Sebelum memeluk Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum Quraish. Beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali. Tetapi, setelah masuk Islam, belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas. Sehingga ada kisah, Pada malam hari, Umar bermabuk-mabukkan sampai Subuh. Ketika waktu Subuh tiba, beliau pergi ke masjid dan ditunjuk sebagai imam. Ketika membaca surat Al-Kafirun, karena ayat 3 dan 5 bunyinya sama, setelah membaca ayat ke 5, beliau ulang lagi ke ayat 4 terus menerus. Akhirnya, Allah menurunkan larangan bermabuk-mabukkan yang tegas.
Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.
Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur'an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur'an tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
Umar adalah salah seorang yang ikut pada peristiwa hijrah ke Yatsrib (Madinah) pada tahun 622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia adalah salah seorang sahabat dekat Nabi Muhammad SAW
Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad.
Setelah sakit dalam beberapa minggu, Nabi Muhammad SAW wafat pada hari senin tanggal 8 Juni 632 (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah), di Madinah.
Persiapan pemakamannya dihambat oleh Umar yang melarang siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Ia berkeras bahwa Nabi tidaklah wafat melainkan sedang tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan kembali sewaktu-waktu. (Hayatu Muhammad, M Husain Haikal)
Abu Bakar yang kebetulan sedang berada di luar Madinah, demi mendengar kabar itu lantas bergegas kembali. Ia menjumpai Umar sedang menahan muslim yang lain dan lantas mengatakan.
"Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah mati. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati."
Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur'an :
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (surat Ali 'Imran ayat 144)
Umar lantas menyerah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk menggantikannya.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk shalat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk shalat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia shalat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak pada saat ia akan memimpin shalat Subuh. Fairuz adalah salah seorang warga Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara digdaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Keutamaan-Keutamaan Beliau
Setelah masuk lslam, beliau menjadi orang yang semangat menuntut ilmu dan gigih dalam memperjuangkan Islam. Beliau memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
1. Beliau termasuk orang yang mendapat jaminan masuk surga berdasarkan hadits-hadits shahih. Di antaranya apa yang disampaikan oleh Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
"Kami tengah berada di sisi Rasnlullah, tatkala beliau bersabda,’Waktu aku tidur, diperlihatkan kepadaku keadaan surga. Maka tiba-tiba ada perempuan yang berwudhu di samping istana di surga. Saya bertanya, ‘Untuk siapa istana ini ?’ Mereka menjawab, ‘Untuk Umar.’ ”
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa istananya dari emas.
2. Orang yang dijauhi oleh setan. Apabila beliau melalui suatu jalan, maka setan akan mencari jalan lain yang tidak dilalui beliau. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda kepada beliau,
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, tidaklah Syaithan bertemu denganmu melalui sebuah jalan melainkan dia akan melalui jalan yang tidak eagkau lalui."
3. Orang yang mendapatkan rekomendasi dari Rasulullah sebagai orang yang mati syahid. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik yang berkata, "Nabi bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman mendaki gunung Uhud; maka gunung Uhud tersebut bergoncang/bergetar. Maka sambil menghentakkan kakinya ke gunung Uhud, Rasullulah bersabda, ‘Diamlah wahai Uhud, karena tidaklah yang berada di atasmu melainkan seorang aabi, seorang shiddiq (Abu Bakar), dan dua arang syahid (Umar dan Utsman)’
4. Orang yang dikaruniai firasat atau ilham yang benar. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Sungguh tetah ada pada umat sebelum kalian orang-orang yang disebut muhaddatsun. Maka apubila hal itu terjadi pada seseorang dari umatku, maka dia adalah Umar." (H.R. Bukhari no.3689)
Ibnu Hajar berkata,”Muhaddatsun adalah orang yang benar firasatnya. Yaitu, orang yang disampaikan sesuatu ke dalam hatinya oleh malaikat yang ada di langit, maka dia menjadi seperti orang yang berbicara dengannya."
5. Dan beliau adalah orang yang tegas dan berwibawa, wara’ (rnenjaga diri dari perbuatan haram/makruh), sangat berhatihati dan teliti,dan orang yang paling dermawan setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Sederhana,tawadhu’ dan disegani kawan maupun lawan.
6. Beliau sangat memperhatikan urusan kaum muslimin dan menjaga hak-hakmereka, keras kemauannya, selalu berusaha menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, senantiasa melakukan amar makruf nahi munnkar meskipun sampai detik-detik menjelang ajalnya. Dan beliau orang yang sangat takut kalau dirinya terjatuh dalam perbuatan kemunafikan.
7. Beliau termasak orang yang paling dekat dengan Rasulullah dan seringmenemani Rasulullah dalam lawatannya. Maka beliau menjadi orang yang paling alim setelah Rasulullah dan Abu Bakar ash-Shiddiq. Sebagaimana perkataan Ali bin Abu Thalib,
"Sesungguhya Saya sering mendengar Nabi mengatakan, ‘Saya pergi bersama Abu Bakar dan Umar’, `Saya masuk bersama Abu Bakar dan Urnar’ dan Saya keluar bersama Abu Bakar dan Umar’."
Maka hanya orang-orang yang bodoh tentang Umar bin al-Khaththab saja yang berani mencaci dan mencelanya.
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum Quraish. Beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali. Tetapi, setelah masuk Islam, belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas. Sehingga ada kisah, Pada malam hari, Umar bermabuk-mabukkan sampai Subuh. Ketika waktu Subuh tiba, beliau pergi ke masjid dan ditunjuk sebagai imam. Ketika membaca surat Al-Kafirun, karena ayat 3 dan 5 bunyinya sama, setelah membaca ayat ke 5, beliau ulang lagi ke ayat 4 terus menerus. Akhirnya, Allah menurunkan larangan bermabuk-mabukkan yang tegas.
Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.
Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur'an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur'an tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
Umar adalah salah seorang yang ikut pada peristiwa hijrah ke Yatsrib (Madinah) pada tahun 622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia adalah salah seorang sahabat dekat Nabi Muhammad SAW
Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad.
Setelah sakit dalam beberapa minggu, Nabi Muhammad SAW wafat pada hari senin tanggal 8 Juni 632 (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah), di Madinah.
Persiapan pemakamannya dihambat oleh Umar yang melarang siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Ia berkeras bahwa Nabi tidaklah wafat melainkan sedang tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan kembali sewaktu-waktu. (Hayatu Muhammad, M Husain Haikal)
Abu Bakar yang kebetulan sedang berada di luar Madinah, demi mendengar kabar itu lantas bergegas kembali. Ia menjumpai Umar sedang menahan muslim yang lain dan lantas mengatakan.
"Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah mati. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati."
Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur'an :
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (surat Ali 'Imran ayat 144)
Umar lantas menyerah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk menggantikannya.
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk shalat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk shalat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia shalat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak pada saat ia akan memimpin shalat Subuh. Fairuz adalah salah seorang warga Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara digdaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Keutamaan-Keutamaan Beliau
Setelah masuk lslam, beliau menjadi orang yang semangat menuntut ilmu dan gigih dalam memperjuangkan Islam. Beliau memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
1. Beliau termasuk orang yang mendapat jaminan masuk surga berdasarkan hadits-hadits shahih. Di antaranya apa yang disampaikan oleh Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
"Kami tengah berada di sisi Rasnlullah, tatkala beliau bersabda,’Waktu aku tidur, diperlihatkan kepadaku keadaan surga. Maka tiba-tiba ada perempuan yang berwudhu di samping istana di surga. Saya bertanya, ‘Untuk siapa istana ini ?’ Mereka menjawab, ‘Untuk Umar.’ ”
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa istananya dari emas.
2. Orang yang dijauhi oleh setan. Apabila beliau melalui suatu jalan, maka setan akan mencari jalan lain yang tidak dilalui beliau. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda kepada beliau,
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, tidaklah Syaithan bertemu denganmu melalui sebuah jalan melainkan dia akan melalui jalan yang tidak eagkau lalui."
3. Orang yang mendapatkan rekomendasi dari Rasulullah sebagai orang yang mati syahid. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik yang berkata, "Nabi bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman mendaki gunung Uhud; maka gunung Uhud tersebut bergoncang/bergetar. Maka sambil menghentakkan kakinya ke gunung Uhud, Rasullulah bersabda, ‘Diamlah wahai Uhud, karena tidaklah yang berada di atasmu melainkan seorang aabi, seorang shiddiq (Abu Bakar), dan dua arang syahid (Umar dan Utsman)’
4. Orang yang dikaruniai firasat atau ilham yang benar. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Sungguh tetah ada pada umat sebelum kalian orang-orang yang disebut muhaddatsun. Maka apubila hal itu terjadi pada seseorang dari umatku, maka dia adalah Umar." (H.R. Bukhari no.3689)
Ibnu Hajar berkata,”Muhaddatsun adalah orang yang benar firasatnya. Yaitu, orang yang disampaikan sesuatu ke dalam hatinya oleh malaikat yang ada di langit, maka dia menjadi seperti orang yang berbicara dengannya."
5. Dan beliau adalah orang yang tegas dan berwibawa, wara’ (rnenjaga diri dari perbuatan haram/makruh), sangat berhatihati dan teliti,dan orang yang paling dermawan setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Sederhana,tawadhu’ dan disegani kawan maupun lawan.
6. Beliau sangat memperhatikan urusan kaum muslimin dan menjaga hak-hakmereka, keras kemauannya, selalu berusaha menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, senantiasa melakukan amar makruf nahi munnkar meskipun sampai detik-detik menjelang ajalnya. Dan beliau orang yang sangat takut kalau dirinya terjatuh dalam perbuatan kemunafikan.
7. Beliau termasak orang yang paling dekat dengan Rasulullah dan seringmenemani Rasulullah dalam lawatannya. Maka beliau menjadi orang yang paling alim setelah Rasulullah dan Abu Bakar ash-Shiddiq. Sebagaimana perkataan Ali bin Abu Thalib,
"Sesungguhya Saya sering mendengar Nabi mengatakan, ‘Saya pergi bersama Abu Bakar dan Umar’, `Saya masuk bersama Abu Bakar dan Urnar’ dan Saya keluar bersama Abu Bakar dan Umar’."
Maka hanya orang-orang yang bodoh tentang Umar bin al-Khaththab saja yang berani mencaci dan mencelanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar