Firman Allah SWT dalam QS Al Qosh-shosh ayat 79-80 :
(79) Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia : "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
(80) Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu : "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh".
Pengertiannya, bahwa orang-orang yang memiliki ilmu itu lebih mengutamakan pahala daripada keindahan dunia. Jadi tidak bisa disebut orang yang berilmu selama masih mengharapkan dunia, karena orang yang berilmu itu selalu mengharapkan ridha dan pahala di sisi Allah yang lebih baik dan utama.
Dalam satu riwayat, Qarun itu adalah keluarga raja Fir'aun, yang dia berontak tentang kesyirikan dan kemusryrikan dengan mengikuti Nabi MUsa as. Jadi, Qarun ini asalnya adalah murid Nabi Musa as, yang mengabdikan siang dan malam untuk menimba ilmunya Allah. Dengan tidak mengingkarinya, sehingga mendapatkan suatu ilmu dari Nabi Musa as, baik ilmu dhahir, ilmu bathin sampai dengan ilmu dunia (Hizbur riziq) atau bagaimana cara mendatangkan rezeqi. Karena kesungguhannya, keyakinannya, ketawakalnya kepada Allah lalu Allah menguji dengan diberikan harta yang berlimpah-limpah.
Kekayaan Qarun itu sampai mencapai 70 unta yang membawa kunci gudang hartanya.
Maka muncullah dari sifat-sifat orang kaya yang memiliki harta itu adalah sifat sombong dengan cara menghina dan meremehkan kepada Nabi Musa as, karena Nabi Musa as tidak menginginkan harta kekayaan. Kemudian Qarun mempengaruhi kepada semua manusia untuk mengabdi kepada Qarun, dengan cara memfitnah Nabi Musa as, agar Nabi Musa as dipenjara atau dibuang, karena hasutan dari Qarun. Dengan cara dia menyewa seorang pelacur, yang disuruh berkata bahwa dia telah di zinai oleh Nabi Musa sampai hamil. Itu agar jatuh martabatnya Nabi Musa as. Akhirnya setelah lahir bayi pelacur itu maka disisdangkan Nabi Musa as oleh kerajaan maka Nabi Musa memohon kepada Allah lalu bertanya kepada bayi itu tentang siapa bapaknya?, lalu dijawab oleh bayi itu bahwa bapaknya adalah seorang penggembala kambing. Kemudian Qarun makin marah untuk menjatuhkan Nabi Musa as.
Lalu Nabi Musa as memukulkan tongkatnya kemudian terbelahlah tanah sehingga tenggelam Qarun beserta seluruh hartanya.tidak berbekas sama sekali. Maka ddizaman sekarang ini banyak orang ingion mencari harta karun padahal itu maksudnya adalah harta Qarun, yang mana dia dulunya adalah muridnya Musa as yang kemudian murtad karena kekayaannya.
Jadi, orang yang berlimpah harta itu akan sangat sedikit untuk bersyukur kepada Allah karena ada yang dibanggakan, ada yang dipamerkan dan ada yang ditunjukkan, padahal itu semua tidak ada pahalanya disisi Allah.
Orang yang menuntut ilmu tentu akan banyak memilih kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Dan tanda-tandanya orang yang yang disebut ulama' akhirat itu tidak bertentangan dengan perbuatan dengan perkataannya. Apa yang dikatakan tentu sama harus sama dengan perbuatannya, Dia tidak mendustakan ayat-ayat Allah. Mengutamakan kehidupan akhirat itulah ciri-ciri ulama' akhirat. Bahkan dia tidak pernah menyuruh kebaikan kepada orang lain sebelum dirinya diperbaiki, sebelum mengamalkan, sebelum melaksanakan dengan perbuatan dengan mendapatkan ridhanya Allah. Berusaha dirinya sendiri yang diutamakan untuk mengerjakan amal-amal tersebut daripada memberi nasehat orang lain.
Maka dalam surat Al Baqarah Ayat 44 Allah berfirman : "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri".
Mengajak manusia kepada kebaikan tetapi dia sendiri tidak pernah membuktikan, tidak mengamalkan, dan tidak menjalankan. Menyuruh orang shalat Tahajjud tetapi dirinya sendiri tidak pernah shalat tahajjud, menyuruh orang berdzikir tetapi dia sendiri tidak berdzikir, menyuruh orang lain menuntut ilmu tetapi dia sendiri tidak, menyuruh orang lain beramal tetapi dia sendiri tidak mengamalkan, dll.
(79) Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia : "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
(80) Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu : "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh".
Pengertiannya, bahwa orang-orang yang memiliki ilmu itu lebih mengutamakan pahala daripada keindahan dunia. Jadi tidak bisa disebut orang yang berilmu selama masih mengharapkan dunia, karena orang yang berilmu itu selalu mengharapkan ridha dan pahala di sisi Allah yang lebih baik dan utama.
Dalam satu riwayat, Qarun itu adalah keluarga raja Fir'aun, yang dia berontak tentang kesyirikan dan kemusryrikan dengan mengikuti Nabi MUsa as. Jadi, Qarun ini asalnya adalah murid Nabi Musa as, yang mengabdikan siang dan malam untuk menimba ilmunya Allah. Dengan tidak mengingkarinya, sehingga mendapatkan suatu ilmu dari Nabi Musa as, baik ilmu dhahir, ilmu bathin sampai dengan ilmu dunia (Hizbur riziq) atau bagaimana cara mendatangkan rezeqi. Karena kesungguhannya, keyakinannya, ketawakalnya kepada Allah lalu Allah menguji dengan diberikan harta yang berlimpah-limpah.
Kekayaan Qarun itu sampai mencapai 70 unta yang membawa kunci gudang hartanya.
Maka muncullah dari sifat-sifat orang kaya yang memiliki harta itu adalah sifat sombong dengan cara menghina dan meremehkan kepada Nabi Musa as, karena Nabi Musa as tidak menginginkan harta kekayaan. Kemudian Qarun mempengaruhi kepada semua manusia untuk mengabdi kepada Qarun, dengan cara memfitnah Nabi Musa as, agar Nabi Musa as dipenjara atau dibuang, karena hasutan dari Qarun. Dengan cara dia menyewa seorang pelacur, yang disuruh berkata bahwa dia telah di zinai oleh Nabi Musa sampai hamil. Itu agar jatuh martabatnya Nabi Musa as. Akhirnya setelah lahir bayi pelacur itu maka disisdangkan Nabi Musa as oleh kerajaan maka Nabi Musa memohon kepada Allah lalu bertanya kepada bayi itu tentang siapa bapaknya?, lalu dijawab oleh bayi itu bahwa bapaknya adalah seorang penggembala kambing. Kemudian Qarun makin marah untuk menjatuhkan Nabi Musa as.
Lalu Nabi Musa as memukulkan tongkatnya kemudian terbelahlah tanah sehingga tenggelam Qarun beserta seluruh hartanya.tidak berbekas sama sekali. Maka ddizaman sekarang ini banyak orang ingion mencari harta karun padahal itu maksudnya adalah harta Qarun, yang mana dia dulunya adalah muridnya Musa as yang kemudian murtad karena kekayaannya.
Jadi, orang yang berlimpah harta itu akan sangat sedikit untuk bersyukur kepada Allah karena ada yang dibanggakan, ada yang dipamerkan dan ada yang ditunjukkan, padahal itu semua tidak ada pahalanya disisi Allah.
Orang yang menuntut ilmu tentu akan banyak memilih kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Dan tanda-tandanya orang yang yang disebut ulama' akhirat itu tidak bertentangan dengan perbuatan dengan perkataannya. Apa yang dikatakan tentu sama harus sama dengan perbuatannya, Dia tidak mendustakan ayat-ayat Allah. Mengutamakan kehidupan akhirat itulah ciri-ciri ulama' akhirat. Bahkan dia tidak pernah menyuruh kebaikan kepada orang lain sebelum dirinya diperbaiki, sebelum mengamalkan, sebelum melaksanakan dengan perbuatan dengan mendapatkan ridhanya Allah. Berusaha dirinya sendiri yang diutamakan untuk mengerjakan amal-amal tersebut daripada memberi nasehat orang lain.
Maka dalam surat Al Baqarah Ayat 44 Allah berfirman : "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri".
Mengajak manusia kepada kebaikan tetapi dia sendiri tidak pernah membuktikan, tidak mengamalkan, dan tidak menjalankan. Menyuruh orang shalat Tahajjud tetapi dirinya sendiri tidak pernah shalat tahajjud, menyuruh orang berdzikir tetapi dia sendiri tidak berdzikir, menyuruh orang lain menuntut ilmu tetapi dia sendiri tidak, menyuruh orang lain beramal tetapi dia sendiri tidak mengamalkan, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar