Jumat, 19 Februari 2010

Bakhil

Setiap kali orang yang bershadaqah mengeluarkan shadaqah
Maka ......
Hatinya menjadi mekar dan
Dadanya menjadi lapang
Keadaanya sepeti dibalut baju besi yang longgar
Dia pun merasa gembira dan senang
Andaikata dalam shadaqah tidak hanya itu saja manfaatnya
Tentu dia akan lebih banyak lagi bershadaqah dan segera mengeluarkannya.

Allah berfirman (artinya) :
“Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung" (Al Hasyr : 9)

Abdurahman bin Auf atau Sa’ad bin Abi Waqash biasa berputar-putar di dalam rumahnya dan tidak ada doa yang dia ucapkan kecuali :

Rabbi qiny Syuhha nafsi....
Rabbi qiny Syuhha nafsi....
(Rabbku jagalah aku dari kekikiran diriku, Rabbku jagalah aku dari kekikiran diriku).

Lalu ada seorang bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak berdoa dengan doa selain itu?”. Dia menjawab, “Karena jika aku telah terjaga dari kekikiran diriku, maka aku akan beruntung.”

Ada perbedaan antara kikir dan bakhil. Kikir (as syuh) adalah ambisi untuk mendapatkan sesuatu dengan cara sembunyi-sembunyi, sambil menghitung-hitung berapa yang akan diperoleh dan disertai kerakusan, sedangkan bakhil adalah tidak mau mengeluarkan apa yang telah diraih karena menyukainya dan hendak menguasainya, jadi seseorang kikir sebelum menjadi bakhil.

Bakhil merupakan buah dari kikir dan kikir mengajak kepada bakhil. Kikir terpendam dalam jiwa. Siapa yang bakhil berarti menuruti kekikirannya dan siapa yang tidak bakhil berarti membangkang kekikirannya dan dapat menjaga diri dari kejahatannya. Maka orang seperti inilah yang beruntung.

Orang yang dermawan akan dekat dengan Allah, dengan makluk-Nya, keluarga, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka.

Sedangkan orang bakhil jauh dari Allah, jauh dari makhluk-Nya, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka. Orang yang dermawan akan dicintai, sekalipun oleh musuhnya, dan orang yang bakhil akan dibenci sekalipun oleh anaknya sendiri.

Orang bakhil itu terhalang dari kebaikan
Tidak mau berbuat yang baik dan bajik
Balasannya seperti jenis pekerjaanya yaitu
Dada yang terasa sumpeg...
muram....
murung dan sedih tidak pernah gembira
Hampir-hampir kebutuhannya tidak pernah habis
Dan tuntutannya seakan tidak pernah terpenuhi
Layaknya seperti orang yang mengenakan baju besi
Tangannya terbelenggu ke leher sehingga dia tidak bisa bergerak atau mengeluarkannya
Jika dia hendak mengeluarkannya atau melapangkan baju besi itu
Dia justru merasa dibelenggu baju besi itu.

Begitulah keadaan orang bakhil setiap kali akan mengeluarkan shadaqah, yang akhirnya dia tidak jadi mengeluarkannya karena dihalangi bakhilnya, sehingga hatinya tetap terbelenggu di dalam penjaranya

Biarlah sedikit kalau memang engkau tidak cukup
Sedikit perkataan membawa kesalahan tidak terungkap
Jika sedikit harta sedikit pula temanya
Langit dan duniapun terasa sempit baginya
Dia menjadi linglung sekalipun masih mempunyai keinginan
Dan tidak tahu mana yang lebih baik, belakang atau depan

RENUNGAN:

Dalam shahihain disebutkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata :

“Rasulullah Shalallahu ’alaihi wassallaam mengumpamakan orang yang bakhil dan orang yang bershadaqah, seperti dua orang yang masing-masing mengenakan prisai dari besi atau baju besi, sementara tangan mereka dalam keadaan terbelenggu di dalam baju besi. Setiap kali orang yang bershadaqah mengeluarkan shadaqahnya , maka dia melonggarkan bagian-bagian baju besi di badannya, hingga dia menjadi leluasa. Sedangkan orang bakhil, setiap kali hendak mengeluarkan shadaqahnya, maka setiap bagian dari baju besi itu mengencang."

Abu Hurairah berkata, “Kulihat Rasulullah Shalallahu ’alaihi wassallaam bersabda, sedang jari-jari beliau berada di dalam saku bajunya, Jika kulihat beliau memekarkannya, maka saku itupun tidak menjadi mekar" (HR. Bukhari Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar