Rabu, 07 Juli 2010

Kisah Tsa’labah Bin Abdurrahman r.a

Seorang pemuda dari kaum anshar yang bernama Tsa’labah bin Abdurrahman telah masuk Islam. Dia sangat setia melayani Rasulullah saw. dengan cekatan.

Suatu ketika Rasulullah saw. mengutusnya untuk suatu keperluan. Dalam perjalanannya dia melewati rumah salah seorang dari Anshar, kemudian tanpa sengaja dirinya melihat seorang wanita Anshar yang sedang mandi. Dia takut akan turun wahyu kepada Rasulullah saw. bila ia mengatakan perihal perbuatannya itu. Maka dia pun akhirnya pergi melarikan diri.

Dia menuju ke sebuah bukit yg berada diantara Mekkah dan Madinah dan terus mendakinya.

Selama empat puluh hari Rasulullah saw. kehilangan dia. Lalu Jibril alaihissalam turun kepada Nabi saw. dan berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam buatmu dan berfirman kepadamu, `Sesungguhnya seorang laki-laki dari umatmu berada di bukit ini sedang memohon perlindungan kepada-Ku.”

Maka Nabi saw. akhirnya meminta, “Wahai Umar dan Salman! Pergilah cari Tsa’laba bin Aburrahman di sebuah bukit antara Mekkah dan Madinah, lalu bawalah kemari.” Keduanya pun lalu pergi menyusuri perbukitan Madinah.


Dalam pencariannya itu mereka bertemu dengan salah seorang penggembala Madinah yang bernama Dzufafah.
Umar bertanya kepadanya, “Apakah engkau tahu seorang pemuda di antara perbukitan ini?”
Penggembala itu menjawab, “Jangan-jangan yg engkau maksud seorang laki-laki yang lari dari neraka Jahanam?”
“Bagaimana engkau tahu bahwa dia lari dari neraka Jahanam?” tanya Umar.
Dzaufafah menjawab, “Karena, apabila malam telah tiba, dia keluar kepada kami dari perbukitan ini dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, “Mengapa tidak cabut saja nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti keputusan!”

“Ya, dialah yg kami maksud,” tegas Umar. Akhirnya mereka bertiga pergi bersama-sama.
Ketika malam menjelang, keluarlah dia dari antara perbukitan itu dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, “Wahai, seandainya saja Engkau cabut nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti-nanti keputusan!”

Lalu Umar menghampirinya dan mendekapnya. Tsa’labah berkata, “Wahai Umar! Apakah Rasulullah telah mengetahui dosaku?”
“Aku tidak tahu, yg jelas kemarin beliau menyebut-nyebut namamu lalu mengutus aku dan Salman untuk mencarimu.”
Tsa’labah berkata, “Wahai Umar! Jangan kau bawa aku menghadap beliau kecuali dia dalam keadaan shalat”

Ketika mereka menemui Rasulullah saw, beliau kebetulan tengah melakukan shalat, Umar dan Salman segera mengisi shaf. Tatkala Tsa’laba mendengar bacaan sholat Nabi saw, dia pun tersungkur pingsan.
Setelah Nabi mengucapkan salam, beliau bersabda, “Wahai Umar! Salman! Apakah yang telah kau lakukan terhadap Tsa’labah?”
Keduanya menjawab, “Ini dia, wahai Rasulullah saw!” Maka Rasulullah berdiri dan menggerak-gerakkan Tsa’labah yg membuatnya tersadar.

Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Mengapa engkau menghilang dariku?”

Tsa’labah menjawab, “Dosaku, ya Rasulullah!”

Beliau mengatakan, “Bukankah telah kuajarkan kepadamu suatu ayat yg apat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan?”

“Benar, wahai Rasulullah.”

Rasulullah saw. bersabda, “Katakan… Ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari azab neraka.” (QS al-Baqarah:201)

Tsa’labah berkata, “Dosaku, wahai Rasulullah, sangat besar.”

Beliau bersabda,”Akan tetapi kalamullah lebih besar.”

Kemudian Rasulullah menyuruh Tsa’labah agar pulang kerumahnya.
Di rumah dia jatuh sakit selama delapan hari. Mendengar Tsa’labah sakit, Salman pun datang menghadap Rasulullah saw. lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Masihkah engkau mengingat Tsa’labah? Deia sekarang sedang sakit keras.”

Maka Rasulullah saw. datang menemuinya dan meletakkan kepala Tsa’labah di atas pangkuan beliau. Akan tetapi Tsa’labah menyingkirkan kepalanya dari pangkuan beliau.”

Mengapa engkau singkirkan kepalamu dari pangkuanku?” tanya Rasulullah saw.

“Karena aku penuh dengan dosa.” Jawabnya

Beliau bertanya lagi, “Bagaimana yang engkau rasakan?”

“Seperti dikerubuti semut pada tulang, daging, dan kulitku.” Jawab Tsa’labah.

Beliau bertanya, “Apa yang kau inginkan?”

“Ampunan dari Tuhanku.” Jawab Tsa’labah.

Maka turunlah Jibril as. dan berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu, `Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula.’
Maka segera Rasulullah saw. membertahukan hal itu kepadanya. Mendengar berita itu, terpekiklah Tsa’labah dan langsung ia meninggal. Lalu Rasulullah saw. memerintahkan agar Tsa’labah segera dimandikan dan dikafani.

Ketika telah selesai menshalatkan, Rasulullah saw. berjalan sambil berjingkat-jingkat.
Setelah selesai pemakamannya, para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah! Kami lihat engkau berjalan sambil berjingkat-jingkat.”
Beliau bersabda, “Demi Zat yang telah mengutus aku sebagai seorang nabi yang sebenarnya! Karena, banyaknya malaikat yang turut melayat Tsa’labah.” (Subhanallah..)

Sahabat..

Semoga kisah Tsa’labah bin Abdurrahman r.a bermanfaat bagi kita..
Betapa beliau sangat takut dengan dosa dan tidak pernah meremehkan dosa kecil yang diperbuatnya sekalipun tanpa sengaja..

Allah berfirman:

“Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat (dosa), merekapun berkata:" Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi ". (QS. al-A'raf (7) : 149)

“Katakanlah:" Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar (39) : 53)

Oleh karena itu, apa yang harus kita perbuat:

“Patuhilah seruan Rabbmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu)”. (QS. as-Syura (42) : 47)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran (3) : 133)

Wassalam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar