Kamis, 15 April 2010

MEMILIKI GURU YANG KAMIL MUKAMIL

Hujjatul Islam Al Ghazali berkata: “Murid” pasti membutuhkan Syaikh dan guru yang dijadikan panutan agar menunjukan padanya jalan yang lurus . Karena sesungguhnya jalan agama itu samar. Sedangkan jalan-jalan syetan itu banyak dan jelas. Siapa saja yang tidak memiliki guru, maka syetan pasti akan menuntunya menuju jalan-jalan syetan. Siapa saja yang menyusuri jalan pedalaman gurun yang merusak pengamanan, maka ia telah membahayakan dirinya sendiri dan menghancurkanya. Orang yang menyendiri (tanpa guru) bagaikan pohon yang tumbuh sendiri. Ia akan kering dalam waktu dekat. Andaikan pohon itu bisa bertahan dan berdaunan, maka ia tidak akan berubah.”( Ihya’ Ulumuddien/III/hal.81).

Syaikh Abul Qasim Al Qusyairiy berkata, “Kemudian yang wajib atas seorang murid untuk bertatakrama dengan seorang guru. Jika ia tidakmemiliki guru, maka ia tidak akan sukses selamanya. Bagaimana tidak, sedangkan Abu Yazid dengan segala kelebihanya berkata:’Siapa yang tidak memiliki guru, maka syetan menjadi imamnya.”(Ittihafus Saadaatil Muttaqiin Juz VII hal. 371).

Dengan memiliki seorang ‘guru’, seorang akan mendapat pantauan serta pengawasan spiritual dari Sang Guru sebagaimana pengawasan seorang ibu terhadap anaknya. Sebaliknya, jika ia tidak bernaung di bawah bimbingan seorang guru, maka ia bagaikan seorang buta yang masuk di tengah hutan belantara. Tentunya sangat kecil kemungkinanya ia akan melewati hutan tersebut dengan selamat.
Maka yang terpenting bagi kita adalah seseger amungkin bergabung dengan Guru Kamil Mukamil. Yaitu Guru yang mampu mengantarkan kita whusul kepada Allah dengan aman dan mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar