Rabu, 24 Maret 2010

Fenomena jaket VS Jilbab

Fenomena jaket VS Jilbab

Biasa, Hasil Copas .... :)

Sungguh suatu pemandangan yang menakutkan bagi para Ikhwah.Para Ikhwah tidak hanya dihadapkan dengan perjuangan dalam menundukkan pandangan terhadap perempuan yang masih ammah, tetapi juga pada akhwat yang jilbaber tetapi sayang jilbabnya itu ditutupi sama jaketnya sehingga terlihat seperti perempuan yang berjilbab tapi cuma sampai leher.Hal ini menyebabkan bentuk tubuhnya kelihatan padahal jilbab itukan fungsinya untuk menutupi aurat sekaligus supaya bentuk tubuhnya tidak kelihatan.

Kabarnya permasalahan ini juga dirasakan oleh para Ikhwah di Jawa, mereka merasa risih melihat Akhwat seperti itu.

Nah gimanani para akhwat para Ikhwah merasa terganggu tu, cuma mereka tidak berani menyampaikannya mungkin takut terkena VMJ (Virus Merusak Jiwa) sama Akhwat yang bersangkutan.

sebenarnya sudah lama ingin posting mengenai hal ini. Terlebih lagi setelah saya mendapatkan informasi bahwa ada ikhwan yang meminta untuk seluruh akhwat tidak lagi menggunakan jaket di luar jilbabnya dengan alasan membentuk tubuh…

Setelah seraching di internet mengenai penggunaan jaket oleh muslimah, ternyata hampir seluruh ikhwan memiliki komentar yang sama yaitu “TIDAK BOLEH” dan bukan hanya di kalangan ikhwan saja, bahkan para akhwat pun ternyata mulai concern terhadap fenomena yang banyak terjadi di kampus-kampus.

seorang ikhwan pernah bertutur " Saya sering mendapati ketika mengisi pelatihan baik peserta maupun panitia, adik-adik angkatan saya, sebagian kecil memakai almamater atau jaket LDK diluar jilbabnya. Sehingga dengan begitu ia akan terlihat sama dengan muslimah lain yang hanya melilitkan kain kecil di kepala. Karena hanya kepala sajalah yang pada akhirnya terlihat tertutup oleh jilbab yang tadinya lebar. Maka sedalam dan selebar apapun jilbab yang dikenakan, itu menjadi tidak berarti ketika, di luarnya ditutup lagi dengan jaket."

Sementara kita tahu salah satu fungsi jilbab itu sebenarnya adalah untuk menyamarkan. Dan fungsi itu menjadi hilang, ketika ada jaket yang melapisinya di luar.

Alangkah lebih bijaknya, jika tetap ingin menggunakan jaket, dikenakan saja di dalam jilbab. Saya yakin alasan kita menggunkan jaket adalah untuk melawan udara dingin, atau kalau sedang berada dalam sebuah acara fungsinya adalah agar panitia atau peserta terlihat seragam, atau alasan lain. Tapi apapun alasannya, itu semua tidak akan terhalang ketika jaket itu dikenakan di dalam jilbab. Kecuali kalau ada yang memakai jaket untuk memamerkan logo, tulisan atau lambang yang tergambar di belakangnya, saya rasa tidak ada ADK yang seperti itu. Entahlah.. kalau ada, mungkin ia penumpang gelap di gerbong da’wah.

Mungkin salah satu alasan lain kenapa jaket itu sering ditemukan berada di luar jilbab adalah karena sulit atau repot jika harus dimasukkan ke dalam. Ya, mungkin memang repot dan menyulitkan jika baru dikenakan ketika telah berada di jalan, di bis, di angkot atau di ruang acara. Tetapi menjadi berbeda jika dikenakan sejak akan berangkat dari rumah.

Ketika ini tidak disikapi dengan baik, ia akan menjadi ‘gaya’ tersendiri dalam ruang da’wah. Kemudian seseorang merasa lebih nyaman, lebih bagus, lebih ………(titik-titik) ketika memakai jilbab yang ditutupi dengan jaket. Ketika adik-adik mahasiswa baru melihat bagaimana cara kakak-kakaknya di Forum dan di Mentoring memakai jilbab, mereka pun lantas meniru, ikut-ikutan menggunakan jaket diluar jilbab. Berhasil. adik-adik mencontoh. tapi bukan itu yang hendak kita transfer ke mereka.
Tentu.. ada hal-hal tertentu yang membolehkan jaket itu berada diluar jilbab, pada kondisi yang benar-benar darurat. Tapi apa..
Saya tidak bermaksud untuk mencari kesalahan, tapi ini hanyalah untuk sekedar mengingatkan saja. Karena permasalahan jilbab adalah permasalahan yang amat krusial, berbeda ketika kita membahas tentang peci atau celana ngatung pada ikhwan. Berbeda sekali.
wallahu a'lam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar