Jumat, 25 Juni 2010

Mau Tau Rasanya?

Rasa apa sih? Rasa yang sensasinya hanya bisa dialami oleh mereka yang udah nikah. Bukan maksud untuk manas-manasin lho.. ini sekedar sharing...

Sebelum nikah...


Ku sering membayangkan seseorang yang akan mendampingiku. Kadang, perasaan itu begitu kuat. Tak mampu kubendung walau dengan puasa daud. Saat-saat rasa itu memuncak, kuanggap diriku hina karena tak mampu mengendalikan syahwat. Perasaan bersalah terus mengiringiku semenjak tiba waktu balig-ku.

Orang-orang di sekitarku hanya menyeru dan melarangku untuk tidak melakukan anu dan anu... Pacaran ga boleh, apalagi nikah... orang tua bisa marah. Ahhhh... diriku jadi serba salah...

Hingga diri ini bertanya... hei hei hei.. siapa yg salah? Siapa yang salah ketika aku menyukai lawan jenis. Aku berontak. Aku sama sekali tak menginginkan perasaan ini melekat dalam jiwaku. ia muncul dengan sendirinya bersamaan dengan tumbuhnya aku. Sungguh menggangu dan malu hidup di zaman ini dengan tetap membawa hasrat yg selalu menggebu..

Pernah terfikir untuk pacaran dengan perilaku kebabasannya. Tapi, na'udzu billah... ku masih menyakini azab Allah begitu pedih. Azab Allah yg paling ringan itu sakitnya seperti kita menginjak bara api yg sangat panas hingga otak kita mencair dibuatnya. Itu yg kufahami dalam sebuah hadist. Azab ringan tentu untuk dosa yang ringan. Nah, kalo dosa yg gede banget, kaya pacaran dan zina, tak bisa kubayangkan seberapa pedihnya azab Allah untuk mengganjar perbuatan itu...

Waduwww, jadi tambah takut deh hidup zaman sekarang... Dahulu (zaman kejayaan islam), nikah itu begitu gampang...Gak punya uang dan pekerjaan setelah nikah, negara akan memberikannya. Kehidupan islam telah memfasilitasi pernikahan. Sebaliknya, orang akan takut untuk berzina.. Gimana gak takut, hukumannya aja ada yang dicambuk 100x trs diasingkan, sampe ada yang dikubur dan disisakan kepalanya doang untuk dilemparin batu sampe modar alias mati.. Hmm.. andaikan punya mesin waktu, rasanya pengen nengokin kehidupan waktu itu...ku pasti betah karena bisa nikah dan gak mau balik lagi ke zaman sekarang..

Woi sadar woi...menghayalnya kelamaan.. ini tahun 2010 masehi.. bukan lagi Zaman rasulullah, khulafaur rasyidin, umayah, abasiyah ataupun utsmaniyah. Sekarang zaman edan. Zaman gak ada etika dan penuh kebablasan.. (hufft, tersadar lagi deh. Siap-siap menghadapi TBC, tekanan batin cinta).


Itulah kehidupanku dulu (sebelum nikah), atau mungkin kehidupan banyak orang saat ini. Alhamdulillah, berkat tekad iman dan nekat beneran.. akhirnya saya berhasil nikah walau ga punya modal. Akhirnya kudapat menikmati hidup ini. Ibadah pun terasa lebih tenang dan khusu. Gak kepikiran yang aneh dan macem-macem.

Awal-awal pernikahan merupakan saat terindah karena kebutuhan untuk bersanding tercapai sudah. Getaran2 keinginan yang tersendat selama bertahun-tahun, terpenuhi ketika aku menikah.Jiwa tenang dan kehidupan seksual memperoleh legitimasi yang kuat. Erotisme terhadap lingkungan berkurang, ku lebih mampu menundukkan pandangan. Ku tak mudah gelisah ketika melihat lawan jenis. Karena, ku telah memperoleh yang lebih daripada sekedar melihat. Ia ada di rumah dan bisa menemani kapanpun aku mau.

Akhirnya terjawab sudah, siapa yg salah atas kegelisahanku di masa lalu? Yakni, yg menghalangiku utk menikah, baik orang ataupun lingkungan. Nikmat cinta yg telah Allah berikan tak bisa kau padamkan. Cinta hanya bisa diarahkan... Allah yg maha penyayang telah mengarahkan kita untuk menikah...

Ck ck ck.. C I N T A.. begitu dahsyat dan nikmat. "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman). Wallahu a'lamu bish-showab. (Ken Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar