Senin, 24 Mei 2010

Kisah nyata:Sebuah pengorbanan menuju surga Allah.

Akan ana mulai dengan sebuah perkataan hikmah untuk kita renungkan.

""laa taktsuru hammuka.. maa quddir yakun."

(jangan terlalu bersedih dengan masalah/urusan yg kita hadapi,karena apa yang menjadi ketentuan Allah pasti akan terjadi)

Allah telah menentukan gadis itu untuk mu duhai sahabat ku,disaat kau rapuh dan jatuh dan segala cobaan kau hadapi seorang diri,ada titik air mata yang menetes disela sela pipi ku saat aku melihat mata mu berkaca kaca yang sedang mengutarakan isi hati mu,kau,aku,ustadz itu dan beberapa ikhwan lain nya..

Aku tak bisa membayangkan bagaimana kondisi mu waktu itu setelah kau di tinggal istri tercinta,kau bisa menjadi ayah sekaligus ibu untuk kedua anak lelaki-mu,sampai akhir nya allah angkat derajat mu melalui seorang wanita sholihah yg tidak melihat status,kondisi,dan tipis atau tebal isi dompet mu waktu itu..

kehadiran belahan jiwa mu (istrimu) saat ini mungkin sebuah balasan dari buah kesabaran mu.
Seorang wanita yang aku pandang sangat mulia,dan benar2 membuktikan bahwa dia benar2 menutup mata terhadap dunia nya dan mengharap surga nya...subhanallah...
inilah sosok wanita itu,wanita yang teguh dianatara wanita wanita lain nya yang hanya memandang satu sisi dan melupakan sisi lain nya,sesosok wanita yang teguh dalam pendirian nya,walau teman-teman nya mencibir ia akan menikah dengan seorang duda ber anak 2 dan Alhamdulillah wa bi'idznillah rumah tangga nya pun bangkit dan berjalan harmonis hingga saat ini....

semoga penggalan kisah di bawah ini dapat kita jadikan sebuah pelajaran berharga..





.............."Saya yakin dengan pertolongan Allah dengan mengharapkan kesuksesan dalam usaha agar bisa menafkahi dan menyekolahkan anak-anak saya dan berharap untuk membangun hidup baru, membina rumah tangga kembali.

Alhamdulillah, setelah 1 tahun single parent, dalam keadaan galau dan hampir putus asa, awal bulan Juli 2006, Ustadz Syeikh Mudriika Ilyas memperkenalkan saya dengan seorang gadis insinyur Teknik Sipil bekerja di sebuah Perusahaan Migas di Jakarta. Awalnya saya minder tapi demi masa depan anak-anak saya tekadkan bismillah untuk melamarnya.

Saya sangat terharu ketika pertama kali bertemu calon ibu baru untuk anak-anak, di kantornya, saat itu dia akan dikirim tugas ke jepang, dia merasa tidak tega melihat saya dalam keadaan saya digelayuti anak-anak saya. Saya terus terang, selama ini saya single parent, selalu mengasuh anak 24 jam bahkan termasuk sedang berjualan, ketika saya harus mendorong-dorong gerobak dengan kedua anak duduk di atasnya.

Ketika itu saya bertanya kepada calon istri, “Siapkah menerima saya satu paket dengan dua anak?” “Insya Allah saya minta izin orang tua dulu,” jawabnya mantap. Ia mengatakan akan pulang kampung untuk minta izin orang tua,Jika orang tua setuju saya tidak akan jadi berangkat ke Jepang.setelah sampai di kampungnya dia menceritakan tentang kondisi saya dan akhirnya orang tuanya meminta untuk bertemu dengan kedua anak saya.

Seminggu kemudian, saya sangat terharu untuk kedua kalinya ketika mendapat sambutan hangat dari kedua orang tua dan keluarga, saat saya melamarnya. Mereka prihatin dan ingin segera merangkul kami untuk dijadikan bagian dari keluarga.

Bayangkan sang calon ibu dan keluarga, tidak peduli dengan status saya yang tak punya apa-apa. Teman-teman sekerjanya sempat mencibir dan mencemoohkan, tapi ia tak menggubris sedikit pun. Ia hanya menjawab enteng, “Tiket ke surga mahal, saya hanya bisa menolong orang dengan cara ini.”
Saya sangat bahagia ia dengan ikhlas karena Allah dan mengharapkan pahala surga, menerima saya apa adanya.
Tanggal 30 Juli 2006, akhirnya saya menikah dengannya,dengan wanita dambaan hati saya dan Alhamdulillah saya sekarang memiliki beberapa Outlet Kebab dan Alhamdulillah tanggal 22 Januari 2008 saya diberikan karunia berupa seorang anak laki-laki.

Dan di akhir kata saya dengan bahagia mengatakan kepada sahabat saya dengan ucapan "barakallahulaka wabaroka alaika wajama'a bainakuma fiikhoir"

Semoga kisah pendek ini dapat jadikan sebuah pelajaran bahwa Allah bersama hamba nya yang bersabar. Amin.

Alhamdulillah kisah ini saya telah dapatkan izin dari beliau untuk saya angkat di catatan ini.

Sumber: Kisah perjalanan hidup dari seorang sahabat.(Jakarta timur 18/05/2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar