Jumat, 12 Maret 2010

SUAMI-SUAMI TAKUT ALLAH

Kenapa harus memilih suami karena faktor `agama`?

Andakah Perempuan yang;
Mendambakan cinta dan sayang?
Memuja fisik laki-laki prima yang mempesona?
Melirik-lirik seorang laki-laki gagah perkasa?
Berharap materi yang melimpah
Selalu berdo`a mendapat seorang pelindung dan pemimpin yang menaungi setiap saat?
Mencari seorang berakal cerdas, berpikiran logis, dinamis, good looking, open minded dan objektif?
Menyenangi seorang dermawan berjiwa sosial?
Menuhankan romatisme dan asmara?
Mengidolakan laki-laki yang bertanggungjawab penuh terhadap anda?
berkehendak dihormati, diperlakukan dengan baik dan dimuliakan?
Memimpikan menjadi orang paling bahagia di seantero jagad raya?
Bercita-cita menjadi orang paling kaya di dunia?

Caranya:
Carilah seorang laki-laki yang baik agamanya!

Why?!
Seorang laki-laki yang akan mencurahkan seluruh cinta dan sayang hanya kepada istrinya adalah seorang muslim yang yakin dengan keberadaan Allah dan RasulNya. Ketika mengamati ayat 21 surat al Rum, ia menyadari bahwa rasa cinta dan sayang antara suami istri itu adalah dianugerahkan oleh Allah. Untuk meraih anugerah Allah tentu saja ada tiketnya, yaitu taat kepada Allah dengan menjalankan syariat Allah. Maka iapun menjadi imam yang akan menahkodai rumahtangga melaksanakan syariat Allah.

Bukankah seorang muslim yang paham agama adalah seorang laki-laki yang mencintai kebersihan dan memahami bahwa Allah menyukai muslim yang kuat? Maka iapun akan menjadi seorang laki-laki yang berfisik sehat dan kuat! Kalaunpun berfisik kuat, ia tidak akan semena-mena terhadap istrinya. Ia akan tampil sebagai seorang laki-laki yang mampu menahan diri, ketika nafsu amarah menguasainya. Kalaupun istri melakukan kesalahan dan patut diberi pelajaran, ia akan menasehati dengan kalimat-kalimat yang baik. Ketika tidak cukup, ia hanya pisah ranjang, agar istri mau mengambil pelajaran! Kalau masih tidak cukup dengan pisah ranjang, ia baru kemudian memukul istrinya, tapi bukan menyakitkan. Pukulan cukup dengan kayu sebesar siwak yang tidak lebih besar dari ukuran jari kelingking untuk sekedar memukul mentalnya, bukan menyiksa! Karena manusia itu cukup diajari dengan kata-kata, beda dengan binatang yang mesti dipukuli. Istri dinikahi bukan untuk dipukuli!

Seorang muslim yang tangguh, jangankan untuk membela istrinya, bukankah ia adalah seorang laki-laki yang akan siap berjihad di jalan Allah kapanpun?! Ia siap berkorban untuk kebaikan kaum muslimin secara umum dengan mengorbankan nyawa, apatah lagi untuk istrinya! Ia akan berhujan dan berpanas, demi istrinya! Ketika ujian menyapa, maka ia akan bersabar dan menjadi petarung sejati di medan kehidupan yang sangat ganas!

Bukankah seorang lelaki muslim adalah seorang yang giat bekerja untuk mengumpulkan anugerah Allah sebanyak-banyaknya secara halal dan baik. Ketika menyadari tanggungjawab kepada diri sendiri dan keluarga, maka ia akan banting tulang dan peras keringat untuk mengumpulkan anugerah Allah itu! Ia kumpulkan sebanyak-banyaknya, seolah hidupnya akan lama di dunia ini. Ia memiliki perencanaan matang dan ada ekspektasi masa depan yang jelas!

Bukankah seorang yang cerdas adalah seorang yang mampu berpikir lurus dengan akal yang logis, dinamis serta objektif terhadap apapun yang dilakukannya? Ia tidak terbawa perasaan, emosional, dan tidak mudah untuk tergesa-gesa. Berpikirnya terarah dan terukur dengan bimbingan syariat Allah. Pikirannya tunduk dengan batasan syariat Allah, bukan diperbudak oleh hawa-nafsunya yang lebih mendorong untuk subjektif!

Bukankah sudah banyak contoh dalam sejarah islam tentang para lelaki dermawan sekelas Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Umar bin Abdul `Aziz dll., yang ketika memiki harta berlimpah ruah di tangan mereka, justru dihabiskan untuk kemasalahatan kaum muslimin secara umum, dan seluruh makhluq penghuni kolong langit?!

Bukankah para lelaki yang tahu kebutuhan jiwa seorang perempuan, akan mempersembahkan romantisme untuk para istrinya seutuhnya? Logika mereka akan tunduk oleh kehalusan jiwa istrinya, sehingganya di kala berada di rumah, ia akan berlaku ibarat anak kecil yang beghitu manja kepada istrinya. Sedangkan saat berada di luar rumah, ia akan menjadi seorang berwibawa yang sangat disegani! Ia akan memiliki kalimat-kalimat puitis dan prosa yang meluluhkan jiwa perempuan. Ia memiliki pujian dan sentuhan yang akan membuat istrinya melayang tak sadarkan diri. Ketika memenuhi kebutuhan bilogis, ia tidak akan memperlakukan istrinya bagai binatang, tanpa memperdulikan kehausan jiwa istrinya! Ketika ia puas, ia pergi dengan egoisnya dan membiarkan istrinya terkapar dengan hasratnya yang belum tuntas!

Bukankah rumah tangga itu dibangun dengan kesetiaan dan kepercayaan kedua belah pihak? Suami menjadi seorang yang setia kepada istri ketika melakonkan diri di luar rumah. Beghitu juga istri yang menjadi seorang pasangan yang setia saat berada di rumah? Para lelaki sholih akan merasa dirinya selalu diawasi oleh Allah, saat diketahui oleh orang lain ataupun tidak! Karena ketika mereka mengikrarkan akad, mereka telah mengambilnya sebagai pendamping hidup dengan nama Allah dan amanah dari Allah. Laki-laki yang menyadari amanah dari Allah tidak akan pernah mengkhianati istrinya, jadi tidak akan ada perselingkuhan!

Lelaki yang berperangai mulia dan berbudi luhur tidak akan pernah berpikir melakukan hal-hal tercela, rendahan dan terhina! Ia memahami betapa akhlaq yang mulia adalah makanan jiwa yang dibutuhkan oleh dirinya. Ia selalu ingin diperlakukan dengan baik, maka ia tidak akan pernah memperlakukan istrinya kecuali dengan baik. Sebagai seorang berakhlaq mulia, Ia ingin dimuliakan oleh semua orang, maka iapun memuliakan, menghargai dan menjunjung istrinya! Ia akan menjelma menjadi orang-orang yang bersuri teladan tinggi, seolah al Qur`an yang berjalan dan akan memperlakukan istri sesuai dengan tuntunan Al Qur`an!

Yakinkah anda …?
Ketika anda mendapatkan seorang suami sholih, anda akan menjadi the numero uno di seantero jagad ini! Bukankah anda meyakini bahwa al Quran adalah sebuah undang-undang dan tata aturan yang sempurna?! Ketika Al Quran seolah berjalan di muka bumi, maka anda akan menjadi orang paling bahagia dan orang paling kaya di dunia ini!

Ukhti...
Bukankah orang yang paling kaya adalah orang yang merasa kaya dengan diri mereka?!
Bukankah orang yang paling bahagia adalah orang yang kebutuhan jiwanya terpenuhi dengan cukup?

Jadi…
Memprioriatskan memilih pasangan karena faktor "agamanya" bukanlah teori klise dan khayalan tak berwujud! Tapi logis dan riil! Jikalau teori-toeri ini tidak ditemui, maka yang salah bukan konsepnya, tapi lelaki pilihan anda bukan seorang yang mengamalkan agamanya atau sebenarnya ia tidak tahu agamanya!

Tapi…
Anda perlu ingat, no body is perfect!
Namun, bermimpilah bahwa anda akan mendapatkan seorang yang mendekati sempurna dan `klik` dengan anda!

Semoga anda menemukannya!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar