Sabtu, 06 Februari 2010

MENGENAL SEKILAS HINDU & BUDDHA DALAM PERSPEKTIF ISLAM: Petunjuk Tentang Nabi Terakhir Itu Ada di Sana (Dalam Alkitab. Bag. 2)

* (Maaf, utk kalangan sendiri/muslim)

SISTEM PENGABARAN INJIL DEWASA INI

Menjelaskan Ketuhanan Dengan Perumpamaan

Di masa sekarang, para misionaris gereja menyebarkan Injil melalui berbagai cara. Di antaranya melalui “diakona” (pelayanan masyarakat) agar orang tertarik atas kebaikan misionaris Nasrani. Mereka juga melakukan “brain washing” (cuci otak) dengan menggunakan teologi dan filsafat pada manusia, yaitu berupa pendapat-pendapat pribadi buatan manusia yang sudah barang tentu tidak ada ayatnya di dalam Alkitab. Di antara mereka ada yang berkata bahwa orang tidak akan dapat memahami dogma trinitas sebelum memeluk agama Nasrani.

Sebagai contoh, mereka mengatakan bahwa apabila seseorang hanya melihat sebuah rumah dari luar, tanpa memasuki rumah itu, maka orang itu tidak akan dapat mengetahui hakikat rumah itu. Orang itu tidak akan dapat melihat keindahan ruang tamu, bentuk kamar dan lain sebagainya. Begitu pula setiap manusia, dia tidak akan dapat mengenali kebenaran trinitas kecuali dengan masuk agama Nasrani.

Para teolog Nasrani memberi perumpamaan Trinitas dengan sebuah ruangan. Satu ruangan harus terdiri dari tiga unsur, yaitu panjang, lebar dan tinggi. Jika salah satunya tidak ada maka tidak akan ada ruangan. Begitu pula tuhan, Ia harus terdiri dari tiga oknum, jika salah satunya tidak ada maka tidak akan ada Tuhan.

Ada juga yang memberi perumpamaan trinitas dengan H2O, yaitu bisa berupa air, uap dan es. Tetapi pada hakikatnya, ketiga wujud itu adalah satu yaitu H2O. Demikian pula Tuhan Allah, walaupun berbeda wujud (Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Roh Kudus), tetapi pada hakikatnya mereka adalah satu.

Argumentasi tersebut seakan-akan benar. Tetapi masalahnya, di dalam Alkitab telah dikatakan bahwa Allah tidak bisa disamakan atau diumpamakan dengan apa pun juga (Mazmur 86: 8; Yesaya 40: 25; 2 Samuel 7: 22).

Maka jika perumpamaan di atas tetap dipakai untuk membuktikan kebenaran trinitas, kesalahannya justru akan semakin fatal. Sebab:
1. Jika Tuhan diidentifikasikan dengan ruangan yang harus terdiri dari tiga unsur, berarti Tuhan terdiri dari tiga unsur juga. Sekaligus menunjukkan bahwa Tuhan terbentuk dari tiga unsur. Artinya, Tuhan tercipta dari unsur-unsur. Bukan sebagai pencipta. Ini jelas menyesatkan.

2. Jika Tuhan diumpamakan dengan air, uap dan es yang pada hakikatnya adalah H2O, maka perlu disadari bahwa molekul H2O juga terdiri dari tiga unsur, yaitu dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Artinya, Tuhan tercipta dari unsur-unsur. Bukan sebagai pencipta. Ini juga jelas menyesatkan.

3. Mengenai orang tidak bisa memahami trinitas sebelum masuk agama Nasrani, maka dapat dikatakan bahwa doktrin trinitas itu hanyalah ilusi yang dipaksakan pada diri seseorang. Sehingga siapa saja yang telah terjerat dalam ilusi tersebut, maka dia tidak akan dapat, atau minimal sulit untuk keluar lagi.

Melakukan Perubahan Dalam Alkitab

Di dalam Alkitab dikatakan, siapa pun tidak boleh merubah, mengurangi atau menambahkan perkataan apa pun di dalam Alkitab (Wahyu 22: 18-19), tetapi ternyata, mereka sendiri yang melanggarnya. Sebagai contoh:

Dalam Alkitab tahun 1968 yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, Imamat 11: 7 berbunyi:
“Demikian juga babi, meskipun berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.”

Sedangkan dalam Alkitab tahun 1979 berbunyi:
“Demikian juga babi hutan, karena berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.”

Samakah antara babi dengan babi hutan? Sudah pasti tidak sama. Karena jika yang dimaksud adalah babi, maka artinya: babi apa saja, haram untuk dimakan. Tapi bila sudah ditambah walau hanya satu kata, menjadi babi hutan, maka maknanya telah berubah, yaitu: babi apa saja (termasuk babi peliharaan) boleh dimakan, kecuali babi hutan. Atau, bisa saja nanti diganti lagi menjadi babi planet Mars, sehingga babi jenis apa pun yang ada di planet bumi ini boleh dimakan.

Dalam The Holy Bible, New International Version , Ulangan 18: 18 berbunyi:
“I will raise up for them a prophet like you from among their brothers. I will put My words in his mouth, and he will tell them everything I command him.”

(Aku akan membangkitkan bagi mereka seorang nabi seperti kamu dari antara saudara mereka. Aku akan menempatkan firman-Ku dalam mulutnya, dan dia akan mengatakan kepada mereka apa yang Aku perintahkan kepadanya)

Dalam The Children’s Living Bible , Ulangan 18: 18 berbunyi:
“I will raise up from among them a prophet, an Israeli like you. I will tell him what to say and he shall be My spokesman to the people.”

(Aku akan membangkitkan seorang nabi dari antara mereka, seorang Israel seperti kamu. Aku akan mengatakan kepadanya apa yang harus dikatakan, dan dia akan menjadi juru bicara-Ku kepada manusia)

Samakah antara an Israeli (seorang bangsa Israel) dengan their brothers (saudara-saudara mereka)? Sudah pasti tidak sama. Untuk memudahkan melihat perbedaannya, dapat dijabarkan sebagai berikut:

Ishak X Saudaranya Ishak (Ismail)
Saudaranya Ishak (Ismail) bukanlah Ishak

Bangsa Israel X Saudaranya bangsa Israel (Arab)
Bangsa Arab bukanlah bangsa Israel

Di dalam Alkitab yang sekarang, Markus 16 berakhir pada ayat 20.
Tetapi pada The Children Counselor’s New Testament , Markus 16 berakhir hanya sampai ayat 8 (copy dari aslinya terlampir, lihat: Lampiran I). Pada bagian akhir terdapat footnote yang berbunyi,
“This verses are omitted by the better MSS. An alternative shorter ending is found in some.”

(Ayat-ayat ini dihapus oleh terjemah MSS yang lebih baik/terbaik. Pemotongan seperti ini dapat ditemukan dalam beberapa versi Alkitab).

Tetapi anehnya, meskipun sudah tahu pada dua manuskrip tertua tidak terdapat ayat 9-20 pada Markus 16, dan ini sudah dinyatakan di dalam Alkitab itu sendiri, ternyata Markus 16: 9-20 masih dicantumkan pula. Silakan lihat dalam The Holy Bible, New International Version . Di sana dapat kita lihat adanya garis pemisah antara Markus 16: 8 dengan ayat 9-20. Lalu di bawah garis tersebut tertulis, “The two reliable early manuscripts do not have Markus 16: 9-20.” (lihat: Lampiran II).

Sementara di dalam Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, kita dapat melihat adanya ayat 9-20.

Silakan lihat penjelasan dari Lembaga Biblika Indonesia pada Lampiran III, dan simpulkan sendiri bagaimana sikap para pemuka agama Nasrani terhadap masalah tersebut.

Mengikuti Ajaran Paulus yang Semanis Madu

Apabila kita membaca ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab, dengan mudah akan kita saksikan bahwa Alkitab itu terdiri dari tiga kriteria, yaitu: (1) Firman Allah; (2) Sabda Rasul Allah; (3) Karangan Manusia Biasa.

Karena itulah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur-adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran , padahal kamu mengetahui?” (Ali ‘Imran, QS 3: 71)

“Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya .” (Al Maa-idah, QS 5: 13)

“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Alkitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakan, ‘Ini dari Allah’, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (Al Baqarah, QS 2: 79)

Dari tiga kriteria ayat-ayat Alkitab, yang dijadikan pegangan umat Nasrani sampai saat ini ternyata dari kriteria yang ketiga, yaitu Karangan Manusia Biasa (tulisan Paulus), meskipun isinya jelas-jelas bertentangan dengan dua kriteria lainnya.

Beberapa di antara ayat “ciptaan” Paulus, yang kemudian dijadikan sebagai pegangan adalah:

1. Yesus Sebagai “Anak Allah”
Di dalam surat yang ditujukan kepada Jemaat di Roma dan Galatia, Paulus mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah; dalam surat yang ditujukan kepada Jemaat di Korintus, dikatakan bahwa Allah Bapa yang bertahta di surga itu mempunyai Anak Sulung yang sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakan dan segala sesuatu diciptakan melalui dia. Yaitu dalam ayat:
“Kabar Baik itu mengenai Anak Allah, Tuhan kita Yesus Kristus. Secara manusiawi, ia adalah keturunan Daud. Tetapi secara ilahi Ia ternyata adalah Anak Allah.” (Roma 1: 3-4)

“Sekarang bukan lagi saya yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam diri saya. Hidup ini yang saya hayati sekarang adalah hidup oleh iman kepada Anak Allah yang mengasihi saya dan telah mengurbankan dirinya untuk saya.” (Galatia 2: 20)

“Tetapi bagi kita, Allah hanya satu. Ia Bapa yang menciptakan segala sesuatu. Untuk Dialah kita hidup. Dan Tuhan hanya satu juga, yaitu Yesus Kristus. Melalui Dia segala sesuatu diciptakan, dan karena Dialah maka kita hidup.” (1 Korintus 8: 6)

2. Cukup Percaya ‘Yesus Itu Tuhan’ Akan Selamat

Di dalam surat yang ditujukan kepada Jemaat di Roma, Paulus mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Dan siapa saja yang mau percaya bahwa Yesus adalah 100%Tuhan (yang juga 100% manusia), maka orang itu akan selamat, meskipun selalu berbuat maksiat (melanggar larangan-larangan yang ada di dalam Alkitab); dan di dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia, dikatakan tidak perlu beribadah, cukup percaya saja.

“Sebab kalau saudara mengaku dengan mulutmu bahwa ‘Yesus itu Tuhan’, dan saudara percaya dalam hatimu bahwa Allah sudah menghidupkan Yesus dari kematian, maka saudara akan selamat.” (Roma 10: 9)

“Meskipun begitu kami tahu bahwa orang berbaik kembali dengan Allah hanya karena percaya kepada Yesus Kristus, dan bukan karena menjalankan hukum agama. Kami sendiri pun percaya kepada Yesus Kristus, supaya kami berbaik dengan Allah melalui iman kami itu, bukan karena kami menjalankan hukum agama. Sebab dengan menjalankan hukum agama, tidak seorang pun bisa berbaik kembali dengan Allah.” (Galatia 2: 16)

Itulah ayat-ayat buatan Paulus yang sampai saat ini dijadikan pegangan oleh umat Nasrani meskipun jelas-jelas bertentangan dengan apa yang telah disampaikan oleh Yesus sendiri di dalam Alkitab. Yesus berkata,
”Ingatlah! Semua hak sebagai umat Allah akan dicabut daripadamu dan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menjalankan perintah-perintah Allah (bukan hanya mengimani saja).” (Matius 21: 43).
Dari sini jelaslah sudah, bahwa sebenarnya umat Nasrani sekarang ini bukanlah pengikut Yesus, melainkan pengikut Paulus.

Maka tidak perlu heran kalau Michael H. Hart, seorang ilmuwan terkemuka dunia mengatakan,
”Paulus, lebih dari orang-orang lainnya, bertanggung jawab terhadap peralihan agama Kristen dari sekte Yahudi menjadi agama besar di dunia. Ide sentralnya tentang kesucian Yesus dan pengakuan berdasarkan percaya semata tetap merupakan dasar pemikiran Kristen sepanjang abad-abad berikutnya. Belakangan semua teolog Kristen, termasuk Agustine, Aquinas, Luther, dan Calvin terpengaruh Paulus. Sampai-sampai banyak sarjana beranggapan bahwa Paulus-lah pendiri agama Kristen, bukannya Yesus.” (The 100, A Ranking of the Most Influential Persons in History, edisi Indonesia: Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, hlm. 60-61).

Mengatakan Al-Qur’an Bukan Wahyu Allah

Untuk menggoyahkan akidah umat Islam, tak jarang dan tak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu bukan wahyu Allah (bukan firman Tuhan), tetapi hanya karangan Muhammad saja. Ada pula yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah hasil jiplakan Alkitab. Tetapi liciknya, semua tuduhan itu dilontarkan tanpa bukti-bukti yang konkrit dan ilmiah.

Bagi umat Islam, sebenarnya tidak menjadi masalah bila orang-orang non-Muslim meragukan keaslian Al-Qur’an sebagai wahyu Allah atau mengatakan hasil jiplakan Alkitab bila itu dikatakan di kalangan mereka sendiri. Tetapi akan menjadi masalah bila tuduhan tanpa bukti itu dijadikan sebagai “modal” untuk memurtadkan umat Islam, terutama yang masih awam terhadap ajarannya sendiri.

Karena itu, bila ada di antara umat Islam yang bertemu dengan salah seorang dari mereka yang mengeluarkan tuduhan-tuduhan tersebut, penulis sarankan, sampaikanlah kepada mereka dua ayat saja dari Al-Qur’an, dan mintalah mereka untuk membuktikan dengan “ilmu” yang mereka miliki, secara ilmiah berikut dalil-dalilnya, bahwa ayat-ayat tersebut adalah karangan Muhammad atau hasil menjiplak dari Alkitab. Sebelumnya, katakan kepada mereka, “Kalau kamu orang yang benar, buktikan 2 ayat saja dari Al-Qur’an, bahwa itu adalah karangan Muhammad atau hasil jiplakan Alkitab. Tetapi kalau kamu tidak bisa, dan kamu pasti tidak akan bisa, berarti kamu bukanlah orang yang benar, melainkan orang yang sesat.”

Dua ayat tersebut adalah:
1. Surat Ar Rahman, QS 55: 19-21:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لا يَبْغِيَانِ فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Dia (Allah) mengalirkan dua (macam) laut (air tawar dan air asin) bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak dilampauinya (sehingga keduanya tidak bercampur). Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?”

Air Asin / --- (batas)--- / Air Tawar

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah sekolah, tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Bagaimana mungkin beliau bisa tahu (kalau bukan dari Allah) bahwa bila air asin dan air tawar bertemu, maka keduanya tidak akan bercampur, atau tidak terjadi osmosis? Apalagi sejak dulu tanah Arab miskin air. Sanggupkah seorang yang tidak sekolah, tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, mengarang ayat dengan kandungan ilmiah yang baru bisa diketahui oleh para ilmuwan setelah lebih dari seribu tahun kemudian? Atau, adakah di dalam Alkitab ayat yang sama seperti itu sehingga bisa dijiplak?

2. Surat Al An’aam, QS 6: 125:

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ

“Maka barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (tetap dalam) kesesatan, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki (naik) ke langit.”

Bagaimana mungkin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa tahu (kalau bukan dari Allah) bahwa apabila manusia naik ke langit (ke angkasa), maka dadanya akan sempit dan sesak, karena tidak ada oksigen? Apakah beliau pernah menjadi astronout? Atau, adakah dalam Alkitab ayat yang sama seperti itu sehingga bisa dijiplak?

Karena Al-Qur’an itu adalah wahyu Allah, maka kebenarannya akan tetap terjaga sampai akhir zaman, sehingga mustahil ilmu pengetahuan setinggi apa pun menggugurkan kandungannya. Bahkan yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu semakin menguatkannya. Sedangkan Alkitab, terbukti bahwa satu demi satu ayatnya akan gugur, karena sudah tidak sesuai lagi dan bahkan bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Sebagai pembuktian bahwa ayat-ayat Al-Qur’an akan selalu terjaga kebenarannya sampai akhir zaman dan selalu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, akan penulis kemukakan satu pokok permasalahan, yaitu mengenai Alam Semesta. Kita lihat bagaimana Al-Qur’an berbicara tentang masalah tersebut.

Para ilmuwan membutuhkan waktu berabad-abad lamanya untuk mengetahui bahwa matahari, bumi, planet-planet dan benda-benda angkasa lainnya, pada awalnya berupa nebula (sekumpulan bintang di langit yang tampak seperti massa debu dan gas berpijar yang bercahaya di ruang angkasa). Kemudian, bumi terpisah dari kumpulan tersebut. Dalam hal ini, para ilmuwan mengatakan,
“Milyaran tahun yang lalu alam semesta kita adalah sebuah bagian zat, dan kemudian terjadi sebuah ‘Big Bang’ (ledakan besar) di pusat gumpalan zat raksasa tersebut dan bongkahan zat yang kuat itu mulai beterbangan ke segala arah. Dari ‘Big Bang’ tersebut sistem solar kita berasal, begitu juga galaksi, dan sejak itu tidak ada pertahanan di angkasa terhadap momentum yang dibangkitkan oleh ledakan awal, bintang-bintang dan planet-planet berotasi dalam orbitnya.”

Siapa pun mengetahui, bahwa pengetahuan tersebut mustahil diketahui orang yang hidup 14 abad yang lalu. Tetapi lihatlah, apa yang dikatakan Al-Qur’an 14 abad yang lalu,

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ

“Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Al Anbiyaa’, QS 21: 30).

Di dalam Alkitab dikatakan,
“Segala sesuatu harus diuji, dan yang baik (yang lebih benar) harus diikuti.” (1 Tesalonika 5: 21)

Demikianlah, apa yang penulis sampaikan di atas, semua hanya akan semakin mengukuhkan firman-Nya,

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ثُمَّ كَفَرْتُمْ بِهِ مَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ هُوَ فِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ

“Katakanlah: ‘Bagaimana pendapatmu jika (Al-Qur’an) itu datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. apakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?’” (Fushshilat, QS 41: 52).

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.” (Fushshilat, QS 41: 53).

Menyembah Thaghut Berarti Menyembah Syaitan.

Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa kecuali syirik. Sedangkan perbuatan menyembah Yesus, adalah termasuk perbuatan syirik yang tak mungkin diampuni Allah kecuali orang tersebut meninggalkannya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (An Nisaa’, QS 4: 48)

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa yang dikehendakinya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (An Nisaa’, QS 5: 116)

إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلا إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلا شَيْطَانًا مَرِيدًا

“Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (An Nisaa’, QS 4: 117)

يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا أُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَلا يَجِدُونَ عَنْهَا مَحِيصًا

“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka. Mereka itu tempatnya Jahanam dan mereka tidak memperoleh tempat lari daripadanya.” (An Nisaa’, QS 4: 120-121)

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

”Sungguh telah kafir mereka yang berkata, ’Sesungguhnya Allah ialah Almasih putra Maryam.’ Katakanlah, ’Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Almasih putra Maryam itu beserta ibunya dan orang-orang yang ada di bumi seluruhnya?’ Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi beserta apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendakinya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al Maa-idah, QS 5: 17)

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an di atas, jelaslah sudah bahwa Thaghut yang disembah oleh orang-orang non-Muslim, tidak lain adalah syaitan yang hanya dapat memberikan janji dan angan-angan kosong dengan tipuan belaka.

Tidak akan ada keselamatan terutama di akhirat nanti bagi umat manusia di zaman ini, termasuk jin, kecuali dengan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wan sallam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا وَعْدَ اللَّهِ حَقًّا وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلا

“Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya (selain) dari Allah?” (An Nisaa’, QS 4: 122)

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (kecuali syirik). Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengampun.” (Az Zumar, QS 39: 53)

...Insya Allah bersambung.

Abu Muhammad Herman

* * *

Notes: Untuk lampiran akan ana upload setelah di-scan, insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar