Senin, 01 Maret 2010

Montgomery Watt: Muhammad Nabi dan Negarawan

Sebagai seorang Muslim yang dituntut untuk mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan, penting bagi kita (Muslim) untuk lebih mengenal agama yang kita yakini. Bahkan, keperluan untuk hal ini merupakan sesuatu yang mutlak harus terpenuhi. Meminjam kata-kata Muhammad Husein Haekal, “tidak mungkin orang dapat mengenal Islam dengan baik, jika tidak mengenal sejarah orang yang membawa Islam itu.” Oleh sebab itu, menjadi penting pula bagi kita untuk mengenal sejarah hidup Rasulullah Saw.

Sebagai generasi yang “berpendidikan”, tidaklah cukup bagi kita mengenal sejarah Rasulullah Saw. hanya dari cerita orang-orang tua, atau dari buku-buku yang ditulis oleh para ulama. Penting juga untuk membaca karya-karya tentang Nabi Muhammad Saw. yang ditulis oleh para sarjana orientalis. Salah satu buku yang belum lama ini beredar di tengah-tengah kita adalah buku Muhammad: Nabi dan Negarawan yang ditulis oleh “The Last Orientalist” Montgomery Watt.

Membaca karya-karya orientalis setidaknya akan membuat kita memperoleh wawasan tentang identitas kita sebagai seorang Muslim dari sudut pandang yang berasal dari luar diri kita. Dengan demikian kita dapat mempelajari cara pandang para orientalis terhadap Nabi Muhammad Saw. Tentu saja, membaca karya-karya tersebut memerlukan pikiran yang lebih kritis dan hati yang terbuka untuk melakukan “dialog”. Keterbukaan diperlukan, karena ketika mendengar atau membaca hasil olah pikir dari orang-orang di luar Islam tentang Islam, kita tak akan mendapatkan apa-apa jika dalam pikiran kita sudah terlebih dulu terbentuk suatu “penolakan” karena menganggap (begitu saja) bahwa pandangan mereka lebih rendah daripada kita.

Misalnya ketika kita melihat rekaman video debat teologi antara seorang Muslim dengan seorang non-Muslim tentang otentisitas Alquran sebagai wahyu Alloh Swt. dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Jika kita memandang sebelah mata argumen dari lawan hanya karena ia bukan seorang Muslim, dan di saat yang bersamaan begitu antusias menanggapi sanggahan-sanggahan dari saudara Muslim kita, maka tidak banyak hal yang bisa kita dapatkan. Hal ini sebab kita sudah yakin dengan kebenaran Alquran. Dalam posisi ini, yang sebenarnya mesti kita lakukan adalah “mencoba memahami” jalan pikiran orang yang belum terbuka hatinya untuk menerima Alquran tersebut.

Demikian pula ketika kita membaca karya-karya orientalis, yang dalam tulisan ini saya khususkan pada karya Montgomery Watt di atas. Dari pada berprasangka terhadap karya tersebut, akan lebih baik bagi kita untuk membacanya dengan kepala dingin dan membandingkannya dengan karya-karya serupa yang telah ditulis oleh intelektual Muslim sendiri.

Ketika membaca karya Montgomery Watt, yaitu Muhammad: Nabi dan Negarawan, akan kita dapati sebuah kisah sejarah yang dituturkan dengan disisipi begitu banyak analisis kritis dari penulisnya. Kita pun mungkin menemukan ketidaksesuaian pada beberapa uraiannya dengan sejarah Nabi Muhammad Saw yang kita ketahui selama ini. Agar dapat memahami tulisan tersebut dengan lebih terang, akan sangat baik bagi kita mencermati dua hal. Pertama, latar belakang kehidupan Montgomery Watt sebagai penulis karya tersebut, dan kedua, sudut pandang yang ia gunakan dalam membahas kehidupan Nabi Muhammad Saw.

Sebagai gambaran, Montgomery Watt merupakan seorang pendeta kelahiran Irlandia yang di kemudian hari berjumpa dengan seorang teman Muslim dan memulai ketertarikannya kepada Islam. Sejak saat itulah ia belajar bahasa Arab, untuk kemudian mengkaji Islam, terutama sejarah hidup Rasulullah. Sebagai seorang Orientalis, ia termasuk golongan yang cukup simpatik dalam mengkaji Islam, bahkan terkadang mendapatkan kritik dari para orientalis lain karena terlalu “apologis”.

Dalam menulis buku Muhammad: Nabi dan Negarawan (yang merupakan ringkasan dari dua bukunya yang lain, yaitu Muhammad at Mecca dan Muhammad at Medina) tersebut, Watt mengaku menggunakan paradigma dan metode yang ilmiah. Namun, karena sudut pandang pribadinya, yang tidak mengakui Muhammad sebagai utusan Alloh, maka pembahasan Muhammad sebagai Nabi justru mengalami kelemahannya. Watt cenderung menganalisis dan menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Rasulullah hanya berkaitan dengan kehidupannya sebagai manusia “biasa” dan tokoh sejarah. Ia begitu menghindari untuk menghubungkan peristiwa-peristiwa yang dialami dan keputusan-keputusan yang diambil Nabi Muhammad adalah melalui campur tangan Alloh Swt. Padahal pembahasan Muhammad sebagai seorang Nabi dengan sudut pandang yang demikian justru akan mengeringkan nuansa spiritualitas yang seharusnya ada.

Ada baiknya kita bandingkan analisis Watt (yang sangat sering diselipkan dalam paragraf-paragrafnya tersebut) terhadap sejarah Nabi Muhammad, dengan analisis dari Husein Haekal terhadap topik yang sama dalam Sejarah Hidup Muhammad-nya. Maka, meskipun tanpa melihat siapa penulisnya, dengan mudah akan kita dapati bahwa buku yang kedua lebih komperhensif dan argumentatif dalam pembahasannya. Barangkali hal ini terkait pula dengan karakter Watt yang simpatik dan cenderung menghindari pembahasan yang mendalam pada tema-tema yang sensitif.

Bisa kita ambil contoh, pembahasan mengenai “ayat-ayat setan” yang juga dapat kita dapati dalam berbagai buku sejarah Muhammad Saw. yang pernah ditulis sebelumnya, serta dalam Satanic Verses-nya Salman Rusdy. Watt sendiri, dalam membahas kisah ini tidak terlebih dahulu menganalisis kebenaran dari cerita tersebut, apalagi memberikan bukti-bukti yang cukup memuaskan atau setidaknya argumentatif. Berbeda dengan Husein Haekal, ia menulis tema yang sama dalam satu bab tersendiri yang berjudul Cerita Garānīq.

Masih banyak lagi penggalan sejarah Nabi Saw. dalam buku Watt ini yang bisa kita kritik dan analisis lebih lanjut. Bagaimana pun, perlulah bagi kita untuk membaca berbagai buku dengan sudut pandang yang berbeda, agar pengetahuan kita lebih menyeluruh. Dengan demikian, kita bisa bersikap kritis dan terbuka, dan yang lebih penting, kita bisa mengenal Nabi Muhammad Saw. dengan lebih baik. 
Judul: Muhammad:Nabi dan Negarawan
Penulis: W. Montgomery Watt
Cetakan: Pertama, September 2006
Penerbit: Mushaf
Tebal: xii + 372 hlm
Ukuran: 11.5 x 17.5 cm
Isbn: 979-3731-12-5
Harga: Rp. 50.000
Montgomery Watt merupakan seorang pendeta kelahiran Irlandia yang di kemudian hari berjumpa dengan seorang teman Muslim dan memulai ketertarikannya kepada Islam. Sejak saat itulah ia belajar bahasa Arab, untuk kemudian mengkaji Islam, terutama sejarah hidup Rasulullah. Sebagai seorang Orientalis, ia termasuk golongan yang cukup simpatik dalam mengkaji Islam, bahkan terkadang mendapatkan kritik dari para orientalis lain karena terlalu “apologis”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar