Sabtu, 06 Februari 2010

Cahaya Dibalik Derita

Cahaya Dibalik Derita

By: agussyafii

Dalam kehidupan jalan keindahan tidak sepenuhnya lurus dan mudah, semakin indah sebuah tujuan semakin terjal dan berliku jalan yang harus dilaluinya. Itulah sebabnya dalam perenungan jiwa menemukan cahaya dibalik derita. Bagi kita seringkali penderitaan identik dengan sakit, kematian, duka cita dan kesedihan tentunya tidak bisa dipungkiri bahwa semua ini sesuatu yang manusiawi. Sedikit jiwa yang berkenan menggali lebih dalam bahwa setiap penderitaan merupakan tersingkapnya cahaya kehidupan dibalik semua penderitaan.

Ada seorang teman yang suka mampir berkunjung ke Rumah Amalia. Saya suka memanggilnya 'Mas Yan.' Kedatangan senantiasa berkenan berbagi dan menyisihkan shodaqohnya untuk anak-anak Amalia. 'Bukankah Nabi Muhamad mengajarkan kita 'Obatilah orang yang sakit dengan shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana dengan berdoa (HR. Baihaqi)', tuturnya. Bahkan sering ikut belajar mengaji bersama anak-anak Amalia. 'Terkadang saya malu Mas ama anak-anak, sudah tua kok baru belajar mengaji,' lanjutnya.

Bagi Mas Yan yang saya kenal, cahaya kehidupan adalah ikhlas dan kepasrahan kepada Allah SWT. Jalan yang terjang dan berliku telah dilaluinya. Putranya yang berusia sepuluh bulan harus operasi tumor pada penyangga usus besarnya. Padahal sebulan sebelumnya istri Mas Yan baru saja menjalani operasi jantung. Katanya, melihat istrinya yang menjalani operasi jantung karena terkena serangan jantung saya masih kuat. Namun menyaksikan operasi anak saya yang baru berusia sepuluh bulan rasanya saya tidak sanggup. Seminggu sebelum anak saya dioperasi seolah saya benar-benar sudah kehilangan dirinya, tuturnya matanya nampak berkaca-kaca.

Setiap malam Mas Yan senantiasa sholat tahajud. Memohon kesembuhan putranya. Ditengah doanya yang selalu dipanjatkan dirinya selalu membaca 'la haula walakuata ila billah' dia ikhlas atas semua apa yang telah dikehendaki oleh Allah SWT. Jika sehat maka sehatkanlah ya Allah, jika Engkau ingin mengambilnya..aku ikhlas..Ya Allah..'begitu tuturnya, terlihat air mata mengalir, beberapa kali nampak mengusap pipinya yang basah.

Ditengah kegalauan yang dihadapinya ternyata telah mengubah gaya hidupnya, yang dulunya temperamental, Mas Yan bisa lebih arif dan bijak ketika ada masalah di kantornya maupun masalah di rumah. Kebiasaan 'dugem' berkumpul dengan teman-temannya sepulang kerja sudah lama ditinggalkan. Mas Yan lebih suka memilih berkumpul bersama keluarga atau ikut sholat berjamaah di masjid. 'Penderitaan yang saya alami secara bertubi-tubi, saya seperti telah menemukan cahaya yang menuntun saya untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Khaliq.' tuturnya.

Bahkan, katanya. Sebelum bekerja, teman-teman sekantornya turut memanjatkan doa untuk kesembuhan putra saya yang sedang menjalani operasi. 'Saya sampai terharu melihatnya.' 'Besoknya saya menemaninya menjalani operasi. alhamdulillah operasi berjalan dengan baik. Putra saya akhirnya bisa berkumpul kembali sampai sekarang sudah wal afiat kembali.' lanjutnya.

Diakhir perjumpaan saya dengan Mas Yan mengatakan, 'Peristiwa ini, saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga Mas Agus Syafii. Keikhlasan dan kepasrahan kepada Allah SWT yang telah membuat kami sekeluarga menjadi kuat. Itulah Cahaya dibalik penderitaan buat saya.' Subhanallah..Maha Suci Allah....ucap Mas Yan berkali-kali.

--
'Sesungguhnya orang-orang beriman itu ialah orang-orang yang apabila disebut (nama) Allah, gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, maka bertambah iman mereka karenanya. Dan kepada Allah-lah mereka bertawakal'. (Q.S. Al Anfal: 2)


Wassalam,
agussyafii

----
Tulisan ini dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Amalia Satukan Hati (SEHATI)' Hari Ahad, Tanggal 14 Februari 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan komentar anda di http://www.facebook.com/agussyafii atau http://agussyafii.blogspot.com, http://www.twitter.com/agussyafii, atau sms di 087 8777 12 431

Tidak ada komentar:

Posting Komentar