Rabu, 09 Juni 2010

Jagalah Kehormatanmu Wahai Wanita Muslimah......

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuhu…
Bismillaahirrohmaanirrohii
m …….

Menjadi laki-laki atau perempuan memang bukan pilihan kita. Tetapi menjadi laki-laki yang baik atau buruk adalah sebuah pilihan dalam genggaman kita. Terlebih-lebih bagi perempuan, mau menjadi wanita shalihat atau ahli maksiat adalah pilihan yang harus diambil.

Dalam setiap tayangan TiVi, dapat dipastikan bahwa wanita senantiasa menghiasi semua program. Iklan-iklanpun bertaburan bintang-bintang wanita sekalipun barang yang dijual tidak ada hubungan sama sekali dengan wanita. Wanita sudah menjadi bagian penting dalam promosi, bahkan komoditi itu sendiri.

Tak jarang, wanita-wanita seperti ini menjadikan profesi bintang publikasi sebagai cita-cita dan tujuan hidupnya karena dengannya popularitas dapat diraih dan duitpun menumpuk di kantong. Untuk mencapai tujuannya ini tak jarang mereka menggunakan segala cara. Tubuh yang Allah anugerahkan untuk dijaga kehormatan dan ditutupi auratnya justru dieksploitasi habis-habisan. Tak sedikit yang kemudian menggadaikannya…

Duhai diri, apa yang akan kau sampaikan di hadapan Rabbmu di hari pengadilan nanti?

Ketika lidah dikunci dan setiap helai rambut menjadi saksi? Tatkala lisan tak berfungsi dan setiap degup hati dimintai pertanggungjawaban?

Itulah sebabnya menjadi wanita shalihat adalah sebuah keharusan. Karena wanita shalihat akan menjadi ibu shalihat dan ibu shalihat saja yang akan melahirkan generasi shalih dan shalihat. Dan hanya generasi shalih-shalihat yang mampu menjadikan dunia seisinya aman dan sentausa dalam ridla Allah SWT.

Oleh karena itu saudariku, tutuplah auratmu agar tak ada mata yang menjadi liar karenanya. Tutuplah dengan sempurna agar tak ada celah bagi setan untuk membeliakkan mata saudara-saudara kita. Lindungi aurat kita dengan santun dan mulia. Bukan ditutup tapi ditonjolkan. Bukan ditutup tapi diketatkan. Bukan ditutup tapi dibelah tinggi.

Tolonglah saudara-saudara lelaki kita agar teduh mata hatinya….

Duhai diri, tak cukup hanya menjilbabi fisikmu. Wajah cantik muslimah pun menggugah selera. Teduhkan wajahmu dengan malu kepada Allah SWT agar setiap senyummu menjadi sedekah, bukan penghias mimpi para jejaka. Jadikan lantunan suaramu sebagai tadzkirah bukan penghias telinga yang membuai para pendengarmu. Setiap sepak terjangmu jadikan jihad di jalanNYA agar barakah setiap amalmu. Siapapun kelak yang menjadi suamimu adalah mukmin shalih yang engkau percayakan sepenuhnya di tangan Rabbmu..

Wahai saudariku muslimah, jagalah kehormatanmu dan bersiaplah menyongsong dunia yang penuh persaingan!

Berjilbab bukanlah halangan untuk maju! Aisyah ra adalah contoh nyata bahwa hijab tidak menghalangi beliau sebagai guru para sahabat radliyyallaahu anhum. Ketinggian ilmu Bunda Aisyah tidak ada tandingannya. Shahabiyah yang lainpun menorehkan tinta emas dalam sejarah panjang kegemilangan Islam. Semuanya dilakukan dengan elegan, bermartabat dan berkualitas. Bukan dengan cara pintas yang menggadaikan harkat dan jati diri kita.

Wahai Ukhti shalihat, melesatlah ke depan memimpin kaum wanita karena di tanganmulah nasib bangsa ini ditentukan melalui generasi yang akan engkau lahirkan. Yakinlah bahwa setiap insan yang terlahir dari rahimmu adalah khalifah yang dinanti oleh dunia yang tengah sekarat ini….


Pendar cahaya sang bulan hilang tergantikan rintik hujan
mengalun indah iramanya
ajariku bertasbih bersama nada cinta
tapi, terasa sesak dada ini didalamnya
terhanyut kenangan lalu diantara serpihan rasa
aku terlebur sirna karena kehilangan tawadhu
sombongkah aku?
Tiap kali mendengar peringatan darinya yang menyayangiku
dengan tanpa terimakasih malah membantah
merasa paling benar
Oooo Tuhanku,,,
ASTAGHFIRULLAHAL'ADZIIM...
diri ini malu, malu, sungguh malu hingga terasa muka ini menjadi abu
tubuh ini terbakar karena pakaian yang tak seharusnya kukenakan
inilah akibat dari kesombongan
sekarang aku tau itu, aku sadar setelah pengingatnya menampar hingga aku terkapar
bila engkau tau akibat kesombongan itu tak akan mencium bau syurga
masihkah kau mengagungkannya?
Duhai tubuh fanaku...
duhai pembungkus jiwaku,,,
indahmu hanya dipermukaan, dzikirmu hanya hiasan
tanpa isi, dzikir yang terdengung dari bibir
lahir dari nafas-nafas pemburu nafsu
lahir dari jiwa penuh dosa
Allahku...
Bila Kau mintakan aku pertanggung jawaban atas dosa-dosa
aku mohonkan dengan Kemaha pengampunan-MU untuk menghapus nodaku
bila Kau seret aku ke neraka akan kukatakan bahwa aku mencintai-MU
Tuhan...
Ampuni kebodohanku, tunjukilah jalan yang Engkau ridhoi
hingga nyawa ini terpisah dari jasad yang memenjara
dan pertemuan dengan-MU tiba saatnya
kurniakan anugerah untuk menatap wajah-MU
dengan kerinduan yang mendalam
juga cinta yang menghujam
ILAHY..
izinkan aku berubah...



Katakan padaku dimana duri yang melukaimu
hingga buatmu terhenti karena darah yang mengucur
dan membalik arah dari rumahku yang kuyup oleh air rindu
taukah kau taman kita masih basah
juga melati yang kita tanam masih segar
Tak inginkah kau menengoknya barang sebentar?
tiap pagi masih kusempatkan untuk menyiraminya
sampai kuncup itu bermekaran
hanya aku seorang diri bersama sepotong ilusi tentangmu menemani
membayangkan senyumku berbalas pelukan
dan tangan kita bergandeng menuju istana peristirahatan
bersama kita menyanyikan kidung cinta hamba
menunggu datangnya imam kita melakar janji dibawah payung ILAHY
untuk senja yang sinarnya menjingga
baluri mega dengan cahaya cinta
langit hatikupun mengikut irama tasbih angin yang mengalunkan kerinduan
lalu memaksa lidah bunyikan getar pemujaan
aku telah ikhlaskan untuk kata yang terlanjur menjerat sakit
telah kuhilangkan segala sangka yang menikam
yang membuat layu bunga persaudaraan
dan kini tiada ingini yang lain
hanya senyum dan uluran jabat hangat tanganmu
saudariku....


Kidung Pasrah Sang Hamba

Disudut ruang harap
dengan muhasabah mata sembab
menabur benih kasih pada hati yang tersisih
tersamar dalam keterasingan diri
aku semakin hilang...
semua warna semakin jauh dari terang
hanya kepada-NYA Yang Maha Penyayang
kusandarkan rapuhnya raga
kuleburkan diri dalam fananya dunia
hingga terasa kosong
tiada teraba pun tiada terasa
hampakah???
Ooo... Allah kekasih hamba..
rasa apakah ini?
Rasa yang merajai hatiku ini
adakah ini pasrah yang salah?
Gerimis dari bilik hati kian menjadi
bukan hanya dalam hati kini
semakin deras saja berjatuhan kebumi
kala kulantunkan kalam cinta-MU Rabby
terhempasku dalam kerinduan yang semakin menantang
membuat jiwaku tergoncang
di senja yang kian memudar
gemetar tubuh rentan ini menggelepar
karena kedahsyatan-Mu Ya Malikul qudus
teringat kata-MU
"Alladzina aamanu watathomainnu quluubuhum bidzikrillah
alaa bidzikrillahi tathomainnul quluub"
kini kutemukan damai itu
dalam kidung doa pasrah hamba
yang mengharap keridhoan-Mu semata
dengan iringan tasbih sang jingga
lidah kini kelu sudah akan sebutan cinta
hanya ratap lirih tahmid terdengar samar kepermukaan
mengantar keperaduan indah dengan kuntum bunga merekah
tenggelam dalam muhasabah hamba
menciumi keluar masuknya udara
memeluk erat detak nadi yang berbicara
mengagungkan-MU wahai Pencipta Cinta...


*Muhasabah dalam pasrah

Sumber : http://www.eramuslim.com/oase-iman/jagalah-kehormatanmu-wahai-ukhti.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar