Rabu, 24 Februari 2010

Juga Untukmu.....wahai Para Istri...

Terasa tidak adil kalau ada sebuah ketiakharmonisan dalam rumah tangga kita limpahkan tanggung jawab kepada salah satunya saja ( suami atau istri ). Harus diakui, minimalnya suami maupun istri punya andil didalamnya.

Kisah yang saya sebutkan diawal pembahasan pada edisi lalu tentang ibu-ibu yang memakan daging suami mereka sendiri dalam majelis obrolan sesama mereka, tidak mesti hanya lantaran kesalahan suami mereka. Bahkan sangat mungkin si suami sudah berbuat yang benar namun si istrilah yang tidak pernah mengerti dan memahami.

Maka pada edisi ini saya tunjukan untaian nasehat ini kepada para istri. Semoga semuanya bisa menjalankan apa yang seharusnya dia kerjakan, sehingga yang lainnya akan mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan. Wallahul Muwaffiq.

Terimalah Kodratmu dan Sadarilah Posisimu
Semoga Allah merahmati orang yang bisa menempatkan dirinya pada tempatnya yang tepat. Saat sebagai suami dia mengetahui bahwa dia adalah seorang suami yang wajib mempergauli istrinya dengan baik. Demikian juga, tatkala Ia sebagai istri dia mengetahui hak dan kewajiban serta tanggungjawabnya yang besar dengan benar.

Sangat miris hati ini tatkala ada sebagian istri yang mengatakan: " Enak ya jadi suami, setiap hati keluar rumah. Bisa berganti-ganti suasana. Berbeda dengan istri yang setiap hari dirumah dan hanya berkutat dengan dapur dan anak ". Atau kalimat yang senada.

Ketahuilah wahai ukhti muslimah!!!
Allah SWT dan Rasulullah saw telah menempatkanmu pada posisi yang mulia. Perhatikanlah hadits berikut ini: Dari Abdurrahman bin Auf, berkata: Rasulullah saw bersabda: " Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa bulan ramadhan, menjaga farjinya, menaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: 'Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engaku kehendaki'." ( HR.Ahmad 1664 dengan sanad hasan. Lihat Adab az-Zafaf oleh Syaikh al-Albani hal.286 )

Jalan menuju surga, tempat yang penuh dengan ketenangan dan keindahan nan kekal dan abadi telah dibentangkan dihadapanmu. Salah satu jalannya adalah taat pada suami.

Sadarilah olehmu bahwa dimanapun Allah dan Rasulullah saw menyebutkan tentang dirimu, pasti menyebutkan tentang ketaatan kepada suami. Terlalu banyak ayat dan hadits yang membicarakan tentang ini dan saya kira engkau sudah mengetahuinya.

Maka sadarlah bahwa engkau adalah seorang istri....Sekali lagi, engkau adalah seorang istri yang seharusnya selalu taat kepada suamimu selagi dia tidak memerintahkan kepada kemaksiatan.

Pahamilah Suamimu
Seorang suami telah dikodratkan oleh Allah untuk menjadi kepala keluarga. Dialah yang diberi kewajiban oleh Allah dan Rasul-Nya untuk memberi nafkah kepada istri dan anaknya. Hal ini berkonsekuensi wajib baginya mencari pekerjaan, yang terkadang pada zaman seperti sekarang ini tidak semua orang mendapatkan usaha yang sesuai dengan bidangnya. Betapa banyak sarjana yang pekerjaannya di luar keahliannya, apalagi lainnya!!!

Sulitnya mencari pekerjaan dan capainya bekerja di luar rumah bagi sang suami akan terasa ringan kalau didukung secara moril oleh si istri. Bebannya akan menjadi sedikit ringan secara psikologis kalau istrinya ikut mendukung dan senang dengan apa yang dia kerjakan sekarang. Namun kalau kebalikannya??? Cobalah bayangkan, kalau suami sudah capai mencari pekerjaan, sudah sangat lelah di luar rumah, tiba-tiba sampai di rumah ditumpuki lagi dengan sikap istrinya yang sangat tidak mengenakkan.

Wahai saudariku...
Yang harus engkau perhatikan juga, sebuah pernikahan adalah mengumpulkan dua insan yang berbeda. Berbeda dalam jenis kelaminnya, berbeda dalam karakter dasarnya, berbeda dalam latar belakang keluarganya, berbeda dalam latar belakang lingkungan dan pendidikannya, berbeda dalam unsur-unsur yang mempengaruhi jiwa dan pikirannya. Dan mungkin berbeda dalam cara pandang dan cita-citanya, serta perbedaan-perbedaan lainnya.

Akan sangat mustahil kalau ditemukan sepasang suami istri yang benar-benar sama dalam segala sesuatu. Siapakah contoh keluarga yang benar-benar dapat kita jadikan panutan? Bukankah keluarganya Rasulullah saw? Meskipun begitu, apakah selamat dari berbagai macam perbedaan semacam ini? Tidak wahai saudariku.

Yang bisa dilakukan adalah saling memahami dan menghargai. Wahai suami, pahamilah istrimu. Dan wahai istri,pahamilah suamimu.

Saat si suami harus keluar malam, saat dia harus meninggalkan rumah barang satu minggu atau dua minggu untuk sebuah keperluan yang bermanfaat, maka sadarilah kalau memang itu adalah tugas dan kewajibannya yang butuh dukungan dan kerelaan darimu.

Bukankah Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintahkan, dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal ". ( HR. Thabrani dengan sanad shahih, lihat Shahid al-Jami' 3299 )

Begitu juga sebaliknya. Saat si istri harus ngambek karena ada sesuatu yang membuatnya tidak senang, maka wahai suami sadarilah bahwa itu adalah pembawaan fithrah wanita. Dia tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, yang kalau engkau sikapi dengan keras saat itu maka akan segera akan patah dan rusak.

Jangan pernah terbayang dalam benakmu, salah satu dari suami maupun istri berpikir bahwa yang lainnya harus sama persis dengannya laksana kertas fotocopy. Karena kalau itu yang engkau inginkan, maka bukannya akan membuatmu senang namun akan menjadikanmu semakin sensitif dengan segala perbedaan.

Teganya Engkau Makan Daging Suamimu Sendiri!!!
Suatu ketika Rasulullah saw berjalan-jalan bersama Ummul Mu'minin Aisyah. Lalu Aisyah mengatakan: " Cukuplah bagimu bahwa Shafiyah ( Yakni istri Rasulullah saw yang lainnya ) itu begini dan begitu ( maksudnya bahwa dia itu pendek )". Maka Rasulullah saw bersabda: " Engkau barusan mengucapkan sebuah kalimat, seandainya dicelupkan ke lautan pasti akan berubah warnanya ". ( HR.Abu Dawud 4875, Tirmidzi 2502, Ahmad 6/128. Shahih, lihat al-Misykah 4853 )

Perhatikanlah ucapan ghibah yang tidak seberapa ini yang dikatakan oleh Aisyah-wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah saw-namun beliau tetap mengatakan sebagaimana hadits diatas. Lalu bagaimana kalau seandainya yang melakukan hal ini adalah seorang istri untuk membongkar aib suaminya sendiri.

Kalau seandainya engkau membongkar aib suamimu untuk mencari sebuah solusi dengan cara menyampaikannya kepada seseorang yang diperkirakan dapat membantunya menasehati si suami, atau menahan kedzalimannya kalau memang dia suami yang dzalim, maka itu adalah sesuatu yang sangat baik sebagaimana pernah dilakukan oleh Hindun binti Utbah, Dari Aisyah bahwasannya Hindun binti Utbah berkata: " Wahai Rasulullah,sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang yang sangat kikir, dia tidak memberikan kepadaku nafkah yang cukup bagiku dan bagi anakku kecuali kalau saya mengambilnya tanpa sepengetahuan dirinya". Maka Rasulullah saw bersabda: " Ambillah yang cukup untukmu dan anakmu dengan cara yang baik ". ( HR. Bukhari 5346, Muslim 1714 )

Allah SWT menggambarkan bahwa orang yang mengghibah orang lain adalah seperti memakan mayatnya. Perhatikanlah firman Allah , " Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Dan janganlah sebagiam diantara kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik dengannya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. ( QS. Al Hujarat(49):12 )

Kalau memang bagitu, tegakah engkau memakan daging bangkai seseorang yang banyak berbuat kebaikan kepadamu???


Teruntuk Istriku
Karya : Erwin Arianto,se

sore yang hangat ruap harum secangkir kopi
demikianlah sayangku kumaknai bahagia
begitu sederhana tercipta setiap saat bersama
bukan hanya dalam benak mimpi kita

Teruntuk Istriku Yang Menawan
karena rasa adalah keindahan,
tak ada nirwana di awan mengembara
Tetaplah kau diam disana

teruntuk Istriku yang tercantik
Terimaskih ku atas cinta yang menarik
Yang kau balurkan padaku setiap detik
Bukan Hanya buaian yang menggelitik

Teruntuk Istriku yang teristimewa
Tahu kah kau, ku sangat mencinta
Dengan seluruh hati ku beri salamanya
Untuk Dirimu yang selalu kucinta

Untuk istri ku yang setia
Kau telah hapus semua duka
Semoga sang Maha pencipta memberi karunia
Agar bisa bersama sampai di hari senja


Agar Bahagia Dengan Suami

1. Jangan membiarkan suami anda memandang dalam keadaan anda tidak menggembirakannya. Wanita yang paling baik adalah wanita yang selalu membuat suaminya bahagia.

2. Hendaklah senyum itu senatiasa menghiasi bibirmu setiap anda dipandang oleh sang suami.

3. Perbanyaklah mencari keridhan suami dengan mentaatinya, sejauh mana ketaatan anda kepada suami, sejauh itu pulalah dia merasakan cintamu kepadanya dan dia akan segera menuju keridhaanmu.

4. Pilihlah waktu yang tepat untuk meluruskan kesalahan suami.

5. Jadilah anda orang yang lapang dada, janganlah sekali-kali menyebut-nyebut kekurangan suami anda kepada orang lain.

6. Perbaikilah kesalahan suami dengan segala kemampuan dan kecintaan yang anda miliki, janganlah berusaha melukai perasaannya.

7. Janganlah memuji-muji laki-laki lain dihadapan suami kecuali sifat diniyah yang ada pada laki-laki tersebut.

8. Jangan engkau benarkan ucapan negatif dari orang lain tentang suamimu.

9. Upayakan untuk tampil di depan suamimu dengan perbuatan yang disenanginya dan ucapan yang disenanginya pula.

10. Berilah pengertian kepada suami anda agar dia menghormatimu dan saling menghormati dalam semua urusan.

11. Anda harus selalu merasa senang berkunjung kepada kedua orang tuanya.

12. Janganlah anda menampakkan kejemuan padanya, jika terjadi kekurangan materi Ingatlah bahwa apa yang ia berikan kepadamu sudah lebih dari cukup.

13. Biasakanlah anda tertawa bila ia tertawa, menangis dan bersedih jika ia bersedih. Karena bersatunya perasaan akan melahirkan perasaan cinta kasih.

14. Diam dan perhatikanlah jika ia berbicara.

15. Janganlah banyak mengingatkan bahwa anda pernah meminta sesuatu kepadanya. Bahkan jangan diingatkan kecuali jika anda tahu bahwa ia mudah untuk diingatkan.

16. Janganlah anda mengulangi kesalahan yang tidak disenangi oleh suami anda dan ia tidak suka melihatnya.

17. Jangan lupa bila anda melihat suami anda shalat sunnah di rumah, hendaknya anda berdiri dan ikut shalat dibelakangnya. Jika ia membaca, hendaknya anda duduk mendengarkannya.

18. Jangan berlebih-lebihan berbicara tentang angan-angan pribadi di depan suami, tetapi mintalah selalu agar ia menyebutkan keinginan pribadinya di depanmu.

19. Janganlah mendahulukan pendapatmu dari pendapatnya pada setiap masalah, baik yang kecil maupun yang besar. Hendaklah cintamu kepadanya mendorong anda mendahulukan pendapatnya.

20. Janganlah anda mengerjakan shaum sunnah kecuali dengan izinnya, dan jangan keluar rumah kecuali dengan sepengetahuannya.

21. Jagalah rahasia yang disampaikan kepadamu dan janganlah menyebarkannya sekalipun kepada kedua orang tuanya.

22. Hati-hati jangan sampai menyebut-nyebut bahwa anda lebih tinggi derajatnya dari derajat suami. Hal itu akan mengundang kebencian kepadamu.

23. Jika salah satu dari orang tuanya sakit atau kerabatnya, maka anda punya kewajiban untuk menjenguk bersamanya.

24. Sesuaikanlah peralatan rumah tangga anda dengan barang-barang yang disenangi suami anda.

25. Jangan sampai anda meninggalkan rumah meskipun sedang bertengkar dengannya.

26. Katakanlah kejemuan dan kebosananmu ketika ia sudah meninggalkan rumah.

27. Terimalah udzurnya ketika ia membatalkan janjinya untuk keluar bersamamu, karena mungkin ia terpaksa memenuhi panggilan orang yang datang kepadanya.

28. Hindari sifat cemburu, sesungguhnya cemburu adalah senjata penghancur.

29. Janganlah mengabaikan pemimpinmu (suami) dengan alasan bahwa ia telah menjadi suamimu.

30. Janganlah anda berbicara dengan sang suami, seakan-akan anda suci dan dia berdosa.

31. Jagalah perasaannya, jangan gembira ketika dia sedang sedih dan jangan menangis ketika dia gembira.

32. Perbanyaklah menyebut-nyebut keutamaan suami di hadapannya.

33. Perlihatkan kepada suamimu bahwa anda turut merasakan apa yang dirasakan sang suami tatkala ia tidak berhasil mencapai maksud dan tujuannya.

34. Perbaharuilah (tekad suami) ketika terjadi kegagalan.

35. Jauhilah sifat dusta karena hal itu kanmenyakitkannya.

36. Ingatkanlah selalu pada suamimu bahwa anda tidak tahu (bagaimana nasib anda) seandainya anda tidak dipersunting olehnya.

37. Ucapkanlah rasa syukur dan terima kasih pada waktu ia memberikan sesuatu kepadamu.

Sumber: "Nasehat kepada para Muslimah", bagian kedua, Fathi Majdi as-Sayyid., Pustaka Arafah, Cetakan I: April 2001/Muharram 1422H, hal.66-70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar