Senin, 21 Juni 2010

Anak itu Aku

Alhamdulillah,akhirnya Tuhan mengabulkan Do'aku.Trimakasih bunda telah mendo'akanku selalu,Keluarga yang sangat aku cintai,senyum tawamu memecahkan kerinduanku.Seorang anak yang bertahun-tahun tidak pernah bertemu dengan keluarganya.Seorang anak yang sangat mendambakan belaian kasih sayang dari ibu tercintanya.Sejuta kasih yang tersimpan dalam,dan mungkin akan menjadi genangan samudera jika telah meluap nanti..Di pisahkan oleh niat suci untuk mencapai sebuah cita-cita yang terukir dalam.Perjuangan ini memang berat.

Suatu hari,di sudut kamarnya ,ibu tengah memeluk guling lusuh yang di belinya semasa gadis dulu..Dengan perlahan aku mulai mendekatinya,wajahnya yang penuh lekukan tanda keriput memberikan ketenangan tersenderi bagiku,sinar matanya yang meredup mampu membuat hatiku trenyuh tergetar,dan jari-jari tangannya yang mulai rapuh membelaiku dengan mesra,seolah sentuhan yang tiada pernah akan terlupakan..Senyumnya,menyiratkan rasa cinta yang sangat mendalam. "Sesungguhnya setiap anak lelaki itu pasti akan pergi meninggalkan ibunya jika dia telah dewasa.Entah untuk mencari ilmu,mencari materi,atau pun mencari tambatan hati.Dia akan terpisah dari keluarganya untuk beberapa lama,bisa 1 tahun,2 tahun,3 tahun atau bahkan selamanya dia tiada kembali lagi.Entah karena lupa atau karena memang tidak ingin lagi bertemu dengan ibunya yang sudah tua,jelek,sakit-sakitan pula.Karena,sering kali materi mampu membuat seseorang tega memakan darah keluarganya sendiri."ibu berucap sambil terus membelaiku,ia pun menidurkanku di pangkuannya.Bulir-bulir air matanya mengalir lembut membasahi tubuhku.
"ibu,aku mencintaimu"ucapku sembari memeluk erat tubuhnya.Aku berharap bisa meredam kesedihan ibuku.Entahlah kenapa ibu bersedih seperti itu,seolah ia telah kehilangan anak lelakinya.Padahal aku adalah satu-satunya anak ibu.

"Cinta,begitu banyak orang mengucapkan kata itu hanya dibibirnya saja.Sedang pada kenyataannya mereka tak mampu untuk membuktikannya.Apakah cinta cukup di bibir saja.Yang namanya cinta itu,ya harus berani berkorban dan bertaruha untuk sesuatu yang di cintainya.Bukan bilang cinta,tetapi setelah berbadan dua di tinggal begitu saja.Padahal dulu mereka melakukannya suka-sama suka,katanya sehidup semati,yang satu mati,satunya nikah lagi.Apakah itu yang namanya cinta?tidak nak,itu hanya sebuah ucapan kepalsuan saja.".Ibu mulai bergerak membenarkan ikatan rambutnya yang melilit kuat sehingga membuatnya merasa pening.

''Tapi aku benar-benar mencintai ibu,dan aku mencintai ibu tidak seperti orang lain.Aku pun akan selalu ada di samping ibu.Aku akan merawat ibu dalam segala kondisi"
"Dan aku pun sangat berharap,kau akan menjadi anak yang benar-benar menyayangiku,karena bisa jadi suatu hari aku akan merepotkanmu.Mungkin aku akan menjadi pikun,sehingga aku banyak lupa,mungkin juga aku akan sakit-sakitan,parah,dan membuat harta kekayaanmu semakin berkurang,aku pun mungkin akan menjadi sangat cerewet,minta ini itu,membuat pusing kau dan anak istrimu.Dan bisa jadi jika istrimu tak sabar menghadapiku,kalian akan bertengkar.Karena bisa jadi,hari tuaku nanti akan di jadikan ujian kesabaran oleh Sang Pencipta..Dan aku berharap semua itu tidak terjadi."Ibu memandangku penuh kecemasan,aku menangkap sinyal kalau ibu tak pernah yakin dengan ucapan cinta dariku.Rasa takut menyergapnya dari segala sisi..
"Ibu adalah wanita yang kuat,aku yakin hari tua ibu tak akan seperti itu.Ibu adalah wanita yang sangat menyayangi anaknya.Ibu mampu membesarkanku walau tanpa seorang ayah.Itu sudah menjadi bukti kalau ibu adalah wanita yang hebat."
"Itu bukan hebat nak,tapi itu adalah sebuah keterpaksaan,seandainya bisa aku pun tak ingin membesarkanmu sendirian,seandainya bisa,aku tak perlu membanting tulang sendirian untuk menghidupimu,seandainya semua ini bisa di cegah,aku ingin menjadi seorang istri yang sah.Bukan seorang ibu tanpa seorang suami."Ibu kembali menangis setelah tadi ku lihat dia sibuk mendandani rambutnya.Aku merasa angat menyesal,aku telah mengingatkan ibu pada masa lalunya yang memang sengaja dia sembunyikan dariku.Aku memang tak pernah tau tengtang ayahku,karena ibu menyuruhku untuk tdak pernah menanyakan keberadaannya.Ibu selalu bilang kalau aku terlahir karena rasa cinta yang tersalah.Rasa cinta palsu yang hanya di dasari nafsu belaka.
"jAngan pernah tinggalkan aku nak.Sekalipun nanti kau menikah,jadikanlah aku sebagai anggota keluargamu.Satu-satunya harta yang ibu miliki hanya kamu.Keluarga ibu menghilang seiring dengan besarnya dosa yang ibumu ini lakukan.Dan jangan pernah jauhi ibu,jika suatu hari ibu benar-benar menyusahkanmu nak."Ibu memelukku dengan sangat erat,seolah itu adalah pelukannya yang terakhir.Ia pun menciumiku berkali-kali,tangannya begitu erat.
"Tapi hari ini,aku harus meninggal kan ibu untuk mencapai cita-citaku ibu,Beasiswa ke jakarta ini harus aku ambil.Suatu hari aku ingin melihat ibu bangga padaku."
"Aku sangat takut kehilanganmu nak,berjanjilah kau akan sering-sering mengirim surat untuk ibumu ini" "aku janji bu,aku akan selalu merindukanmu ibu
Masa itu tiba-tiba kembali hadir dalam memoriku,setelah sekian lama menghilang dari benakku.Dan mungkin benar,aku lah anak lelaki yang durhaka itu.Oh ibu.....,maafkan aku ibu.
Hari itu hari senin,gerimis membasahi jalanan.Ibu datang kerumahku,dia memintaku untuk mengantarkannya ke dokter.Sedang hari itu aku sangat sibuk,aku meminta istriku untuk mengantarnya.Tapi ibu tidak mau,dia ingin aku sendiri yang mengantarnya dengan nada keras aku membentaknya.Dan itu pertama kalinya aku membentak ibuku.
"aku sibuk........kalau kau mau,sama Ana Saja.tapi kalau tidak ya sudah"bentakku saat itu. "sibuk kah nak,apa jabatan ini lebih penting dari pada ibu mu ini.Padahal aku tak pernah memintamu menemaniku pergi kecuali hari ini.Dan mungkin ini juga terakhir kali aku meminta kau menemaniku"ibu berucap sembari beranjak menjauhiku.
"Ya,bertahun-tahun aku bekerja untuk meraih jabatan ini bu...sudahlah,sekarang aku di tunggu klien..Besok saja kalau ada waktu"ucapku meninggalkanya menangis di depan pintu.Ana hanya diam menyaksikan semua itu.Dan ternyata,itulah terakhir kali aku melihat wajah ibu.Sejam setelah aku tiba di kantor,istriku menelephonku,dia bilang ibu pingsan,dia melarikannya kerumah sakit,karena ibu tidak bangun meskipun di beri minyak angin,dan ternyata......ibu mengidap penyakit tumor payudara yang sudah ganas....ibu tidak pernah menceritakannya padaku,dia benar-benar memendam sgala kepedihannya sendirian.Seandainya aku tau itu adalah saat terakhir aku harus menemani ibu,aku pastikan aku kan menemani ibu tanpa meninggalkannya sedetikpun.Tapi sayang semua telah terlanjur,semoga saja ibu tidak pernah merasa ke hilangan anak lelakinya yang sebenaranya sangat mencintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar