaimana bisa Anda memohon hujan hanya dengan menggumamkan istighfar?”. Dengan enteng, Umar menukasi, “Aku memohon hujan dengan kunci-kunci langit.”

Kalam-kalam Habib Umar benar adanya. Kita perlu memaknainya dengan bijak. Barangkali, berondongan musibah yang mendera tanah tumpah darah kita ini adalah getah dari perbuatan kita sendiri. Tinggal bagaimana kita menyikapi?

Sejatinya, kita membutuhkan figur Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu. Tapi, mengharap sosok Umar, di era seporak-poranda kini, ibarat kerdil merindukan bulan, Sia-sia saja. Jadi, alangkah layaknya bila kita mulai membudayakan taubat dan istighfar di tengah-tengah rutinitas kita. Mari kita basahi bibir-bibir kita dengan istighfar, dengan pengharapan, barangkali Allah SWT berkenan menyetarakan istighfar kolektif kita ini dengan sebiji istighfar Umar bin al-khattab. Astaghfirullah rabbal baraya, astaghfirullah minal khathaya.
Sumber : forsansalaf.com
READ MORE - Kalam Al Habib Umar bin Seggaf As Seggaf (Khasiat Istighfar)

Apa Yang Menghalangimu Untuk belum BERHIJAB ... Saudariku ?

Hijab adalah pakaian wanita muslim yang menutup bagian kepala sampai dengan kaki (termasuk didalamnya jilbab/tudung dan pakaian yang longgar tidak memperlihatkan lekuk tubuh). Bagi orang awam, masalah hijab mungkin dianggap masalah sederhana. Padahal sesungguhnya, ia adalah masalah besar. Karena ia adalah perintah Allah SWT yang tentu didalamnya mengandung hikmah yang banyak dan sangat besar. Ketika Allah SWT memerintahkan kita suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu adalah untuk kebaikan kita dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.

Seperti firman Allah SWT: "Hai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu”.(QS. Al Ahzab:59)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda: "Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, diatas kepala mereka (terdapat suatu) seperti punuk onta yg lemah gemulai. Laknatlah mereka! Sesunggunya mereka adalah wanita -wanita terlaknat."(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad(2/33))

Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah bersabda: “Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, Aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu seperti orang yg membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia dan para wanita yg berpakaian (tetapi ) telanjang, bergoyang berlenggak lenggok, kepala mereka (ada suatu) seperti punuk unta yg bergoyang goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan tidak mendapat baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian."(HR. Muslim, hadits no. 2128).

Dimasa kini banyak alasan atau sebab yang sering dijadikan alasan mengapa para wanita enggan untuk berhijab, diantaranya:

1. Belum mantap
Bila ukhti/saudari berdalih dengan syubhat ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia. Selagi masih dalam perintah manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerimanya. Tapi bila perintah itu dari Allah SWT tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatakan saya belum mantap, karena bisa menyeret manusia pada bahaya besar yaitu keluar dari agama Allah SWT sebab dengan begitu ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut.

Allah SWT berfirman Allah: "Dan tidak patut bagi lelaki mukmin dan wanita mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah SWT dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

2. Iman itu letaknya di hati bukan dalam penampilan luar
Para ukhti/saudari yang belum berhijab berusaha menafsirkan hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam: “Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu tapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian.”(HR. Muslim, Hadist no. 2564 dari Abu Hurairah).

Tampaknya mereka menggugurkan makna sebenarnya yang dibelokkan pada kebathilan. Memang benar Iman itu letaknya dihati tapi Iman itu tidak sempurna bila dalam hati saja. Iman dalam hati semata tidak cukup menyelamatkan diri dari Neraka dan mendapat Surga. Karena definisi Iman Menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah: "keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan". Dan juga tercantum dalam Al-Quran setiap kali disebut kata Iman, selalu disertai dengan amal, seperti: "Orang yg beriman dan beramal shalih....". Karena amal selalu beriringan dengan iman, keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Allah belum memberiku hidayah
Ukhti/saudari yang seperti ini terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Karena bila orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo'akan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang bisa mengantarkannya sehingga mendapatkan hidayah tersebut. Seperti firman Allah SWT: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra'd: 11).

Karena itu wahai uhkti/saudari, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya Anda mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah SWT. Diatara usaha itu adalah berdo'a agar mendapat hidayah, memilih kawan yang shalihah, selalu membaca, mempelajari dan merenungkan Kitab Allah, mengikuti majelis dzikir dan ceramah agama dan lainnya.

4.Takut tidak laku nikah
Syubhat ini dibisikkan oleh setan dalam jiwa karena perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan untuk menikah kecuali jika dia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan dan perhiasan sang gadis. Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat hal; yaitu karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkanlah wanita yg berpegang teguh dengan agama,(jika tidak) niscaya kedua tanganmu berlumur debu". (HR. Al Bukhari, kitaabun nikah,9/115).

5. Ia masih belum Dewasa
Sesungguhnya para wali, baik ayah atau ibu yang mencegah anak puterinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dihadapan Allah SWT pada hari Kiamat. Karena menurut syariat ketika seorang gadis mendapatkan Haidh, seketika itu pula ia wajib untuk berhijab.

6. Orang tuaku dan suamiku melarang berhijab
Dasar permasalahan ini adalah bahwa ketaatan kepada Allah SWT harus didahulukan daripada keta’atan kepada mahluk siapa pun dia. Seperti dalam hadits shahih disebutkan:

"sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebaikan."(HR. Al Bukhari dan Muslim). Dan sabda Rasul dalam hadist lainnya: "Dan tidak boleh ta'at kepada mahluk dengan mendurhakai (bermaksiat) kepada Al-Khaliq." (HR. Imam Ahmad, hadits ini shahih).

Maka dari itu wahai ukhti yang belum berhijab, semoga tulisan ini mejadi pembuka hati yang terkunci, menggetarkan perasaan yg tertidur, sehingga bisa mengembalikan segenap akhwat yang belum menta’ati perintah berhijab, kepada fitrah yang telah diperintahkan Allah SWT.

(Dikutip dari buku terjemahan yg berjudul asli Ila Ukhti Ghairil Muhajjabah Mal Maani'u Minal Hijab? oleh Syaikh Abdul Hamid Al Bilaly).

Wallahu A’lam.

Hj. Dewi Setiani
Penulis berdomisili di Jogjakarta.

kafemuslimah.com
READ MORE - Apa Yang Menghalangimu Untuk belum BERHIJAB ... Saudariku ?

SABAR & ISTIQOMAH KEPADA ALLAH SWT

"SABAR" itu berkah...
"SABAR" itu indah...
"SABAR" itu mulia...
"SABAR" itu sejuk...
"SABAR"itu terpuji...
"SABAR" itu pemaaf...
"SABAR" itu arif & bijaksana....

"Maka Bersabarlah kamu dangan sabar yang Baik" (AL-MA'ARIJ : 5 )

Karna "SABAR" kita bisa mencapai kebahagiaan...
Karna "SABAR" kita meraih kesuksesan...
Karna "SABAR" kita mendapat hidayah...
Karna "SABAR" kita di sayangi...
karna "SABAR" kita dicintai oleh ALLAH & RASUL-NYA...

Sabar itu berat tanpa IMAN...
Sabar itu rumit tanpa ILMU...
Sabar itu resah tanpa tafakur...
Kita tidak akan tahu makna kehidupan tanpa "SABAR" , "SABAR" tidak ada tanpa IMAN & IMAN tidak ada tanpa "ILMU"...

"Jadikanlah SABAR dan SHOLAT mu, sebagai penolongmu, Dan sesungguhnya hal itu amat Berat kecuali bagi Orang-orang yang khusyu'" ( AL-BAQARAH : 45 )

Tanpa IMAN & TAQWA kepada ALLAH SWT tidak akan ada hamba yang sabar akan ujian-NYA.
Karna ujian-NYA lah derjat kita bertambah..
Karna ujian-NYA pula lah kita dapat mengenal makna hidup yang sesungguhnya....

"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi ALLAH adalah kekal. dan sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" ( an-Nahl ; 96 )

"Mereka itu diberi pahala dua kali lipat di sebabkan kesabaran mereka....." ( al-Qashash : 54 )

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (az-Zumar : 10)

"KESABARAN" adalah cerminan sosok pribadi seorang MUSLIM.....^_^
READ MORE - SABAR & ISTIQOMAH KEPADA ALLAH SWT

Kedudukan Wanita Dalam Islam

Berikut ini adalah jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam majalah Al-Jail di Riyadh (Arab Saudi) tentang kedudukan wanita dalam Islam yang disampaikan oleh Syaikh Ibnu Baz.

***

Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada siapa saja yang meniti jalannya sampai hari pembalasan.

Sesungguhnya wanita muslimah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim. Dia akan menjadi madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala dia berjalan di atas petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang dengan keduanya akan menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala hal.

Kesesatan dan penyimpangan umat tidaklah terjadi melainkan karena jauhnya mereka dari petunjuk Allah dan dari ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya. Rasulullah bersabda, “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, di mana kalian tidak akan tersesat selama berpegang dengan keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa’ kitab Al-Qadar III)

Sungguh telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an betapa pentingnya peran wanita, baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan, mapun sebagai anak. Demikian pula yang berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Adanya hal-hal tersebut juga telah dijelaskan dalam sunnah Rasul.

Peran wanita dikatakan penting karena banyak beban-beban berat yang harus dihadapinya, bahkan beban-beban yang semestinya dipikul oleh pria. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya, dan santun dalam bersikap kepadanya. Kedudukan ibu terhadap anak-anaknya lebih didahulukan daripada kedudukan ayah. Ini disebutkan dalam firman Allah,

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14)

Begitu pula dalam firman-Nya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)

Dari hadits di atas, hendaknya besarnya bakti kita kepada ibu tiga kali lipat bakti kita kepada ayah. Kemudian, kedudukan isteri dan pengaruhnya terhadap ketenangan jiwa seseorang (suami) telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Allah berfirman,
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih dan sayang di antara kalian.” (QS. Ar-Rum: 21)

Al-Hafizh Ibnu Katsir -semoga Alah merahmatinya- menjelaskan pengertian firman Allah: “mawaddah wa rahmah” bahwa mawaddah adalah rasa cinta, dan rahmah adalah rasa kasih sayang.

Seorang pria menjadikan seorang wanita sebagai istrinya bisa karena cintanya kepada wanita tersebut atau karena kasih sayangnya kepada wanita itu, yang selanjutnya dari cinta dan kasih sayang tersebut keduanya mendapatkan anak.

Sungguh, kita bisa melihat teladan yang baik dalam masalah ini dari Khadijah, isteri Rasulullah, yang telah memberikan andil besar dalam menenangkan rasa takut Rasulullah ketika beliau didatangi malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama kalinya di goa Hira’. Nabi pulang ke rumah dengan gemetar dan hampir pingsan, lalu berkata kepada Khadijah, “Selimuti aku, selimuti aku! Sungguh aku khawatir dengan diriku.” Demi melihat Nabi yang demikian itu, Khadijah berkata kepada beliau, “Tenanglah. Sungguh, demi Allah, sekali-kali Dia tidak akan menghinakan dirimu. Engkau adalah orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim, senantiasa berkata jujur, tahan dengan penderitaan, mengerjakan apa yang belum pernah dilakukan orang lain, menolong yang lemah dan membela kebenaran.” (HR. Bukhari, Kitab Bad’ al-Wahyi no. 3, dan Muslim, Kitab al-Iman no. 160)

Kita juga tentu tidak lupa dengan peran ‘Aisyah. Banyak para sahabat, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, menerima hadits darinya berkenaan dengan hukum-hukum agama.

Kita juga tentu mengetahui sebuah kisah yang terjadi belum lama ini berkenaan dengan istri Imam Muhammad bin Su’ud, raja pertama kerajaan Arab Saudi. Kita mengetahui bahwa isteri beliau menasehati suaminya yang seorang raja itu untuk menerima dakwah Imam al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab. Sungguh, nasehat isteri sang raja itu benar-benar membawa pengaruh besar hingga membuahkan kesepakatan antara Imam al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab dengan Imam Muhammad bin Su’ud untuk menggerakkan dakwah. Dan -alhamdulillah— kita bisa merasakan hasil dari nasehat istri raja itu hingga hari ini, hal mana aqidah merasuk dalam diri anak-anak negeri ini. Dan tidak bisa dipungkiri pula bahwa ibuku sendiri memiliki peran dan andil yang besar dalam memberikan dorongan dan bantuan terhadap keberhasilan pendidikanku. Semoga Allah melipat gandakan pahala untuknya dan semoga Allah membalas kebaikannya kepadaku tersebut dengan balasan yang terbaik.

Tidak diragukan bahwa rumah yang penuh dengan rasa cinta, kasih dan sayang, serta pendidikan yang islami akan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Dengan izin Allah seseorang yang hidup dalam lingkungan rumah seperti itu akan senantiasa mendapatkan taufik dari Allah dalam setiap urusannya, sukses dalam pekerjaan yang ditempuhnya, baik dalam menuntut ilmu, perdagangan, pertanian atau pekerjaan-pekerjaan lain.

Kepada Allah-lah aku memohon semoga Dia memberi taufik-Nya kepada kita semua sehingga dapat melakukan apa yang Dia cintai dan Dia ridhai. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan sahabat-sahabatnya. (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Baz III/348)

Tidak Suka Dengan Kelahiran Anak Wanita Termasuk Perilaku Jahiliyah

Tanya: Pada zaman ini, kita sering mendengar perkara-perkara yang biasa menjadi bahan perdebatan orang karena ganjilnya. Di antaranya mungkin kita pernah mendengar sebagian orang mengatakan, “Kami tidak suka menggauli istri kami jika yang lahir adalah anak perempuan.” Sebagian lagi mengatakan kepada istrinya, “Demi Allah, jika engkau melahirkan anak perempuan, saya akan menceraikanmu.” -Kita berlepas diri dari orang-orang seperti itu-. Sebagian dari wanita ada yang mendapatkan perlakuan semacam itu dari suaminya. Mereka merasa gelisah dengan perkataan suaminya yang seperti itu. Bagaimana dan apa yang mesti mereka perbuat terhadap perkataan suami seperti itu? Apa nasehat Syaikh dalam masalah ini?

Jawab: Saya yakin apa yang dikatakan saudara penanya adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi. Saya tidak habis pikir, bagaimana ada seorang suami yang kebodohannya sampai pada taraf seperti itu; mengultimatum akan menceraikan isterinya jika anak yang dilahirkannya anak perempuan. Lain masalahnya, kalau sebenarnya dia sudah tidak suka dengan isterinya, kemudian ingin menceraikannya dan menjadikan masalah ini sebagai alasan agar dapat menceraikannya. Jika ini masalah yang sebenarnya; dia sudah tidak bisa bersabar lagi untuk hidup bersama isterinya, dan telah berusaha untuk tetap hidup berdampingan dengannya akan tetapi tidak berhasil; jika ini masalah yang sebenarnya, hendaknya dia mencerai istrinya dengan cara yang jelas, bukan dengan alasan seperti itu.

Karena perceraian dibolehkan asalkan dengan dengan alasan yang syar’i. Akan tetapi, meskipun demikian, kami menasehatkan kepada para suami yang mendapatkan hal-hal yang tidak disukai pada diri isterinya agar bersabar, sebagaimana yang difirmankan Allah, “Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (isteri-isteri kamu), (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)

Adapun membenci anak perempuan, tidak diragukan bahwa itu merupakan perilaku jahiliyah, dan di dalamnya terkandung sikap tasakhuth (tidak menerima) terhadap apa yang telah menjadi ketetapan dan takdir Allah. Manusia tidak tahu, mungkin saja anak-anak perempuan yang dimilikinya akan lebih baik baginya daripada mempunyai banyak anak laki-laki. Berapa banyak anak-anak perempuan justru menjadi berkah bagi ayahnya baik semasa hidupnya maupun setelah matinya. Dan berapa banyak anak-anak lelaki justru menjadi bala dan bencana bagi ayahnya semasa hidupnya dan tidak memberi manfaaat sedikit pun setelah matinya.

Rujukan:
Fatawa Ulama al-Balad al-Haram hal. 519.
Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Baz (III/348).

Sumber: Majalah Fatawa
READ MORE - Kedudukan Wanita Dalam Islam

ORANG-ORANG MISKIN DAN WANITA-WANITA AKHLI SURGA.

Bismillahir Rahmaanir Rahiim,
Assallamu'alaikum wrb.

Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya aku telah melihat surga,lalu aku melihat orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin dan orang-orang Muslim masuk ke dalam surga dgn berjalan cepat .Aku tidak melihat seorangpun yg kaya masuk ke surga bersama-sama mereka,kecuali Abdurrahman bin 'Auf.
Aku melihatnya masuk ke surga bersama mereka dgn merangkak"

KEMUDIAN,Rasulullah Saw menepuk bahu putrinya Fatimah dgn tangannya ,seraya berkata :"Bergembiralah engkau,wahai Fatimah.
Sesungguhnya engkau adalah penghulu para wanita penduduk surga."

Maka Fatimah bertanya,"Bagaimanakah halnya dgn Asiah, istri Fir'aun,dan Maryam, anak perempuan Imran ?

Rasulullah Saw menjawab:"Asiah adalah penghulu para wanita di zaman nya,Maryam adalah penghulu para wanita di zamannya,Khadijah adalah penghulu para wanita di zamannya,dan engkau adalah penghulu wanita di zamanmu.

Sesungguhnya kamu semua berada dlm rumah-rumah terbuat dari emas,tidak ada ganguan dan hiruk pikuk di dalamnya.

SubhanAllah.....
Semoga catatan ini menambah pengetahuan untuk kita semua ya...

wassallam,
READ MORE - ORANG-ORANG MISKIN DAN WANITA-WANITA AKHLI SURGA.

Jagalah Kehormatanmu Wahai Wanita Muslimah......

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuhu…
Bismillaahirrohmaanirrohiim …….

Menjadi laki-laki atau perempuan memang bukan pilihan kita. Tetapi menjadi laki-laki yang baik atau buruk adalah sebuah pilihan dalam genggaman kita. Terlebih-lebih bagi perempuan, mau menjadi wanita shalihat atau ahli maksiat adalah pilihan yang harus diambil.

Dalam setiap tayangan TiVi, dapat dipastikan bahwa wanita senantiasa menghiasi semua program. Iklan-iklanpun bertaburan bintang-bintang wanita sekalipun barang yang dijual tidak ada hubungan sama sekali dengan wanita. Wanita sudah menjadi bagian penting dalam promosi, bahkan komoditi itu sendiri.

Tak jarang, wanita-wanita seperti ini menjadikan profesi bintang publikasi sebagai cita-cita dan tujuan hidupnya karena dengannya popularitas dapat diraih dan duitpun menumpuk di kantong. Untuk mencapai tujuannya ini tak jarang mereka menggunakan segala cara. Tubuh yang Allah anugerahkan untuk dijaga kehormatan dan ditutupi auratnya justru dieksploitasi habis-habisan. Tak sedikit yang kemudian menggadaikannya…

Duhai diri, apa yang akan kau sampaikan di hadapan Rabbmu di hari pengadilan nanti?

Ketika lidah dikunci dan setiap helai rambut menjadi saksi? Tatkala lisan tak berfungsi dan setiap degup hati dimintai pertanggungjawaban?

Itulah sebabnya menjadi wanita shalihat adalah sebuah keharusan. Karena wanita shalihat akan menjadi ibu shalihat dan ibu shalihat saja yang akan melahirkan generasi shalih dan shalihat. Dan hanya generasi shalih-shalihat yang mampu menjadikan dunia seisinya aman dan sentausa dalam ridla Allah SWT.

Oleh karena itu saudariku, tutuplah auratmu agar tak ada mata yang menjadi liar karenanya. Tutuplah dengan sempurna agar tak ada celah bagi setan untuk membeliakkan mata saudara-saudara kita. Lindungi aurat kita dengan santun dan mulia. Bukan ditutup tapi ditonjolkan. Bukan ditutup tapi diketatkan. Bukan ditutup tapi dibelah tinggi.

Tolonglah saudara-saudara lelaki kita agar teduh mata hatinya….

Duhai diri, tak cukup hanya menjilbabi fisikmu. Wajah cantik muslimah pun menggugah selera. Teduhkan wajahmu dengan malu kepada Allah SWT agar setiap senyummu menjadi sedekah, bukan penghias mimpi para jejaka. Jadikan lantunan suaramu sebagai tadzkirah bukan penghias telinga yang membuai para pendengarmu. Setiap sepak terjangmu jadikan jihad di jalanNYA agar barakah setiap amalmu. Siapapun kelak yang menjadi suamimu adalah mukmin shalih yang engkau percayakan sepenuhnya di tangan Rabbmu..

Wahai saudariku muslimah, jagalah kehormatanmu dan bersiaplah menyongsong dunia yang penuh persaingan!

Berjilbab bukanlah halangan untuk maju! Aisyah ra adalah contoh nyata bahwa hijab tidak menghalangi beliau sebagai guru para sahabat radliyyallaahu anhum. Ketinggian ilmu Bunda Aisyah tidak ada tandingannya. Shahabiyah yang lainpun menorehkan tinta emas dalam sejarah panjang kegemilangan Islam. Semuanya dilakukan dengan elegan, bermartabat dan berkualitas. Bukan dengan cara pintas yang menggadaikan harkat dan jati diri kita.

Wahai Ukhti shalihat, melesatlah ke depan memimpin kaum wanita karena di tanganmulah nasib bangsa ini ditentukan melalui generasi yang akan engkau lahirkan. Yakinlah bahwa setiap insan yang terlahir dari rahimmu adalah khalifah yang dinanti oleh dunia yang tengah sekarat ini….

http://www.eramuslim.com/oase-iman/jagalah-kehormatanmu-wahai-ukhti.htm



Pendar cahaya sang bulan hilang tergantikan rintik hujan
mengalun indah iramanya
ajariku bertasbih bersama nada cinta
tapi, terasa sesak dada ini didalamnya
terhanyut kenangan lalu diantara serpihan rasa
aku terlebur sirna karena kehilangan tawadhu
sombongkah aku?
Tiap kali mendengar peringatan darinya yang menyayangiku
dengan tanpa terimakasih malah membantah
merasa paling benar
Oooo Tuhanku,,,
ASTAGHFIRULLAHAL'ADZIIM...
diri ini malu, malu, sungguh malu hingga terasa muka ini menjadi abu
tubuh ini terbakar karena pakaian yang tak seharusnya kukenakan
inilah akibat dari kesombongan
sekarang aku tau itu, aku sadar setelah pengingatnya menampar hingga aku terkapar
bila engkau tau akibat kesombongan itu tak akan mencium bau syurga
masihkah kau mengagungkannya?
Duhai tubuh fanaku...
duhai pembungkus jiwaku,,,
indahmu hanya dipermukaan, dzikirmu hanya hiasan
tanpa isi, dzikir yang terdengung dari bibir
lahir dari nafas-nafas pemburu nafsu
lahir dari jiwa penuh dosa
Allahku...
Bila Kau mintakan aku pertanggung jawaban atas dosa-dosa
aku mohonkan dengan Kemaha pengampunan-MU untuk menghapus nodaku
bila Kau seret aku ke neraka akan kukatakan bahwa aku mencintai-MU
Tuhan...
Ampuni kebodohanku, tunjukilah jalan yang Engkau ridhoi
hingga nyawa ini terpisah dari jasad yang memenjara
dan pertemuan dengan-MU tiba saatnya
kurniakan anugerah untuk menatap wajah-MU
dengan kerinduan yang mendalam
juga cinta yang menghujam
ILAHY..
izinkan aku berubah...



Katakan padaku dimana duri yang melukaimu
hingga buatmu terhenti karena darah yang mengucur
dan membalik arah dari rumahku yang kuyup oleh air rindu
taukah kau taman kita masih basah
juga melati yang kita tanam masih segar
Tak inginkah kau menengoknya barang sebentar?
tiap pagi masih kusempatkan untuk menyiraminya
sampai kuncup itu bermekaran
hanya aku seorang diri bersama sepotong ilusi tentangmu menemani
membayangkan senyumku berbalas pelukan
dan tangan kita bergandeng menuju istana peristirahatan
bersama kita menyanyikan kidung cinta hamba
menunggu datangnya imam kita melakar janji dibawah payung ILAHY
untuk senja yang sinarnya menjingga
baluri mega dengan cahaya cinta
langit hatikupun mengikut irama tasbih angin yang mengalunkan kerinduan
lalu memaksa lidah bunyikan getar pemujaan
aku telah ikhlaskan untuk kata yang terlanjur menjerat sakit
telah kuhilangkan segala sangka yang menikam
yang membuat layu bunga persaudaraan
dan kini tiada ingini yang lain
hanya senyum dan uluran jabat hangat tanganmu
saudariku....


Kidung Pasrah Sang Hamba

Disudut ruang harap
dengan muhasabah mata sembab
menabur benih kasih pada hati yang tersisih
tersamar dalam keterasingan diri
aku semakin hilang...
semua warna semakin jauh dari terang
hanya kepada-NYA Yang Maha Penyayang
kusandarkan rapuhnya raga
kuleburkan diri dalam fananya dunia
hingga terasa kosong
tiada teraba pun tiada terasa
hampakah???
Ooo... Allah kekasih hamba..
rasa apakah ini?
Rasa yang merajai hatiku ini
adakah ini pasrah yang salah?
Gerimis dari bilik hati kian menjadi
bukan hanya dalam hati kini
semakin deras saja berjatuhan kebumi
kala kulantunkan kalam cinta-MU Rabby
terhempasku dalam kerinduan yang semakin menantang
membuat jiwaku tergoncang
di senja yang kian memudar
gemetar tubuh rentan ini menggelepar
karena kedahsyatan-Mu Ya Malikul qudus
teringat kata-MU
"Alladzina aamanu watathomainnu quluubuhum bidzikrillah
alaa bidzikrillahi tathomainnul quluub"
kini kutemukan damai itu
dalam kidung doa pasrah hamba
yang mengharap keridhoan-Mu semata
dengan iringan tasbih sang jingga
lidah kini kelu sudah akan sebutan cinta
hanya ratap lirih tahmid terdengar samar kepermukaan
mengantar keperaduan indah dengan kuntum bunga merekah
tenggelam dalam muhasabah hamba
menciumi keluar masuknya udara
memeluk erat detak nadi yang berbicara
mengagungkan-MU wahai Pencipta Cinta...


*Muhasabah dalam pasrah
READ MORE - Jagalah Kehormatanmu Wahai Wanita Muslimah......