Sumber pencemaran air tanah terdiri dari polutan alami (mineral dan  mikroorganisme) serta polutan buatan. Polutan buatan manusia seperti  residu (sisa) bahan kimia, yang umumnya lebih berbahaya dibandingkan  polutan alami.
Polutan buatan bisa datang dari limbah rumah tangga, industri maupun  pertanian. LImbah rumah tangga antara lain berupa air sabun bekas  cucian. Dari industri bentuknya lebih beragam. Sementara dari pertanian  antara lain pupuk dan pestisida.
Untuk mendapatkan air tanah dengan kualitas baik, sumur harus dibuat  dengan kedalaman tertentu. Sumur yang terlalu dangkal akan terisi air  permukaan, yang mudah terkontaminasi oleh cemaran atau polutan. Dengan  demikian, air tanah gampang tercemar. Banyak indikator tingkat  pencemaran air tanah, bisa diketahui melalui laboratorium. Namun tingkat  pencemaran itu dapat juga dikenali lewat pengamatan fisik.
Air bersih yang layak untuk dikonsumsi seharusnya tidak berbau, tidak  berasa dan tidak berwarna. Adanya pencemaran menyebabkan perubahan pada  sifat tersebut. Tanda-tanda bahwa air tanah sudah tercemar dapat  dikenali melalui pengamatan fisik. Beberapa di antaranya seperti dikutip  dari India Study Channel, Selasa (25/5/2010) adalah:
Warna
1.  Kekuningan, air tercemar chromium dan materi organik.
2.  Merah kekuningan, itu tercemar besi.
Kekeruhan
1.  Lumpur tanah memberi warna merah kecoklatan.
2.  Koloid (bio zat yang lekat seperti getah atau lem) menyebabkan  kekeruhan.
3.  Lumpur, tanah liat, dan mikroorganisme (plankton & partikel  lainnya) penyebab kekeruhan air.
Rasa dan Bau
1.  Rasa pahit, pemicunya adalah besi, alumunium, mangaan, sulfat &  kapur dalam jumlah besar.
2.  Rasa sabun, itu tercemar alkali (natrium bikarbonat, dan pencuci  detergen).
3.  Rasa payau menunjukkan kandungan garam yang tinggi, terjadi di  sekitar muara sungai.
4.  Bau adalah indikator pencemaran dan pertanda air tidak layak untuk  dikonsumsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar