Umamah Taghlubiyah, seorang wanita Arab terpandang menasehati anaknya  Ummu Iyas binti Auf. Nasehat ini dia sampaikan ketika melepas putrinya  itu menuju rumah suaminya saat dia dinikahkan.
Dia berkata, "Wahai anakku, Kalaulah nasehat boleh ditinggalkan karena  kemuliaan budi dan ketinggian nasab keturunan, maka aku tidak akan  menyampaikannya padamu. Namun ini perlu disampaikan untuk mengingatkan  orang baik dan menyadarkan yang lalai.
Wahai anakku, jika seorang perempuan bisa melepaskan diri dari laki-laki  dengan harta orang tuanya maka aku adalah orang yang paling bisa untuk  itu. Tapi, itu tidak mungkin, anakku. Karena perempuan diciptakan untuk  laki-laki. Dan sebaliknya, laki-laki diciptakan untuk perempuan.
Wahai anakku, saat ini engkau akan melangkah dari rumah ini, dimana kamu  hidup dan dibesarkan. Kamu akan berangkat ke lembah yang belum kamu  ketahui sama sekali dan akan ditemani seorang yang tidak pernah kau  kenal selama ini. Makanya, dengarlah pesan-pesanku. Jadilah engkau  bagaikan budak baginya, maka dia akan berlaku seperti itu pula untukmu.
Anakku, dengarkanlah, aku akan menyampaikan SEPULUH wasiat untukmu.  Jagalah wasiat ini. Ia akan menjadi penerang dan bekal bagimu dalam  hidup.
Pertama, setia dan patuhlah padanya. Kepatuhanmu padanya akan melahirkan  keridhaan Allah subhanahu wata'ala.
Kedua, qana'ahlah dengan apa yang diberinya. Sikap itu akan melahirkan  ketenangan dalam jiwamu.
Ketiga, peliharalah pandangannya padamu. Jangan sampai dia melihat  padamu sesuatu yang tidak disenanginya.
Keempat, pelihara penciumannya terhadapmu. Jangan sampai dia mencium  darimu sesuatu yang tidak mengenakkan hidungnya.
Kelima, Jagalah waktu makannya (bermakna kebutuhan biologis).  Sesungguhnya rasa lapar itu bagaikan bara yang bisa membakar kapan saja.
Keenam, jagalah waktu tidurnya. Sesungguhnya gangguan pada waktu tidur  bisa menyulut amarah.
Ketujuh, jagalah harta dan rumahnya. Sesungguhnya yang demikian  membuatnya menghargaimu.
Kedelapan, pelihara dan hormatilah anak dan keluarganya. Sesungguhnya  hal itu melatihmu mengatur segala Sesuatu dengan baik.
Kesembilan, janganlah kamu buka rahasianya. Jika kamu melakukan itu,  maka tidak bisa dijamin dia akan menjaga janjinya padamu.
Kesepuluh, janganlah kau melanggar perintahnya. Sesungguhnya yang  demikian itu menyulut rasa cemburu dalam hatinya.
Dan perhatikanlah dua perkara. Janganlah kamu menampakkan kebahagiaan  padanya jika dia sedang dirundung sedih. Jangan pula engkau menampakkan  kesedihan di kala dia berbahagia.
Ketahuilah wahai anakku, sebesar apa penghormatanmu padanya sebesar itu  dia akan menyanjungmu. . . Sejauh mana kamu bisa menyesuaikan  pandanganmu dengannya seperti itu pula dia akan setia padamu.
Anak gadisku, sesungguhnya kamu tidak akan mampu melakukan itu semua  kecuali jika kamu mampu mendahulukan kerihdaannya atas keinginan  pribadimu, dan jika kamu mampu mengedepankan hasratnya atas hasratmu.  Semoga Allah melimpahkan kebaikan padamu. .Selamat jalan.
Nasehat yang sangat berharga dari seorang ibu yang baik. Semoga negeri  kita juga punya ibu-ibu yang seperti ini.
NASIHAT RASUL PADAMU WAHAI LELAKI
Dalam khutbah haji wada’ Rasulullah berpesan kepada umatnya tentang  banyak hal. Salah satunya adalah mengenai hidup berumah tangga.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpesan: “Ingatlah, berilah  pesan yang baik terhadap istri kalian. Sesungguhnya mereka memerlukan  perlindunganmu. Sedikitpun kamu jangan berbuat kejam kepada mereka.  Janganlah berbuat sesuatu yang melampaui batas kepada mereka, kecuali  telah nyata bahwa mereka melakukan kejahatan. Jika memang mereka  melakukan kejahatan, janganlah kamu menemui mereka di tempat tidur. Jika  engkau telah memisahkan mereka dari tempat tidurmu, mereka masih tidak  merasa bersalah, maka pukullah mereka dengan pukulan yang ringan yang  tidak melukai. Bila mereka taat, janganlah berlaku keras terhadap  mereka.”
Ingatlah, sesungguhnya istrimu mempunyai hak terhadap kalian para suami.  Hak kalian terhadap istrinya adalah melarang mereka mengizinkan masuk  seseorang yang tidak kamu sukai kedalam kamarmu dan tidak mengizinkan  masuk orang yang tidak kamu sukai ke dalam rumahmu. Hak mereka atas kamu  adalah kamu pergauli mereka dengan cara yang baik, tidak memukul  mukanya, tidak boleh menjelek-jelekkannya dan memenuhi segala kebutuhan  mereka terutama makanan dan pakaian serta tidak boleh mendiamkannya  kecuali di dalam rumah.” (HR Abu Daud dan At Tirmidzi)
Dalam kesempatan lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,  “Ingatlah, orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang  paling baik budi pekertinya. Orang yang paling baik budi pekertinya  adalah yang paling baik perlakuannya terhadap istrinya” (HR At Tirmidzi)
“Janganlah seorang mukmin memarahi istrinya ataupun seorang wanita  beriman. Jika tidak suka terhadap salah satu sifatnya, maka pasti ada  sifat lainnya yang menyenangkan. Dunia ini adalah suatu kesenangan yang  sementara, dan sebaik-baik kesenangan di dunia adalah wanita yang  shaleh” (HR Muslim).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar