“Di surga mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. Kepada mereka dikatakan, “Salam.” Sebagai ucapan selamat dari Tuhan yang Mahapenyayang.” (QS Yassin: 57-58)
Mahasejahtera, begitu besar nama-Nya. Dalam surat Yassin di atas, yang Mahasejahtera mengucapkan salam pada hamba-hamba-Nya. Salam yang ditujukan sebagai ucapan selamat, telah lulus dan lolos dalam kehidupan yang penuh uji dan coba.
As Salam, Dialah yang menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari segala mara bahaya. Membebaskan dari kesulitan dan kelemahan. Membebaskan dari kekurangan dan kefakiran.
Dialah Allah, yang Mahasalam, yang Mahasejahtera. Sifat-sifatnya terhindar dari warna cemar. Tak ada yang sejahtera, tanpa dinisbahkan pada nama-Nya. Tak ada yang sempurna, tanpa melibatkan nama-Nya.
Karenanya wahai para hamba, jangan pernah bersandar pada pohon yang akan kering dan tumbang. Jangan pernah bergantung pada dahan yang melemah dan patah. Jangan pula bersandar pada manusia, sesungguhnya ia akan menjadi rapuh dan tua pula. Jangan pula bergantung pada sistem yang lahir dari pikiran fana, karena ia juga akan mengalami kadaluarsa. Gantungkan lah diri pada yang Mahatinggi. Sandarkan lah jiwa pada yang Mahaperkasa.
Membahasahi lidah dengan kata sederhana, as Salam akan mengundang pertolongan-Nya. Mereka yang menyebut-Nya akan damai hatinya. Allah adalah tempat berlindung makhluk dari segala rasa tidak aman dan berbagai jenis kejahatan. Dia Mahamenyembuhkan. Dia Mahasempurna yang akan melengkapi segala gundah manusia dengan segala kekurangannya.
Maka dzikirkanlah as Salam untuk menaklukkan hawa nafsu yang bertengger dipundak kita. Dan jadilah tuan atas nafsu, bukan menjadi budak pada nafsu. (Herry Nurdi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar