Senin, 24 Mei 2010

Hadits tentang firman Allah, " Aku telah membagi surah Al Faatihah sebanyak separuh-separuh antara Aku dan hamba-Ku. "

hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya pada bab " Wujuubu Qiraa 'ati Alfaatihah Fii Kuuli Rak'atin " Juz 3, hal. 12 pada catatan pinggir kitab Al Qasthalani.

Kami di kabarkan oleh Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali kami di beri kabar oleh Sufyan bin Uyainah, dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda,

" Barangsiapa mengerjakan sebuah shalat tanpa membaca Ummul Qur'an (Al Faatihah), maka shalatnya kurang, tidak sempurna. " (beliau mengucapkan kalimat ini) sebanyak tiga kali. Lalu Abu Hurairah ditanya, " Sesungguhnya kami (mengerjakan shalat) berada di belakang imam. " Abu Hurairah menjawab, " Bacalah Ummul Qur'an di dalam hatimu sendiri! Karena sesungguhnya aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ' Allah Azza wa Jalla berfirman ; Aku telah membagi surah Al Faatihah separuh-separuh antara Aku dan hamba-Ku. Dan hamba-Ku berhak mendapatkan apa yang dia minta '. Jika ada seorang hamba berkata, 'Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamin (artinya : segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam)', maka Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Hamba-Ku telah memuji-Ku'. Jika dia berkata, 'Ar-rahmaanir rahim (artinya : Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)', maka Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Hamba-Ku telah menyanjung-Ku'. Jika dia berkata, 'Maaliki yaumiddiin (artinya : Yang menguasai hari pembalasan)'. Maka Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku'. Allah kembali berfirman, 'Hamba-Ku telah menggantungkan urusannya kepada-Ku'. Jika seorang hamba berkata, 'Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin (artinya : hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan)', maka Dia berfirman, '(ayat) ini merupakan (bukti adanya hubungan) antara Aku dengan hamba-Ku. Dan hamba-Ku berhak mendapatkan apa yang dia minta'. Jika dia berkata, 'Ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathalladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladhdhaalliin (artinya : Tunjukilah kami jalan yang lurus), (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka ; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat)', maka Allah berfirman, '(Apa yang telah di sebutkan) ini semuanya untuk hamba-Ku. Dan hamba-Ku berhak mendapatkan apa yang dia minta'."

sharah hadits ini dinukil dari kitab syarhun-Nawawi 'Alla Shahih Muslim, juz 3, hal 12 pada catatan pinggir kitab Al Qasthalani. Imam Nawawi rahimahullahu Ta'ala berkata sebagai berikut (di singkat intinya ia) ;

Ummul Qur'an merupakan nama lain dari surah Al Faatihah. Hal ini sama dengan makkah yang juga memiliki nama lain Ummul Quraa. Adapun mengenai keberadaan bacaan surah Al Faatihah dalam shalat, maka hukumnya wajib untuk di baca pada setiap rakaat shalat. Shalat seseorang tidak di anggap sah ketika dia tidak membaca surah Al Faatihah, kecuali dia memang orang yang benar-benar tidak mampu membacanya. Setelah itu di kemukakan perbedaan pendapat para ulama mengenai hukum surah Al Faatihah. Namun bukan di sini tempat untuk memaparkannya se2ra panjang lebar.

Imam Nawawi menarik dalil bahwa seorang makmum juga wajib (hukumnya) membaca surah Al Faatihah, sebab sangat jelas dalam matan hadits ini di sebutkan perkataan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, "Bacalah Ummul Qur'an di dalam hatimu sendiri!" maksudnya, bacalah surah tesebut dengan pelan sekiranya bisa kamu dengarkan sendiri. Setelah itu Imam Nawawi juga menjelaskan beberapa dalil yang di kemukakan oleh para ulama seputar masalah ini, apabila kamu menghendaki, maka bisa menelaahnya di dalam kitab karangan beliau. Wallahu 'alam.

Imam Nawawi rahimahullahu Ta'ala berkata, "kalau di sebut bahwa seorang hamba di anggap oleh Allah telah menggantungkan semua urusannya kepada Allah ketika dia mengucapkan kalimat Maalikiyaumiddiin, maka hal ini memang memiliki korelasi yang sangat erat.

Sebab Allah memang satu-satunya dza Yang Menguasai hari kiamat. Hanya Dia yang akan memberikan balasan kepada para hamba-Nya. Oleh karena itu, sangat tepat kalau para hamba mengakui kebesaran dan keagungan Allah dengan cara menyerahkan segala urusan kepada sang pencipta.

Sedangkan yang di maksud dengan separuh-separuh di dalam matan hadits ini adalah berbagi dalam segi maknanya, imana makna separuh pertama surah tersebut berisi pujian, sanjungan, dan penyerahan diri secara utuh kepada Allah Ta'ala. Sedangkan makna separuh terakhir dari surah tersebut berisi permintaan, permohonan, sikap tunduk, dan ungkapan butuh terhadap pertolongan Allah Ta'ala. Demikian keterangan yang dinukil dari kitab Syarah An-Nawawi.

(hadits tentang firman Allah Ta'ala, "Aku telah membagi surah Al Faatihah." Lihat juga dalam kitab Muwaththa' Imam Malik Rahimahullah, juz 1, hal. 43. Shahih Tirmidzi, juz 2, hal. 157. Sunan Abu Daud juz 1, hal. 228. Sunan Ibnu Majah, juz 2, hal. 217. Sunan An-Nasa'i, juz 2, hal. 135-136).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Ubai bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Allah 'Azza wa Jalla tidak menurunkan surah seperti Ummul Qur'an di dalam kitab Taurat dan juga tidak menurunkan sepertinya di dalam kitab Injil. Ummul Qu'an merupakan as-sab'ul matsaanii (tujuh ayat yang selalu di baca ulang pada setiap rakaat). -makna surah tersebut- telah terbagi antara Aku dan hamba-Ku. Dan hamba-Ku berhak mendapatkan apa yang dia minta. " ( H.R. An-Nasa'i dan Tirmidzi).

Dari Abu Said bin Al Mu'alli, dia mengatakan bahwa dia pernah mengerjakan shalat di dalam masjid. Lalu Rasulullah memanggil ku, namun aku tidak menjawabnya'. Setelah itu aku berkata, 'wahai Rasulullah, sesungguhnya (ketika anda panggil tadi), aku sedang mengerjakan shalat'. " Rasulullah bersabda, "Bukankah Allah berfirman, 'Penuhilah seruaan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu?' (Qs. Al Anfaal : 28). Kemudian Rasulullah bersabda, 'Aku pasti akan memberitahu kamu sebelum kamu keluar masjid tentang sebuah surah yang merupakan surah paling agung nilainya di dalam Al Qur'an'. Lalu Rasulullah memegang tanganku. Ketika beliau hendak keluar dari masjid, Aku berkata kepada beliau, 'Bukankah tadi anda berkata, 'pasti akan memberitahu kamu tentang sebuah surah yang merupakan surah paling agung nilainya dalam Al Qur'an?' maka Rasulullah bersabda, 'Alhamdulillaahi Rabbil Aalamiin mequpakan as-sab'ul matsaani wal Qur'bnil 'Azhim (artinya : tujuh ayat yang selalu di baca dalam setiap rakaat dan sekaligus sebagai Al Qur'an yang agung) yang telah di beritakan kepada Ku'." (H.R. Bukhari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar