Hati adalah sebagaimana yang dimaksudkan di dalam sabda Rasulullah SAW;
"Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging. Apabila ia baik, maka baiklah seluruh jasad tersebut. Namun, apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad tersebut. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati."
(Hadis Riwayat Muslim)
Nah, sebagaimana hati adalah tempat ketergantungan untuk organ-organ lain berfungsi, maka hati adalah ketergantungan seperti yang disebut dalam hadis di atas; "apabila ia baik, maka baiklah seluruhnya..", "apabila ia rusak, maka rusaklah seluruhnya.."
UKHTI, JAGA HATI DAN SUARA KALIAN
Maka, dalam satu organisasi mahupun sebuah jemaah, yang perlu diawasi adalah hati. Yang perlu dijaga adalah hati. Jangan gunakan hati dengan sesuatu yang tidak seharusnya. Dan dalam menjaga hati, adalah dengan menundukkan pandangan serta menjaga suara dalam berbicara.
Wahai ukhti FILLAH,
Terkadang saya tidak boleh menyalahkan kalau ada di antara wanita yang aktif dalam organisasi memiliki sifat yang lemah lembut. Kamu tahu wanita ini sudah sifat dominant dalam dirinya itu adalah MANJA. Suara juga lembut. Janganlah dilunakkan lagi, ya ukhti. Suara kamu itu sungguh memukau. Menggetarkan hati mereka yang bergelar lelaki. Sungguh. Suara kamu biarpun tidak semerdu Siti Nurhaliza mahupun Kris Dayanti, sudah cukup merdu bagi mereka. Kamu tidak perlu lunakkan lagi.
Terkenang dengan satu usrah muslimah yang saya ikuti sekitar seminggu yang lepas, pemateri itu saya memanggilnya kakak yang kira-kira tua 5 tahun berbanding saya. Dia menceritakan, pernah dalam satu mesyuarat dalam satu jemaah, seorang perempuan berbicara penuh lembut. Makin lama, makin lunak. Makin manja suaranya. Kamu tahu, waktu itu semua lelaki yang hadir sudah tak tertahan. Tidak senang duduk. Lantas seorang lelaki memotong kata-kata seorang akhwat itu penuh berani;
"Tolong ukht! Tolong dipertegas suaranya!!"
Semua yang ada terdiam. Terkesima. Selesai mesyuarat semuanya, wanita itu terus menangis. Mungkin dari cerita yang disampaikan oleh kakak itu, kita boleh ambil pengajarannya. Terkadang, saya ingin bersuara, menegur kaum saya sendiri. Tidak perlulah kalian berlemah lembut di hadapan mereka yang berbeza jantinanya dengan kita. Tidak perlu kalian takut dikatakan sombong. Tidak perlu meluahkan isi hati di mana-mana yang seharusnya tidak perlu diluahkan. Jaga diri. Jaga hati. Hati itu maruah kita, ukhti.
Saya sayang kalian, kerana itu menyatakan ini di sini. Saya mengatakan ini bukan kerana saya adalah seorang muslimah yang sudah menjaga diri sebaik-baiknya. Saya mengatakan ini adalah kerana diri saya seorang wanita seperti kalian. Adakalanya, 'hati' kita tidak perlu diluahkan kepada sesiapa. Apa sahaja yang ingin kalian bicarakan terutamanya melibatkan soal hati, maka pendamlah. Simpan baik-baik dalam hati. Biar hanya kamu dan Dia yang mengetahui. Adakalanya, kita perlu bertegas seperti singa dalam situasi tertentu. Jangan terlalu perlihatkan 'hati' kita. Tidak perlu pada saya. Sekali lagi saya katakan, hati itu adalah maruah kita.
Mengapa? Mengapa mahu bersusah-susah menjaga hati?
"Dan sekiranya Kami menghendaki nescaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah)..." (Al-A'raf: 176)
AKHI, JAGA HATI DAN MATA KALIAN
Wahai dai'e yang saya hormati, siapa pun kamu, apa saja fikrah kamu, selagi kamu percaya bahwa kamu adalah seorang dai'e yang membawa Al-Quran dan Sunnah, saya hormat sama kamu. Dan ketahuilah, imej keislaman pada diri kamu itu akan dihormati oleh sesiapa pun. Maka jagalah hati kamu. Bagaimana dengan menjaga hati? Adalah dengan menjaga mata. Kalian yang harus melawan mata agar tidak tercemar dengan debu-debu yang sepatutnya tidak kalian perlihatkan.
Dalam sebuah jemaah, kalian adalah pemimpin. Apa yang diperselisihkan, kalian adalah orangnya yang menjadi pemutus akan hal dengan cara yang bijaksana serta profesional. Berbanding dengan wanita, kalian lebih menjaga emosi dari diperlihatkan, dipertontonkan. Kalian lebih banyak menggunakan akal sebaik-baiknya berbanding dengan wanita yang lebih mudah diserang emosi semaunya.
Maka, kebersamaan dalam menjalankan amanah ini, adalah dengan menjaga batas. Saya pernah bertugas di dalam jemaah Malaysia dan Indonesia. Pujian yang harus saya kemukakan pada jemaah Indonesia adalah mereka mesyuarat dengan menggunakan hijab. Ya, hijab. Saya kagum. Walaupun suara bisa didengar, namun mata sudah terjaga. Sekurang-kurangnya ia adalah sedikit mencegah sebelum nantinya payah untuk dilakukan rawatan.
Dan dalam bertugas, cegahlah semaunya. Elaklah semaunya dari berhubung menggunakan telefon. Berbicara di telefon sama seperti kamu berbisik ke telinganya. Suara begitu jelas kedengaran. Saya sebagai wanita, mungkin tidak pernah 'terpana' dengan mana-mana suara lelaki kerana wanita merasakan itu hal yang biasa. Masalahnya adalah kalian. Seburuk mana suara wanita, kalian juga mengatakan merdu. Maka, jagalah hati kalian. Jangan sampai hati kalian terusik gara-gara suara wanita. Dan, kadang-kadang wanita tidak suka dihubungi apatah lagi sekiranya dihubungi pada waktu-waktu istirahat dan beradu oleh berlainan jantina.
Islam itu adalah mencegah daripada mengobati.
"Prevention is better than cure" - Cegah hati dari diserang penyakit-penyakit hati.
Sekian, salam hormat dan salam perjuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar