Kamis, 04 Februari 2010

CANTIKNYA ENGKAU DENGAN HIJAB..............

Afwan...ini hanya curahan hati seorang teman,semoga bermanfaat.



Tahukah kamu kenapa saya suka wanita berjilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan, bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini, mulai dari keluar pintu rumah hingga kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tahu? Di kampus tempat saya seharian di sana, di kantor, ke arah manapun saya memandang selalu membuat mata terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, yaitu mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

Melihat ke depan, ada perempuan berlenggok dengan ’seutas tank top‘. Menoleh ke kiri, pemandangan ‘pinggul terbuka’. Menghindar ke kanan, ada sajian ‘celana ketat plus you can see‘. Balik ke belakang, dihadang oleh ‘dada menantang’. Astaghfirullaah, kemana lagi mata ini harus memandang?

Kalau berbicara tentang ‘nafsu’, jelas saya suka. Hal seperti di atas, itu mah kurang merangsang. Tapi sayang, saya tidak ingin hidup ini dibalut oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita, bukan sebagai objek pemuas mata, tapi sebagai sosok yang anggun mempesona, dan kalau dipandang ‘bikin sejuk di mata’. Bukan paras yang membuat mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran ‘ngeres’, dan hati pun menjadi keras.

Andai saja wanita mengerti apa yang dipikirkan seorang laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali, bagi mereka yang mempunyai niat untuk menarik lelaki dengan aset berharga yang mereka punya.

Istilah seksi – kalau boleh saya definisikan – berdasarkan kata dasarnya adalah ‘penuh daya tarik seks’. Kalau ada wanita yang dikatakan seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai, semestinya anda malu. Karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki ‘menelanjangi’ anda, membayangkan anda sebagai objek syahwat dalam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih, dan lebih lagi. Dan anda tahu, kesimpulan apa yang ada dalam benak sang lelaki? Kesimpulannya yaitu anda bisa diajak untuk begini dan begitu, alias ‘gampangan’.

Mau tidak mau, sengaja atau tidak, anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri, yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda menjawab ‘lelaki’, bukan? Betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki di jaman sekarang ini.

“Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya (kain yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada) ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, pasti semua orang akan berebut menerima. Nah, apa bedanya dengan menawarkan penampilan seksi pada khalayak ramai? Saya yakin, siapa yang melihat pasti ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi, saya harus menahan penyiksaan mata ini. Bukan hanya hari ini saja, tapi seperti itulah rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi protes kemana? Apakah saya harus menikmatinya? Tapi saya sungguh takut dengan Dzat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkannya?
Sungguh, suatu dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.

Allah Ta’ala telah berfirman, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’. Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) nampak dari padanya’. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur: 30-31)

Jadi, tak salah bukan kalau saya sering berdiam diri di ruangan kecil ini. Menyendiri dalam kamar, duduk di depan komputer, menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor? Saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tidak bisa mempertanggungjawabkan nantinya. Jadi, tak salah juga bukan, kalau saya paling malas diajak kongkow, jjs, karaokean, ke kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian?

Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita, apakah anda akan selalu dan semakin menyiksa kami sampai tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk, kemudian terpaksa mengambil keputusan untuk menikmati pemandangan yang anda tayangkan?

So, berjilbablah! Karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona, dan tentunya sejuk di mata.

(Dikutip dari ‘Engkau Lebih Cantik dengan Jilbab’ oleh Burhan Sodiq, Samudera Press).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar